Medan. Tak kurang dari 300 hektare lahan  persawahan di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara telah  berubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Pembiaran perubahan  fungsi/konversi lahan tersebut dikhawatirkan berpengaruh pada pencapaian  target produksi beras Sumatera Utara.                   Hal tersebut diungkapkan  oleh Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Indonesia Serdang Bedagai,  Fadlan Hasibuan kepada MedanBisnis, Senin (19/3) kemarin di Medan. 
Faktor  penyebab konversi lahan tersebut, menurutnya, salah satunya karena  secara ekonomis produksi pertanian petani sudah mulai menurun dan harga  jual yang rendah. "Produksi menurun, harga juga rendah, petani melihat  kelapa sawit lebih menguntungkan," katanya.
Dia juga menjelaskan,  penurunan luasan persawahan di Sergai sudah terjadi sejak tahun 2009.  Di Sergai, di katakan lahan persawahan seluas 40.000 hektare, sedangkan  lahan kering seluas 41.000 hektare.Angka tersebut kian menyusut dengan  terus terjadinya konversi ke peruntukan lainnya. 
Dia mencatat,  konversi lahan menjadi properti 20 hektare, lahan peternakan sekitar 50  hektare. Konversi tersebut utamanya terjadi di Pantai Cermin menjadi  perladangan ubi singkong. Di Teluk Mengkudu menjadi perkebunan kelapa  sawit. Di Pegajahan menjadi perkebunan kelapa sawit dan ubi singkong.  Tanjung Beringin menjadi kelapa sawit sawit. Sedangkan di Dolok Masihul  menjadi perladangan ubi singkong.
Dia juga mengatakan, konversi  lahan persawahan menjadi peruntukan lain sangat mengkhawatirkan.  Penyebabnya adalah petani menilai bahwa lahan persawahan tidak lagi  memberikan keuntungan malah justru mengalami penurunan produksi. 
Saat  ini saja, lanjutnya, harga gabah basah di tingkat petani seharga Rp  3.300/kg dan gabah kering seharga Rp 3.500/kg. Angka itu masih sangat  kecil lantaran biaya produksi yang dikeluarkan petani untuk pengadaan  benih, pupuk sarana prasarana lainnya terus mengalami kenaikan harga.  "Di Sergai, secara umum, tiap tahun mengalami penurunan produksi padi,"  ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Sumatera Utara, M.  Roem mengatakan bahwa Sumatera Utara menargetkan produksi padi di tahun  2012 sebanyak 3,7 juta ton. Target tersebut hanya akan tercapai jika  angka konversi lahan bisa ditekan. 
Selain itu, M Roem  mengatakan, berbagai cara sudah dilakukan instansinya supaya petani  tidak melakukan alih fungsi lahan. Diantaranya penerapan teknologi  pertanian serta melaksanakan UU No 41 Tahun 2009 tentang perlindungan  lahan pertanian pangan berkelanjutan. 
"Tidak kurang dari 47 %  masyarakat bekerja di sektor pertanian. Oleh karenanya pengawasan alih  fungsi pertanian terus kami upayakan, karena kami sangat yakin kondisi  pertanian di Sumut yang strategis merupakan jalan untuk mengurangi angka  kemiskinan," katanya. (dewantoro)/MB

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
4 comments:
Thank you for some other magnificent article. Where else may just anybody get
that type of info in such a perfect method of writing? I've a presentation subsequent week, and I am at the
look for such info.
Amazing blog! Is your theme custom made or did you download it from
somewhere? A theme like yours with a few simple
adjustements would really make my blog stand out. Please let me know where you
got your design. Thank you
Thanks very interesting blog!
I'm truly enjoying the design and layout of your site.
It's a very easy on the eyes which makes it much more pleasant
for me to come here and visit more often. Did you hire out
a designer to create your theme? Fantastic work!
Post a Comment