PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT
Bag infrastruktur, manager pabrik,manager kebun PT.SMART serta Site manager MKJP/ Foto :FR |
Peraturan yang mengatur mengenai
baku mutu air limbah untuk kegiatan pengolahan hasil pertanian salah satunya adalah:
Untuk mengolah air limbah dapat
ditentukan tahapan prosesnya, jenis proses dan alat yang digunakan sebagai
berikut:
a. Tahapan proses Pengolahan air limbah biasanya
menerapkan 3 tahapan proses yaitu
1. pengolahan pendahuluan (pre-treatment),
Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk mengkondisikan
aliran, beban limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan
utama.
2. pengolahan utama (primary treatment),
Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk
menurunkan pencemar utama dalam air limbah.
3. pengolahan akhir (post treatment).
pada pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk
mengolah limbah agar sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
b. Jenis proses dan alat pengolahan Terdapat 3
(tiga) jenis proses yang dapat dilakukan untuk mengolah air limbah yaitu:
1. proses secara fisik.
Proses fisik dilakukan dengan cara memberikan
perlakuan fisik pada air limbah seperti menyaring, mengendapkan, atau mengatur
suhu proses dengan menggunakan alat screening, grit chamber, settling
tank/settling pond, dll.
2. Proses biologi
Pada proses ini dilakukan dengan cara memberikan
perlakuan atau proses biologi terhadap air limbah seperti penguraian atau
penggabungan substansi biologi dengan lumpur aktif (activated sludge), attached
growth filtration, aerobic process dan anaerobic process.
3. Proses kimia
Dilakukan dengan cara membubuhkan bahan kimia atau
larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu.
Untuk suatu jenis air limbah tertentu, ketiga jenis
proses dan alat pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri
atau dikombinasikan.
Bagi perusahaan pilihan mengenai teknologi pengolahan
dan alat yang digunakan seharusnya dapat mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi
dan pengelolaannya.
Limbah TBS PT.SMART akan di kelola dgn baik |
Ada dua sumber pencemaran gas yang keluar dari PKS yaitu boiler yang menggunakan
serat dan cangkang sebagai bahan bakar dan juga incinerator yang membakar
tankos untuk mendapatkan abu kalium. Pada saat ini incinerator sudah mulai
ditinggalkan.
Limbah yang menjadi perhatian di PKS adalah limbah cair atau yang lebih
dikenal dengan POME (palm oil mill effluent). POME ialah air buangan yang
dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit utamanya berasal kondensat rebusan, air
hidrosiklon, dan sludge separator.
Setiap ton TBS yang diolah akan terbentuk sekitar 0,6 hingga 1 m3 POME.
POME kaya akan karbon organik dengan nilai COD lebih 40 g/L dan kandungan
nitrogen sekitar 0,2 dan 0,5 g/L sebagai nitrogen ammonia dan total nitrogen.
Karakteristik POME ditunjukan pada tabel 1. Sumber POME berasal dari unit
pengolahan yang berbeda, terdiri dari:
- 60% dari total POME berasal dari stasiun
klarifikasi
- 36% dari total POME berasal dari stasiun rebusan
- 4 % dari total POME berasal stasiun inti.
Teknologi Pengelolaan POME
Teknologi pengelolaan POME umumnya dengan menggunakan teknologi kolam
terbuka yang terdiri dari kolam anaerobik, fakultatif dan aerobik dengan total
waktu retensi sekitar 90-120 hari. Teknologi kolam terbuka ini memerlukan lahan
yang luas (5-7 ha), biaya pemeliharaan yang cukup besar dan menghasilkan emisi
gas metana ke udara bebas.
Saat ini pengelolaan POME dengan hanya menggunakan kolam terbuka mulai
dianggap kurang efisien dan kurang ramah lingkungan. Para pemilik atau
pengelolan PKS sudah mulai merubah dengan memodifikasi kolam yang ada
dengan teknologi pengelolaan lainnya. Ada beberapa teknologi pengolahan POME
yang baru saat ini, diantara teknologi yang baru itu adalah membran dan
terakhir terdengar dengan elektrokoagulasi. Munculnya atau adanya perkembangan
teknologi pengelolaan POME ini disebabkan oleh beberapa maksud dan tujuan tertentu.
Beberapa tujuan itu adalah:
- Mendapatkan teknologi yang lebih ramah lingkungan
(environmental friendly). Teknologi ini umumnya adalah menghindari gas
rumah kaca khususnya gas metana lepas ke atmosfer.
- Mendapatkan nilai tambah secara ekonomi (economic
benefit). Teknologi ini dilakukan dengan cara mendapatkan produk baru yang
dapat dijual dengan memanfaatkan POME.
- Memudahkan operasional pengelolaan, terutama
kepada para pekerja di PKS.
- Keterbatasan lahan di area PKS untuk menggunakan
sistem kolam terbuka (limited area).
- Faktor teknologi proses di PKS. Faktor ini adalah
terkait dengan adanya modifikasi teknologi proses pada pengolahan TBS di
PKS, atau adanya teknologi proses yang baru. Perbedaan proses itu terutama
terkait dengan penggunaan alat proses yang baru. Contoh dalam faktor ini
adalah perubahan teknologi sterilisasi, klarifikasi dan sebagainya.
Perubahan alat proses membawa dampak pada perubahan kualitas, kuantitas
dan jenis limbah yang dihasilkan di PKS.
Salah satu Cara Mendapatkan sumber energi.
Dari beberapa tujuan diatas, saat ini terdapat beberapa teknologi
pengelolaan POME selain sistem kolam terbuka. Adapun teknologi itu diantaranya
adalah:
- Pengelolaan aerob dengan menggunakan kolam
aerobic (aerobic pond). Teknologi ini digunakan untuk menghindari terbentuknya
gas metan. Teknologi ini jarang digunakan karena memerlukan tenaga yang
besar untuk menggerakkan aerator.
- Teknologi pengeringan (drying process), teknologi
ini tidak sesuai karena memerlukan biaya dan energi yang besar untuk
menguapkan air dalam POME.
- Aplikasi tanah (land application), sistem ini
tidak disarankan karena memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu
teknologi ini masih memerlukan kolam tanpa udara dan masih menghasilkan
gas metan.
- Penggunaan tandan kosong kelapa sawit menjadi kompos,
POME digunakan sebagai bahan penyiram pada proses pengomposan tandan
kosong kelapa sawit seperti pada Gambar 3. Teknologi ini bagus untuk
dilaksanakan. Teknologi ini memerlukan sedikit investasi yang tinggi
tetapi mendapat keuntungan dengan hasil penjualan kompos.
- Penggunaan POME untuk menghasilkan energi.
Teknologi untuk menghasilkan energi adalah dengan cara menangkap gas
metana. Teknologi penangkapan gas metana ada yang membangun tangki (biogas
reactor) baru yang berada diatas permukaan (Gambar 4) atau dengan menutup
kolam limbah yang ada dengan menggunakan penutup dengan bahan parasut
tebal (covered lagoon).
Masing-masing teknologi memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu,
jika kita ingin memilih teknologi mana yang akan digunakan haruslah disesuaikan
dengan kondisi PKS dan juga kemampuan finansial Perusahaan .
No comments:
Post a Comment