Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Saturday, October 29, 2011

MEMORIES : Menapak sejarah Tembakau Deli Part -1

 TEMBAKAU DELI DALAM INGATAN (Part 1)
Oleh : Prabudi Gunawan,ST.SH. 

Dalam gilasan zaman saat ini ketika banyak orang yang hanya memikirkan masa depannya sendiri-sendiri tidak ada salahnya saya mencoba sedikit corat-coret tentang hal-hal yang menopang bagaimana negeri ini (terutama kota Medan) bisa sepesat sekarang ...dari tanya-tanya dan cari data sana-sini  ternyata tak dapat dipungkiri bahwa Kehadiran Perkebunan lah kemajuan itu berawal....jadi pelopor suatu Transformasi ini adalah "PERUSAHAAN PERKEBUNAN"  dalam hal ini berawal dari "PERKEBUNAN TEMBAKU DELI".
Rasanya tak lengkap jika hanya mendengar dari orang lain, apalagi Tembakau Deli merupakan komotidas yang pernah sangat berjaya di mata dunia pada waktu silam mungkin tak pernah terpikirkan nasibnya kini berubah jadi "TRAGIS", dimusihi hingga hendak dilenyapkan darimuka bumi ini ?????.

Oleh sebab itu disisa-sisa sejarah nama besarnya itulah saya mencoba menapaki kembali sejarah/historial dari Tembakau Deli sebagai pembelajaran dan pembanding dengan komoditas lain yang kini digadang-gadang mungkin saja kelak senasib dengan tembakau ini (karena tiada yang abadi bukan?).

Meskipun dengan segala keterbatasan yang ada, saya coba awali dari sini dulu (bagi yang tulisan saya kutip ,atau ada mau beri masukan saya ucapkan sebelumnya "TERIMAKASIH"  :
 
 Berdasarkan beberapa literatur dapat di rangkai historis Tembakau Deli sbb :

(Foto:1) Sultan Mahmoed Perkasa Alam Sjah van Deli
"Menurut Volker, pada 1860 Medan masih merupakan hutan rimba. Di sana sini, terutama di muara-muara sungai diselingi pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya".

Waktu telah berganti lalu ada seorang turunan Arab bernama Said Abdullah bin Umar Bilsagih, ia adalah saudara ipar dari Sultan Deli, Mahmud Perkasa Alam Deli ) (Foto:1) yang berawal pada tahun 1863 menceritakan tentang keadaan suatu daerah yang disebut pada waktu itu ”Tanah Deli”. kemudian dengan naluri pedagangnya ia mengajak rekan-rekan dagang bangsa Belanda untuk coba menanam tembakau disana.

Pedagang tembakau yang pertama sekali tertarik untuk menanam tembakau di Deli adalah dari Firma J.F van Leeuwen, dan mengirim pegawainya antara lain Tuan Jacobus Nienhuys untuk datang ke Deli dengan kapal “Josephine” milik Firma van Leeuwen Mains & Co.

Tujuan utama pada waktu itu adalah untuk menyelidiki kemungkinan serta prospektif lainnya mengenai penanaman tembakau di Deli, sebagai tindak lanjut informasi yang disampaikan oleh Tuan Said Abdullah.

 ...”Pada awalnya usaha penanaman tembakau ini gagal dan mengalami kerugian cukup besar”.( berdasarkan literatur ) 

Kemudian tim expedisi membuat laporan awal yang menyatakan bahwa “Deli adalah dataran rendah yang berawa-rawa yang sebagian ditutupi hutan-hutan primer yang tidak dapat dijelajahi oleh manusia dan orang-orang pribumi yang tinggal di tepi-tepi sungai membirkan hutan-hutannya didiami oleh monyet, badak harimau, buaya dan binatang buas lainnya serta penyakit malaria.

(Foto :2)  Tuan Jacobus Nienhuys
Mendengar laporan ini maka Firma J. F van Leeuwen menarik diri dari dalam usaha penanaman tembakau di Deli. Hampir semua anggota expedisi pulang kembali ke Jawa, kecuali J. Nienhuys (foto:: 2) karena merasa yakin usahanya akan berhasil, ia meneruskan usahanya dan meminta bantuan biaya dari Tuan P van Den Arend.

Tak lama waktu berselang tahun 1863 Sultan Deli memberikan kepada Jacon Nienhuys, Van der Falk dan Elliot dari Firma Van Keeuwen en Mainz & Co tanah seluas 4.000 bahu (1 bahu = 0,74 ha) itu secara erfpacht 20 tahun di Tanjung Sepassi, dekat Labuhan Deli.

