Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Monday, November 21, 2011

Tahun Depan, Harga Teh Dunia Diperkirakan Naik

BANDUNG- Dewi fortuna tampaknya tengah berpihak pada petani teh. Setelah dalam setahun terakhir didera kerugian karena menurunnya produksi dan rendahnya harga, tahun depan diperkirakan mereka bakal memanen untung. Ketua Umum Dewan Teh Indonesia Rachmat Badruddin mengatakan
harga teh dunia membaik. “Dulu oversupply, sekarang sudah mulai berimbang, harga mulai naik dalam 3-4 tahun ini,” kata Rachmat di sela rapat tahunan anggota Dewan Teh Indonesia di Bandung, Kamis, 17 November 2011.
Dia mencontohkan, tahun lalu, saat produksi semua perkebunan turun rata-rata hampir 30 persenan akibat kemarau, masih bisa diimbangi dengan naiknya harga teh. Menurutnya, lonjakan harga komoditas teh signifikan. Pada 4 tahun lalu, harga komoditas itu di pasar dunia rata-ratanya hanya US$ 1,2 per kilogram, tapi saat ini sudah menembus US$ 1,9 per kilogram. “Ini kesempatan emas bagi teh dalam negeri, jangan menunggu,” kata Rachmat.
Rachmat mengatakan, naiknya harga ini disebabkan oleh meningkatnya tren konsumsi teh dua negara berpenduduk besar dunia, yakni Cina dan India. Cina, misalnya, memproduksi 1,2 juta ton teh setahun, sedangkan India 1 juta ton teh setahun. Produksi teh keduanya hampir 80 persennya dikonsumsi untuk kebutuhan domestiknya. Penduduk India dan Cina merupakan peminum teh terbesar. Tren ini membuat situasi perdagangan teh dunia membaik. Dia membandingkan, 20 tahun terakhir ini, situasi perdagangan teh tertekan karena kondisi oversupply barang. “Demand sedikit, harga otomatis turun, itu berlangsung lama,” kata Rachmat.
Namun, paparnya, Indonesia menghadapi situasi penurunan produksi dan kualitas tehnya. Menurutnya, saat ini produksi teh dalam negeri hanya 120 ribu ton setahun. Jumlahnya anjlok dibandingkan produksi teh dalam negeri 7 tahun lalu yang bisa menembus 160 ribu ton. Produksi teh Indonesia itu 60 persen ekspor dan sisanya memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Rachmat mengatakan, penurunan produksi itu disebabkan oleh tekanan oversupply komoditas teh dunia dan naiknya upah buruh perkebunan yang berlangsung dalam 20 tahun terakhir. Upah buruh perkebunan yang terus naik, paparnya, mengambil porsi 55 persen sampai 60 persen biaya produksi teh.
Situasi itu membuat pengusaha perkebunan mengalihkan kebunnya untuk menanam komoditas lain menjadi kebun sawit dan sayuran. Yang lain mengencangkan ikat pinggang dengan membatasi penyemprotan pupuk atau pestisida sehingga mempengaruhi kualitas produksi tehnya.
Dewan Teh Indonesia mencatat, penurunan areal perkebunan teh Indonesia rata-rata 3 ribu hektare setahun. Pada 2005, luas kebun teh nasional menembus 139 ribu hektare, pada 2010 menyusut jadi 126 ribu hektare. Laju penurunan lahan itu, kata Rachmat, menyebabkan produksi teh Indonesia turun hampir 14 ribu ton setahunnya.
Rachmat juga mengingatkan, ada persoalan disparitas dalam produksi teh Indonesia. Dia mencontohkan, dari seluruh kebun teh Indonesia, sekitar 46 persennya, yakni 58 ribu hektare, hanya menyumbang 26 persen dari total produksi teh nasional. Sementara perkebunan teh milik negara, yang porsinya hanya 30 persen luas kebun teh nasional, menyumbang 53 persen produksi teh. Perkebunan swasta, yang porsinya hanya 24 persen lahan kebun teh nasional, menyumbang 21 persen produksi teh nasional.
Membuka pertemuan itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf mengatakan, teh merupakan produk yang identik dengan Jawa Barat. Dia beralasan, 70 persen kebun teh yang ada di Indonesia ada di Jawa Barat.
Dede mengatakan, persoalan yang dihadapi teh Indonesia adalah belum bisa bersaing di dunia internasional. Dia menyarankan perlu didiskusikan khusus soal pemasaran teh itu. ”Apa pun bentuknya, teh tetap teh, cara menjelaskannya pada publik yang tidak paham teh, ini yang perlu didiskusikan,” katanya. ”Perlu cara unik memasarkannya.”
Dede mengingatkan agar pengusaha teh memikirkan nasib petani kebun teh. Dia beralasan, dari identifikasi pemerintah, salah satu kantong kemiskinan ada di wilayah seputaran perkebunan. ”Pemerintah sedang mengejar pengentasan kemiskinan. Salah satu kantongnya ada di perkebunan,” katanya. ”Walaupun tidak semuanya.”(PTPN8)

AHMAD FIKRI (BANDUNG) | ERWINDAR

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum