MELIHAT PENANAMAN TEMBAKAU DELI
kebun bulu cina
(foto:1 bibit tembakau dan lahan yg sudah dipersiapkan./foto by: prabudi Gunawan) |
Hingga kini saya masih terobsesi ingin menapaki jejak jejak Tembakau Deli yang kian "TERANCAM HILANG". Jadi ...sebelum hilang beneran saya ingin mendokumentasikannya...ya apa saja lah yg dapat dikait-kaitkan dengan Ex perusahaan Deli Maatschappij terutama Tanaman Tembakau Deli dan daerah yang pernah diusahakannya....Bukankah Mengenal sejarah itu suatu Ilmu Pengetahuan???
(Foto : 2 ) |
(Foto :3 Bibit tembakau siap tanam) |
Jadi beberapa waktu yang lalu, saya melakukan Single Touring ke kebun-kebun. ceritanya sih sebagai penjelajahan nostalgia gitu.., sebenarnya kali ini scedule saya ke Tandem Hulu tapi, diperjalanan, terlihat bibit tembakau...
nih batin saya berkata... " kayaknya ada persiapan penanaman tembakau tuh"!!.(foto :1, 2,dan 3)Foto:4 |
mengunjungi suatu perkebunan tembakau di tanah Deli ketika itu saat tanam bibit tembakau yaitu kebun bulu cina.Sambil melihat-lihat dan mengobrol2x.
aku mencoba kembali menggali informasi lain atau cerita-cerita meskipun terkesan yang ringan2x saja ...melanjutkan postingan sebelumnya yg berjudul MEMORIES : di Per-KEBUN-an Tembakau BOLOE TJINA Bag.1 dan MEMORIES : di Per-KEBUN-an Tembakau BOLOE TJINA Bag. 2
Sebenarnya ada ada keinginan saya untuk mengetahui langsung dimanakah Tanjung Sepassi, Lalu mengapa disebut daerah ini BOELOE Tjina (Bulu Cina)??
Pertama : cerita dari mulut ke mulut bahwa asal usul lahirnya nama Bulu Cina dikarenakan
dahulu pada saat pertama kali didatangi kawasan ini masih berupa semak-semak tanaman liar dan sebagian besar berupa pohon bambu cina. Kemudian orang-orang pendatang dari Jawa ketika melihat pertama kali langsung menyebutnya daerah Buluh Cina (“Buluh” merupakan nama lain dari Bambu)....benarkah??
Kedua : Menurut orang-orang tua yg pada saat saya melakukan
Observasi itu seperti Bpk. JUPRI ini mantan karyawan dan kebetulan pernah ikut menjadi anak buah ayah saya. Beliau adalah anak mantan
mandor besar di kebun tersebut, beliau mengatakan:
( Bpk Jufri saat memulai berbincangan dengan saya. Foto by : Prabudi Gunawan ) |
“bahwa dahulu memang banyak orang cina di sini
terkumpul di suatu tempat “disana”(sambil nunjuk) yg di beri nama “KEBUN SAYUR” karena memang
ditempat itu banyak sayur-sayuran yg ditanam oleh orang-orang tionghoa itu
seperti kacang panjang,bayam ,ubi, macam-macamlah untuk nyayur(masak)….”
Sambil mendengarkan lalu saya
teringat oh ya…Semula kuli dari daratan Tiongkok Selatan pada 1884 mendominasi
jumlah pekerja di perkebunan.
Sebelum adanya KOELI KOENTRAK dari pulau jawa, yang dipekerjakan di perkebunan milik Deli Maatschappij menurut catatan sejarah yang pernah saya baca adalah memang orang-orang dari cina juga disukai belanda karena "mungkin" teliti ,rajin,dan ulet.
Seperti yang dituliskan oleh Tengku Luckman Sinar dalam bukunya, dijelaskan bahwa "kuli-kuli perkebunan itu umumnya orang-orang Tionghoa yang didatangkan dari Jawa, Tiongkok, Singapura, atau Malaysia.
Sebelum adanya KOELI KOENTRAK dari pulau jawa, yang dipekerjakan di perkebunan milik Deli Maatschappij menurut catatan sejarah yang pernah saya baca adalah memang orang-orang dari cina juga disukai belanda karena "mungkin" teliti ,rajin,dan ulet.
Seperti yang dituliskan oleh Tengku Luckman Sinar dalam bukunya, dijelaskan bahwa "kuli-kuli perkebunan itu umumnya orang-orang Tionghoa yang didatangkan dari Jawa, Tiongkok, Singapura, atau Malaysia.
Pada waktu itu, untuk memudahkan pengawasan dan mencegah persatuan kuli kontrak, kayaknya perkebunan mempekerjakan kuli berdasarkan
etnisitas. Menurut literature pernah juga sih memperkerjakan seperti
penduduk(suku-suku) local yg ada di daerah Sumatera Utara (kini). Kalau saya
tidak salah ni, pembagian tugasnya sebagai berikut :
Foto 2 : prabudi Gunawan / pekerja memperbaiki bangsal |
Kuli China dipekerjakan untuk pembangunan
Bangsal, kuli
Batak dan Melayu
dipekerjakan untuk membuka hutan, kuli Keling di pekerjakan untuk membangun Jalan baru,lalu kuli India di pekerjakan sebagai kusir gerobak sapi, sedangkan kuli Jawa dipekerjakan di perkebunan (mengurusi tanamannya).
