Limbah Sawit Cair Bisa Diolah Menjadi Biogas
Foto: Istimewa Pabrik Biogas Asian Agri yang telah siap proses finishing. |
Sejalan dengan melimpahnya produksi CPO dan inti kelapa sawit ini, produksi limbah cair POME (Palm Oil Mill Effluent) juga cukup signifikan. Ke mana saja limbah cair POME ini digunakan?
Asian Agri Group, salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar yang beroperasi di wilayah Provinsi Sumut, Riau dan Jambi melihat peluang untuk membuat produk samping olahan kelapa sawit menjadi bernilai ekonomi tinggi.
POME adalah hasil samping pengolahan minyak sawit yang berhasil diinnovasikan Asian Agri Group.
Melihat peluang dan potensi gas dan nutrisi yang ada pada POME ini, Asian Agri tertantang untuk meningkatkan pengelolaan dengan tujuan memaximalisasi energi yang didapat dari POME.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan sejalan dengan budaya Asian Agri, perusahaan yang Innovative & Creative, mencoba melakukan innovasi untuk dapat memanfaatkan POME ini secara maksimal.
Kalau sebelumnya, POME hanya dimanfaatkan untuk Land Application yang berfungsi sebagai subsitusi pupuk, sekaligus sebagai penjaga kelembapan tanah dan juga sebagai penahan erosi bagi tanaman sawit, dengan adanya teknologi terbarukan terbuka peluang untuk memperoleh manfaat lebih dari POME tersebut.
Dalam upaya tersebut, tidak tanggung-tanggung Asian Agri melakukan pengolahan POME untuk menghasilkan energi dengan menggunakan teknologi Jepang .
Asian Agri mengambil langkah besar dengan langsung melakukan investasi berupa pembangunan 5 unit Pabrik Biogas (Biogas Plant). Pabrik Biogas tersebut tersebar di tiga provinsi berlokasi, pertama di Negeri Lama Dua, di Desa Sidomulyo, Bilah Hilir, Labuhan Batu-Sumut, kedua Gunung Melayu Satu, Desa Batu Anam, Rahuning, Asahan-Sumut, ketiga di Ukui Satu, Desa Air Hitam, Ukui, Pelalawan-Riau, keempat di Buatan Satu, Desa Bukit Agung, Pangkalan Kerinci, Pelalawan-Riau, dan kelima di Taman Raja, Desa Lubuk Bernai, Batang Asam, Tanjung Jabung Barat-Jambi.
Menurut Head Mill & Engineering Asian Agri, Sahat Sibuea, teknologi yang digunakan berasal dari Jepang. Teknologi ini berbeda dengan teknologi yang telah diterapkan oleh beberapa perusahaan sejenis.
“Kami menggunakan teknologi dari Jepang yakni menggunakan digester tank dan An MBR tank dari Jepang . Teknologi ini, kami nilai lebih unggul dalam prosesnya karena menggunakan An MBR (Kubota Anaerobic Membrane Bio reactor), system dengan Bakteri Thermophilip yang fungsinya mempercepat dan memaksimalkan proses pembentukkan gas metan,” ujarnya.
Menurut beliau, setiap Pabrik Biogas yang dibangun mampu menghasilkan power sebesar 2 MW. “Sehingga apabila hal ini berjalan, maka Asian Agri melalui pabrik biogasnya mampu menghasilkan power 10 MW, ini merupakan energi besar dan memberikan harapan baru di era krisis energi khususnya listrik belakangan ini,” ujarnya.
Saat ini, ke 5 pabrik biogas tersebut dalam proses finishing dan 2 pabrik biogas direncanakan akan commissioning pada pertengahan Maret 2015.
Dilihat dari besaran energi yang dihasilkan, serta ketersediaan POME yang cukup signifikat di Indonesia, maka pengelolaan POME menjadi energi terbarukan, diharapkan menjadi solusi mengatasi krisis energi yang seharusnya dapat dikembangkan dan dicontoh oleh perusahaan dari industri sejenis. (rel/mea)SUMUTPOS.CO
1 comment:
[url=http://truepaydayloansnow.com/]where can i get a fast cash loan[/url] payday loans longmont co
Post a Comment