J.Nienhuys untuk yang pertama kalinya berkebun tembakau dengan menggunakan tanah milik Sultan Deli seluas 4.000 Bahu di Tanjung Spassi, dekat Labuhan itu. Niatnya untuk menguji kualitas tembakau hasil panen perkebunannya itu, berujung kegembiaraan.

Pada bulan Maret 1864, Nienhuys mengirim contoh tembakau hasil panennya ke Rotterdam, Belanda. Alhasil daun tembakau itu dianggap berkualitas tinggi untuk bahan cerutu.

Sehingga sejak saat itulah nama tanah Deli melambung di Eropa sebagai penghasil bungkus cerutu terbaik.

Sejak penguasa-penguasa Belanda mulai membebaskan tanah Deli untuk perkebunan tembakau, munculah tokoh perkebunan tembakau Deli selain Jacob Nienhuys, yaitu Van der Falk, dan Elliot yang sebelumnya merupakan pedagang tembakau asal Belanda. Mereka juga yang berinisiatif membuka perkebunan tembakau di Tanah Deli.  

Realisasi tanah seluas 4.000 bahu itu seiring dengan adanya perjanjian tembakau yang ditandatangani oleh Belanda dengan Sultan Deli pada tahun 1865. Kemajuan itu berkembang dengan semakin banyaknya perusahaan perkebunan milik Jacon Nienhuys.


(Foto:3) Kantor Deli Mattschappij (Jalan Tembakau Deli)
Kemudian di tahun 1866 Nienhuys bersama Jannsen, P.W. Clemen, dan Cremer mendirikan perusahaan De Deli Maatschappij yang disingkat Deli Mij di Labuhan. Pada tahun 1869, Nienhuys memindahkan kantor pusat Deli Mij dari Labuhan ke Kampung Medan. Kantor baru itu dibangun di pinggir sungai Deli, tepatnya di kantor  (eks PTPN IX) Jl.Tembakau Deli Medan.(foto:3)
Satu ciri khas yang tidak terimbangi oleh tembakau lain di dunia terletak pada aroma dan ‘taste’ yang diakui bagi kalangan pecinta cerutu. Tembakau Deli menawarkan kandungan kadar nikotin yang cukup relatif lebih rendah dari tembakau lain. Elastisitas daun tembakau Deli sangat baik, karenanya menghasilkan daya bakar dan warna abu yang putih, sebagai ciri khas cerutu berkualitas tinggi.

Perpindahan ini rupanya merangsang pembangunan Medan. “Kampung Medan Putri” semakin ramai dan berkembang, namanya pun berubah menjadi Medan. Kota ini segera menjadi pusat aktivitas pemerintahan dan perdagangan, sekaligus daerah paling maju di Indonesia bagian barat. Pesatnya perkembangan perekonomian mengubah Deli menjadi pusat perdagangan yang mahsyur dengan julukan "het dollar land" alias tanah uang. Mereka kemudian membuka perkebunan baru di daerah Martubung, Sunggal pada 1869, serta sungai Beras dan Klumpang pada 1875.  sehingga jumlahnya mencapai 22 perusahaan perkebunan.
Keistimewaan itu memberi karakter pada tembakau Deli sebagai salah satu tanaman unik dan langka di tanah Deli hingga harganya pun mahal...( biasalah ini hukum bisnis broo,,!!).

Kemudian yang menjadi pertanyaan "penulis" adalah karena daerah ini dikabarkan terdiri hutan dan rawa-rawa lalu siapakah yang mau dipekerjakan didaerah seperti itu ya??   

Seperti yang dituliskan oleh Tengku Luckman Sinar dalam bukunya, dijelaskan bahwa “kuli-kuli perkebunan itu umumnya orang-orang Tionghoa yang didatangkan dari Jawa, Tiongkok, Singapura, atau Malaysia. Belanda menganggap orang lokal malas serta melawan sehingga tidak dapat dijadikan kuli.

Berikut koleksi foto-foto historial yg dapat saya tampilkan :
( foto:4) Pembukaan Untum Kebun Tembakau 
(Foto:5)Buat Bangsal
(Foto : 6)
(Foto:7)Pembukaan kebun Bandar Klippa (tembung)
(Foto:8) Rumah kebun




(Foto:9) Mahmun Al Rasyid Perkasa Alam


(Foto:10) Penandatanganan tenaga kerja Cina untuk perkebunan Deli
Disamping sebagai pekerja di perkebunan tembakau Deli,  sejarah lain orang-orang Cina dengan perkebunan apa ya? ( Contribution Major Tjong Afie )

To be Continue Part -2...TEMBAKAU DELI DALAM INGATAN PART-2

http://cintaperkebunan.blogspot.com/2011/11/tembakau-deli-dalam-ingatan-part-2.html



baca juga link sejenis berikut :


cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum