Apkasindo Ciptakan Pupuk Sawit Tablet
Medan. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) bekerjasama dengan universitas di Riau menciptakan pupuk tablet yang sesuai kondisi tanah dan benih sehingga meningkatkan kualitas Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.
Ketua Umum Apkasindo, Anizar Simanjuntak mengatakan, masalah pupuk palsu masih belum dapat diatasi bahkan sudah menyebar penggunaannya di tingkat petani. Ini tentu membuat kualitas TBS menurun dan kalah dengan produksi kelapa sawit perusahaan swasta.
"Melalui program kerja kita diperiode 2014-2019, Apkasindo bekerjasama dengan universitas di Riau membuat pupuk tablet. Kita juga telah ujicoba penggunaan pupuk tablet di lahan seluas 2.600 hektare di Riau," ujarnya kepada wartawan di Medan, Selasa (16/12).
Dijelaskan Anizar yang kembali terpilih menjadi Ketua Umum Apkasindo secara aklamasi di Munas Apkasindo November 2014 untuk periode 2014-2019 ini, untuk pemupukan ini nantinya harus dilakukan 6 bulan sekali dengan harga jual pupuk tablet sebesar Rp 42 ribu perkotak dengan isi 50 pil.
Proyek Apkasindo ini akan dikembangkan di seluruh Indonesia sehingga produksi tanaman kelapa sawit meningkat. "Awalnya program kerjanya kita membentuk koperasi dulu karena selama ini ada tapi tidak jalan. Setelah ini tumbuh dengan baik, maka mengembangkan pupuk tablet," ucapnya.
Diungkapkan Anizar, pembentukan koperasi yang memiliki petani ini sangat penting. Apalagi melihat luas lahan kelapa sawit yang cukup luas di Indonesia, yang berarti banyak petani di dalamnya menggantungkan perekonomian kehidupannya dari tanaman penghasil CPO tersebut.
"Petani dan pengusaha harus bisa bekerjasama meningkatkan CPO Indonesia dan pemerintah harus mendukungnya dengan aturan-aturan yang tidak merugikan petani dan pengusaha. Karena dari 10 juta hektare luas kelapa sawit di Indonesia, 40% nya lahan petani produksinya masih di bawah produksi normal. Bukan karena hasil jelek atau rendemen rendah, tapi karena tidak ada pembinaan yang bisa menentukan harga dan mutu TBS dan peningkatan SDM nya," kata Anizar.
Sementara harga TBS ditahun depan, menurut Anizar, diprediksi membaik dibandingkan tahun 2014 atau di atas harga Rp 1.400 perkg.
"Sebenarnya ditahun ini, harga TBS masih normal tapi diharapkan tahun depan ada peningkatan karena masalah ekonomi dunia membaik dan industri biodisel berkembang. Meski memang masih banyak petani yang belum masuk ISPO, tapi diharapkan mitra-mitra lain bisa membantu untuk kerja sama," pintanya. ( yuni naibaho)
http://mdn.biz.id/n/136016/
No comments:
Post a Comment