Namun, secara bertahap, karena alasan buruh China lebih mahal, maka dominasi mereka pada 1916 mulai terkalahkan oleh buruh Jawa.
selain hal itu karena perkembangan situasi dan kebijakan politik dan ekonomi dunia terutama di negeri para pekerja (kuli) dari luar kekuasaan HINDIA-BELANDA itu, maka untuk mendatangkan lagi orang-orang cina,india,benggali/keling lagi ke wilayah HINDIA BELANDA ini sudah susah/tidak diperbolehkan oleh Negara asalnya karena negaranya sendiri butuh banyak tenaga kerja lokal agar ambisi menjadi Negara Industri tercapai.
Sedangkan penduduk setempat Melayu, Toba, Mandailing, dan Karo tidak suka bekerja di perkebunan mereka umumnya lebih suka mengelola tanahnya sendiri.
Tapi kayaknya sang REVOLUSIONER
perkebunan Belanda ( J.Nienhuys , Jannsen, P.W.
Clemen, dan Cremer ) tak kehabisan akal tuh, dalam mencari alternatif
lain sebagai penambah tenaga kerja di perkebunan tembakaunya yang berkembang
pesat dan lahannya kian luas pula.
Dengan makin banyaknya permintaan
dunia terhadap Tembakau Deli, lalu untuk menanam, merawat, hingga produksi di
bangsal dan gudang tembakau si belanda tu, harus menemukan etnis yang bertangan
dingin lagi, lebih banyak nih..dalam hal mengurus tanaman hidup tembakau yang
manja itu dari tanah DELI ini.. he..he..,sebagaimana hal yg berbeda dengan orang-orang “djava” yg terlebih
dahulu sudah bekerja di perkebunan milik maskapai belanda lain di tanah
seberang yang patuh-patuh dan penuh kelembutan ( dari pulau jawa ) karena
perkebunan tembakau juga sudah ada duluan ditanam di jawa.
akhirnya banyaklah orang – orang
jawa didatangkan ke tanah DELI dengan menggunakan kapal laut. Untuk mendatangkan buruh kontrak
tersebut, perkebunan melakukan berbagai cara di antaranya dengan membentuk biro
atau agen pengerah tenaga kuli kontrak seperti
V.E.D.A (Vrije Emigratie van DPV en AVROS atau V.E.S.P.A.
yang kemudian dibawah pengelolaan AVROS.
Cara lain yang dilakukan adalah dengan
mengirimkan kuli kontrak yang sudah bekerja kembali ke daerah asalnya untuk
mencari kuli kontrak yang baru. Ada TULISAN sejarah lain yaitu :
...“ Tak
lama waktu berselang tahun 1863
Sultan Deli memberikan kepada Jacon Nienhuys, Van der Falk dan Elliot dari
Firma Van Keeuwen en Mainz & Co tanah seluas 4.000 bahu (1 bahu = 0,74 ha)
itu secara erfpacht 20 tahun di Tanjung Sepassi, dekat Labuhan Deli.
J.Nienhuys untuk
yang pertama kalinya berkebun tembakau dengan menggunakan tanah milik Sultan
Deli seluas 4.000 Bahu di Tanjung Spassi, dekat
Labuhan itu.”
Kemudian di tahun 1866 Nienhuys bersama Jannsen, P.W. Clemen, dan Cremer mendirikan perusahaan De Deli Maatschappij yang disingkat Deli Mij di
Labuhan. Pada tahun 1869,”
Ya… Kalau ditarik-tarik daerah pelabuhan tak terlalu jauh dengan
BOELOE TJINA itu sendiri. Jadi menurut saya kayaknya dulu itulah daerah “labuhan”
yang dimaksud itu...kalau bukan,maka yang selalu ingin saya tahu dimanakah sebenarnya wilayah itu?
Terus,.. saya sambil duduk sempat melihat ada plank penunjuk ke Desa Kota Rantang . ada apa rupanya dengan kota rantang??, ..mau tahu?. Dahulu di dekat situ sudah pernah ditemukan situ-situs yang diyakini peninggalan Kerajaan Aru di kota rantang Kec. Hamparan Perak, Deli Serdang, yaitu bekas-bekas adanya perkampungan/peradapan abad ke -13 seperti yg pernah ditayangkan SCTV....
"BAMBANGAN" KEBUN BULU CINA.
mumpung saya teringat posting sedikit nih. Ayah saya bercerita .Dulu pada zaman ayah saya bertugas di sana, ada ADM bernama Bpk. Bambang Soewarno. mengapa ?? sebagai
Administratur Kebun Bulu Cina setelah Belanda tak lagi berkuasa
(dizaman nasionalisasi perkebunan) notabene secara manajerial
dikendalikan oleh orang Indonesia meskipun bukan penduduk asli daerah
ini, namun masih tetap dari jawa ada fakta positif di perumahan/Emplasmen sebagai tempat karyawan berkehidupan di Perkebunan Bulu Cina ini.
Hingga sekarang nama “BAMBANG” ter-abadikan
untuk nama jalan dimana rumah karyawan BULUCINA dengan nama “BAMBANGAN” (bambangan
1,2, dst)karena masa beliau lah rumah-rumah sudah separuh batu diperbanyak
(terkumpul dititik-titik lokasi) sebagai tempat tinggal karyawan kebun BOLOE TJINA
yang mulai bertambah pula.
,,,,,,,,,
Bersambung….
Bacaan TEMBAKAU DELI terkait silahkan pilih :