Sujono, Manfaatkan Masa Pensiun dengan Beternak Etawa
Medan. Mempersiapkan diri menghadapi masa pensiun, penting dipikirkan jauh hari. Inilah yang dilakukan Sujono, seorang pensiunan Angkasa Pura yang kemudian memilih sebagai peternak kambing etawa di kawasan Komplek Perhubungan Udara Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Ketika ditemui, Kamis (17/9) Sujono mengaku sudah mempersiapkan usaha tersebut, enam tahun sebelum memasuki masa pensiun. Persisnya di tahun 1997, dia memanfaatkan lahan di kawasan komplek tersebut dengan 13 ekor kambing etawa.
"Ini mulanya, karena saya kepengin eksis di Medan. Jadi saya berpikir untuk
bisa tetap eksis di Medan harus punya usaha. Karena jika bekerja di salah satu
institusi itu akan ada masanya berhenti,"ujar Sujono.
Dari situ, dia mulai melirik beragam peluang usaha yang bisa dilakoninya. Meski
saat itu masih berkerja sebagai pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
tidak menjadi hambatan untuk mempunyai usaha lainnya.
Beragam usaha dilakoninya, mulai berdagang bawang, hingga beternak ayam,
produksi tahu hingga terakhir budidaya kambing etawa. "Untuk budidaya kambing etawa ini, mulainya sekira tahun 1997. Saat itu, masih pegawai di Angkasa Pura. Ini persis enam tahun menjelang pensiun,"ujarnya yang kini telah memiliki 50 ekor kambing etawa.
Pilihan memilih budidaya kambing etawa ini bukan tanpa alasan. Sujono mengaku ingin membantu masyarakat, karena menyerap tenaga kerja juga karena
susu kambing etawa ini memiliki banyak khasiat.
Misalnya, dengan mengonsumsi susu kambing etawa ini, bisa mencegah osteoporosis, membentuk sistem kekebalan tubuh, dan penyembuhan akibat stroke.
Selain itu juga baik dikonsumsi penderita maag krononis, berfungsi mengatasi sel
kanker, menumbuhkembangkan sel otak dan sel sistem saraf sehingga baik bagi
kecerdasan anak dan menurunkan frekuensi serangan migran.
Prospek bisnis yang begitu menjanjikan tersebut menjadi alasan Sujono tetap
mempertahankan budidaya kambing ini, di samping banyaknya manfaat yang
diperoleh. Karena satu kambing itu setiap harinya minimal bisa menghasilkan
setengah liter susu. Sujono mengaku dari 50 an ekor kambing etawa tersebut,
setiap harinya mampu menghasilkan 10 hingga 15 liter susu. Sementara harga
jual susu perliternya seharga Rp 30 ribuan.
Setelah merintis usaha tersebut, Sujono pun membuka ruang bagi pekerja yang
ingin bermitra dalam budidaya kambing etawa. Setidaknya hal itu dibuktikan sudah ada tiga mitra lainnya yang tertarik berinvestasi dengan usaha kambing etawa ini.
"Berjamaah itu lebih baik daripada sendiri. Coba bayangkan jika semua pegawai
sebelum pensiun dari institusi dia bekerja memiliki usaha seperti ini. Berapa kepalakeluarga yang bisa dibantu kesejahteraannya,"ujar Sujono.
Sekarang ini, sudah ada tiga orang yang bergabung dengannya. "Mereka
menitipkan kambingnya kepada kita,"ujarnya.
Dia juga menyebutkan, budidaya kambing etawa ini, memiliki prospek yang
begitu menjanjikan. Karena hampir semuanya tidak ada yang terbuang. Misalnya,
kotorannya bisa dijadikan pupuk kandang, susunya diolah menjadi eskrim.
"Sekarang, untuk susu kambing ini sudah ada yang menampung, demikian juga
pupuknya,"ujarnya.
http://mdn.biz.id/n/187327/
No comments:
Post a Comment