Produksi getah karet di Kabupaten Lampung Timur cenderung meningkat tajam karena bertambahnya minat petani setempat membudidayakan tanaman tersebut.
"Produksi karet saat ini mencapai
714,37 ton dari 354,77 ton pada tahun lalu," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Lampung Timur, Edwin Bangsartoe di Sukadana Senin.
Ia mengatakan, luas tanam karet sebelumnya tercatat 5.199,75 hektare, kini bertambah menjadi 5.913 hektare atau terjadi penambahan sekitar 713,37 hektare.
Ia menerangkan, selain dari pengalokasian APBD untuk perluasannya, juga didukung dengan meningkatnya animo masyarakat untuk menanam komoditas bernilai ekonomi tinggi tersebut.
"Harga lateks terus meningkat sehingga para petani banyak beralih tanam sehingga peluasan tersebut merupakan mutasi tanaman sebelumnya," imbuhnya.
Peningkatan produksi hingga dua kali lipat tersebut juga karena tanaman belum produktif menjadi tanaman produktif untuk menghasilkan getah karet.
Luas tanam perkebunan karet itu tersebar hampir merata di 24 kecamatan se-Kabupaten Lampung Timur seperti Kecamatan Jabung seluas 95,5 hektare, Pasirsakti seluas 65 hektare, Batangharinuban 150 hektare, Ramanutara seluas 72 hektare.
Lalu Kecamatan Purbolinggo seluas 45 hektare, Waybungur seluas 40,5 hektare, Batanghari seluas 284 hektare, Metrokibang seluas 320,5 hektare, Sekampung 678,75 hektare, Bumiagung seluas 45,5 hektare.
Kemudian, Kecamatan Margatiga seluas 133 hektare, Labuhanratu seluas 1.140,85 hektare, Sekampungudik seluas 298,5 hektare, Wawaykarya seluas 637 hektare, Melinting seluas 230 hektare,Gunung Pelindung seluas 601 hektare.
Selain itu, di Kecamatan Labuhanmaringgai seluas 51,5 hektare, Bandarsribhawono seluas 184 hektare, Matarambaru seluas 43 hektare, Pekalongan seluas 175 hektare dan Kecamatan Sukadana seluas 383,5 hektare.
Ia menerangkan tanaman karet belum menghasilkan di Lampung Timur mencapai 5.291,55 hektare, tanaman menghasilkan 620,50 hektare, tanaman rusak atau tua 1,0 hektare dengan produktivitas 1,152 kilogram yang ditekuni oleh 7.911 orang pekebun karet.
Pengembangan budidaya karet ini belum lama sehingga tanaman belum menghasilkan lebih luas dibanding tanaman menghasilkan karena merupakan pembudidaya-pembudidaya baru yang sebelumnya menekuni tanaman perkebunan lain.
Ia menambahkan, pemkab akan mengupayakan perluasan tanaman tersebut dengan bantuan APBD secara rutin setiap tahun dalam bentuk bantuan bibit selain swadaya masyarakat itu sendiri.(BD-S)