JAKARTA: Indonesia menargetkan pada 2012 Indonesia dapat menyumbang
 40% minyak sawit berkelanjutan dari total minyak sawit bersertifikat 
RSPO dunia.
					Direktur  RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil)  Indonesia Desi
 Kusumadewi mengatakan produksi minyak sawit bersertifikat RSPO mencapai
 4,9 juta ton atau 10% dari total produksi minyak sawit dunia yang saat 
ini menyentuh angka 49 juta ton.
					Dari produksi minyak sawit RSPO 4,9 juta ton itu, Indonesia 
ditargetkan menyumbang 40% atau 1,96 juta ton minyak sawit bersertifikat
 RSPO.
					“Kalau 100% tidak. Kita kan voluntary. Indonesia saat ini 
baru 35% [dari total produksi minyak sawit berkelanjutan], Malaysia 50%.
 Indonesia akan jadi yang terbesar karena keanggotaan grower Indonesia paling besar di RSPO,” katanya kemarin.
					Lagipula, lanjut Desi, Indonesia memiliki banyak kebun sawit yang 
sekarang total luasnya mencapai 7,5 juta hektare. Dia mengatakan target 
produksi 40% minyak sawit berkelanjutan dapat disumbang Indonesia bila 
22 perusahaan minyak sawit memperoleh sertifikat RSPO tahun ini.
					Sebanyak 22 perusahaan tersebut sudah mengajukan diri memperoleh 
sertifikat RSPO dan tengah diuji. Namun, tidak semuanya perusahaan 
minyak sawit nasional. Juga ada perusahaan minyak sawit asal Malaysia, 
Sime Darby, yang buka lahan sawit di Indonesia.
					“Perusahaan yang sudah diaudit tapi sertifikatnya belum keluar 
semuanya di Indonesia. Ada kepemilikannya Sime Darby,” kata Desi.
					Jika 22 perusahaan itu lolos sertifikasi RSPO, mereka akan 
bergabung dengan 25 perusahaan lain yang sebelumnya sudah mengantongi 
sertifikat RSPO.

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 

 
 
 
 
No comments:
Post a Comment