Direktur
 Utama BPDP Sawit, Bayu Krisnamurthi menegaskan mekanisme pemberian 
subsidi tersebut akan sama dengan pemberikan subsidi kepada BBM fosil 
yaitu kepada konsumen bukan kepada produsen.
"Kita
 akan berikan subsidi kepada harga jual B10-B15 kepada konsumen sehingga
 konsumsi didalam negeri bisa meningkat," katanya dalam keterangan 
persnya di Jakarta, Selasa.
Selain
 memberikan subsidi kepada konsumen, menurut Bayu, BPDP sawit juga akan 
mewajibkan provider BBM untuk menjual biodiesel sehingga diharapkan 
seluruh SPBU di Indonesia bisa memenuhi kebutuhan konsumen. 
"Kita akan wajibkan semua provider beli B10-B15 jadi nantinya seluruh SPBU ada pasokan itu," katanya.
Untuk
 memuluskan rencana tersebut, BPBD Sawit rencananya akan mengadakan 
pertemuan regular dengan para pelaku industry terkait sehingga 
ketergantungan akan bahan bakat fosil bisa terus dikurangi. "Perlahan 
tapi pasti kita akan tingkatkan konsumsi bahan bakar nabati (BBN) dan 
mengurangi konsumi BBM Fosil," katanya.
Bayu
 juga memastikan lembaga yang dimpinnya akan memberikan perhatian yang 
sangat serius terhadap pengembangan BBN yang berasal dari sawit dengan 
mendukung program riset sehingga Indonesia bisa mengurangi 
ketergantungan terhadap bahan bakar yang berasal dari fosil. "Penyaluran
 dana juga digunakan untuk mendukung program mendasar, seperti riset, 
pengembangan teknologi, sumber daya manusia, sarana, dan prasarana," 
tambahnya.
Sementara
 itu, Ketua Dewan Pengawas BPDP Sawit, Rusman Heriawan menegaskan dalam 
jangka panjang pengurangan terhadap ketergantungan akan Bahan Bakar 
Minyak dari fosil akan menguntungkan Indonesia karena peningkatan 
konsumsi BBM bisa dipenuhi oleh BBM yang kandungan biony semakin besar. 
 Ditambah lagi, biodiesel tidak akan terpengaruh dengan fluktuatif harga
 minyak dunia.
"Kalau
 sekarang mungkin belum bisa dirasakan manfaatnya. Bayangkan jika harga 
minyak dunia mengalami kenaikan kembali hingga ke level 100 dolar 
perbarel bagaimana nasib kita," tegas Rusman.
Rusman
 mengakui saat ini pengembangan mandatory biodiesel sangat tidak popular
 karena harga BBM fosilnya masih murah dipasaran dan hal itu lebih 
rendah dibandingkan dengan kita memasukan unsur bio didalamnya.
Untuk
 mengantisipasi hal tersebut maka peran BPDP menurut Rusman akan 
melakukan pengembangan bio energi yang akan menguntungkan Indonesia di 
masa depan. "Pengembangan ketahanan energi ini merupakan kerja jangka 
panjang yang akan dilakukan pemerintah dan BPDP," pungkasnya.

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment