Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Friday, June 10, 2011

Devisa Sumut dari CPO Terus Meningkat

Nilai ekspor minyak sawit mentah Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan I 2011 naik 39,53 persen dari periode sama tahun lalu atau mencapai 1,292 miliar dolar AS yang dipicu harga jual yang mahal.

Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Sumut, Laksamana Adiyaksa di Medan, Jumat, 10 Juni 2011, mengatakan, harga ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) 1.177 dolar AS/ton pada penutupan di bursa Rotterdam 8 Juni lalu dan bursa lokal sebesar Rp8.737/kg.

Mahalnya harga CPO itu akibat pasokan yang ketat dari negara produsen termasuk Indonesia, harga minyak bumi yang bertahan tinggi dan menguatnya permintaan.

Diperkirakan, harga CPO itu bertahan atau bahkan meningkat karena produksi masih akan ketat ditengah permintaan yang stabil.

Corporate Service Director PT.ANJ Agri Siais, Hari Witono, mengakui menurunnya hasil tandan buah segar (TBS) di perkebunan akibat kemarau.

Produksi yang turun itu membuat harga TBS tetap mahal atau Rp1.670/kg, katanya.

Produksi kemungkinan baru akan naik mulai Agustus atau September ,namun diduga tidak banyak karena faktor anomali cuaca.

Kabid Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Erwin Said, mengatakan, nilai ekspor golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati Sumut tiap bulannya tren naik.

Pada April lalu misalnya, devisa dari golongan barang itu naik signifikan, yakni 78,89 persen dari Maret atau mencapai 359,921 juta dolar AS.(EXp)

Ekspor CPO Sumut itu terbesar ke negara India, China dan Eropa. (ant)

UNSP dapat fasilitas pinjaman US$ 250 juta dari 3 bank

JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) dikabarkan mendapatkan fasilitas pinjaman dari tiga bank. Nilai fasilitas itu mencapai US$ 250 juta. Sumber Bloomberg mengatakan, tenor pinjaman tersebut adalah lima tahun.
Masih dari sumber yang sama, dana yang diperoleh rencananya akan digunakan untuk membiayai kembali utang yang akan jatuh tempo (refinancing) senilai US$ 160 juta pada November mendatang.
Aset perkebunan kelapa sawit Bakrie nantinya menjadi jaminan pinjaman. Kucuran bank secara offshore memberikan bunga 700 basis poin (bps) lebih tinggi dari London interbank rate (Libor) kemudian naik menjadi 900 bps setelah satu tahun.
Sedangkan utang secara onshore memberikan bunga 800 bps lebih tinggi dari Libor dan akan naik 1.000 bps atau 10% setelah 12 bulan.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII), Credit Suisse Group AG dan Raiffeisen Bank Internasional AG rencananya akan mengorganisir fasilitas dan sindikasi kepada pemberi kredit lainnya dan diharapkan akan selesai 1 Juli mendatang.
Saat ini, emiten dengan kode saham UNSP ini memiliki rating Caa1 atau lima terendah pada investment grade oleh Moody's Investors Service. (sumber :IK)



Thursday, June 9, 2011

Eksportir Sumut Desak Kapolda Bongkar Sindikat Perampokan Karet



MEDAN- Eksportir karet dan minyak sawit mentah di Sumatera Utara (Sumut) mendesak Kepala Polisi Daerah Sumatera Utara Irjen Pol. Wisjnu Amat Sastro, mengamankan jalan lintas Sumatera sekaligus membongkar sindikat pencurian dan perampokan yang semakin marak di daerah itu sejak awal tahun 2011 dengan total kerugian sekitar Rp3 miliar.

"Gapkindo (Gabungan Perusahaan Karet Indonesia) Sumut tanggal 1 Juni 2011 sudah mengirimkan surat ke Kapolda Sumut minta jalinsum (jalan lintas Sumatera) dan termasuk jalan Tol Belmera (Belawan- Medan-Tanjung Morawa) mengingat pencurian dan perampokan karet dengan modus pencurian dan perampokan semakin meningkat," kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Selasa, 7 Juni 2011.

Secara resmi, kata dia, Gapkindo sudah menerima lima laporan kasus pencurian dan perampokan dari eksportir anggota asosiasi itu dengan total volume Standard Indonesia Rubber (SIR) sebanyak 75,880 ton dan bahan olah karet (bokar) sebanyak 4 ton dimana nilainya mencapai Rp3,105 miliar.

Kasus perampokan pertama dilaporkan terjadi 3 Februari di jalinsum menuju Pelabuhan Belawan dengan total 40, 320 ton.

Kasus kedua terjadi di Jalan Baru Rantau Prapat, Labuhan Batu menuju Kabupaten Asahan, dimana total pencurian dilakukan atas bokar dengan total 4 ton.

Disusul kejadian pada 23 April, awal Mei dan 31 Mei di kawasan Sei Bamban Deli Serdang menuju Pelabuhan Belawan.

"Aksi pencurian dan perampokan yang terus-menerus terjadi meresahkan eksportir dan para pengusaha meminta Gapkindo menyurati Kapolda dan instansi terkait lainnya," katanya.

Eksportir resah, karena kehilangan karet itu benar-benar merugikan secara materil dan moril.

Selain harga jual karet yang cukup mahal atau sudah berkisar Rp36.000 per kg, kehilangan itu membuat pengusaha diklaim pembeli karena kiriman tidak lagi sesuai jadwal kontrak.

"Kalau kasus kehilangan karet khususnya yang siap ekspor itu terus terjadi dikhawatirkan pembeli juga tidak percaya lagi dengan eksportir Sumut dan mengalihkan ke daerah bahkan ke negara lain. Itu merugikan sekali bagi Sumut dan Indonesia yang dikenal sebagai salah satu produsen dan pengekspor karet terbesar dunia," katanya.

Ekspor karet Sumut dewasa ini ditujukan ke 54 negara mulai Amerika Serikat hingga China dan Jepang.

Untuk itu, kata dia, Gapkindo berharap, Kapolda Sumut bukan saja mengamankan jalinsum itu, tetapi juga membongkar kasus sindikat pencurian/perampokan itu .

Dari laporan anggota, kata Edy, aksi pencurian dan perampokan itu terlihat terorganisir.

Dia mengakui, sebagian karet itu sudah ditemukan aparat, tetapi kasusnya tidak terungkap jelas dan masih terus berlangsung.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba, juga mengaku sudah meminta kepolisian mengamankan jalinsum dan juga membongkar kasus pencurian/perampokan barang komoditas ekspor karena asosiasi itu juga menerima laporan tentang kasus tersebut.

Tanggal 13 Mei, misalnya, Apindo mendapat laporan dari anggota asosiasi yang mengaku 31 ton CPO dirampok di kawasan Tol Belmera, Mabar.

Sebanyak 31 ton CPO milik PT.KAS yang dibawa truk yang dikelola PT Tangki Mas senilai Rp300 juta itu dirampok orang bersenjata pada Kamis (12/5) dinihari.

Kasus perampokan dengan cara menghentikan truk dan mengancam supir dan kernet tangki kemudian dibawa berkeliling hampir empat jam serta dibuang di kawasan Jalan Tol Amplas dilakukan orang yang tidak dikenal menggunakan Mobil Avanza.

Sebelumnya, kasus serupa dilaporkan terjadi pada Agustus 2010, dimana truk berisi 26 ton dirampok di kawasan Sembahe, Tanah Karo.(ant)(sumber :eksposnews)

Polda Sumut Gelar Operasi Sawit Toba

Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) dan TNI menggelar Operasi Sawit Toba. Operasi bersama ini untuk mengatasi banyaknya terjadi pencurian Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit di provinsi ini beberapa waktu terakhir.

Di dalam keterangannya kepada wartawan di Medan, Kamis 9 Juni 2011, Kapolda Sumut, Irjen. Wisjnu Amat Sastro, menyatakan, operasi ini akan dilaksanakan selama satu bulan ke depan. Sasaran utama operasi, daerah-daerah yang selama ini rawan terjadinya pencurian CPO maupun pembajakan truk yang mengangkut CPO.

“Ada beberapa wilayah yang tergolong rawan, Polres Langkat, Polres Binjai, Polres Pelabuhan Belawan, Polres Deli Serdang, Polres Tebing Tinggi, Polres Asahan, dan Polres Labuhan Batu. Daerah yang tergolong paling rawan, wilayah Polres Asahan,” kata Wisjnu di Mapolda Sumut, Medan.

Dia menyebutkan dalam operasi ini ada sejumlah pos yang didirikan di daerah yang dianggap rawan pencurian CPO. Pengamanan juga dilakukan terhadap truk-truk tangki yang membawa CPO dengan tempatkan personel polisi dan TNI.

Untuk kepentingan pelibatan unsur TNI itu, Wisjnu menyatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Masing-masing dengan Komando Daerah (Kodam) I Bukit Barisan, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan dan juga Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) III.

Pentingnya pelaksanaan Operasi Sawit Toba ini, dikarenakan banyaknya kasus-kasus pencurian CPO yang terjadi di Sumut. Kejahatan ekonomi ini, tukas Wisjnu, sudah sangat meresahkan. Itu sebabnya dukungan masyarakat sangat diharapkan untuk memberikan informasi kepada polisi jika mengetahui ada kasus yang berkenaan dengan pencurian CPO.

Kasus pencurian CPO memang kerap terjadi di Sumut dengan pelaku yang diduga merupakan kelompok terorganisir. Akibatnya banyak supir yang ketakutan saat membawa muatan, termasuk ketika berada di jalan tol.

Salah satu kasus yang terjadi pada Kamis 12 Mei 2011, truk yang dikemudikan Ropature Situmorang, dibajak saat melintas di jalan tol. Ketika itu truk membawa satu tangki berisi sekitar 31 ton CPO yang diperkirakan senilai Rp 310 juta. Kasus-kasus pembajakan truk tersebut, banyak yang berlum terungkap sampai sekarang.(dt
)(sumber : eksposenews)

Asian Agri Produksi 59 Juta Bibit Sawit Topaz TYE

Benih Topaz/Foto:pengawasbenihtanaman.
PEKANBARU-Bibit sawit Topaz, Petapahan, Kabupaten Kampar, Riau, diakui unggul dalam kapasitas produksi dan tahan di berbagai jenis lahan. Bahkan dalam uji coba penanaman di berbagai jenis lahan dari tanah mineral, gambut dangkal dan gambut dalam, produksi minyak sawit (CPO) Topaz jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kebun sawit dari kebun sawit berbibit biasa.

Menurut General Manager Oil Palm Research Station (OPRS) Asian Agri Topaz, Ang Boon Beng dalam media visit ke PT Tunggal Yunus Estate (anak perusahaan Asian Agri) Rabu (8/6/2011), bibit Topaz yang memiliki masa buah cepat (26 bulan sejak tanam) ini panen di tahun pertama mampu mencapai 15-18 ton perhektar. Tahun ke-2 mampu menghasilkan buah sebanyak 19-25 ton perhektar, tahun ke-3 mampu menghasilkan buah sebanyak 26-30 ton perhektar. Tahun ke-4 hingga ke-15 mampu berproduksi sawit hingga 31-35 ton per hektar.

"Dengan keunggulan bibit Topaz tersebut, menarik para petani dan perusahaan sawit untuk menanam bibit Topaz di kebun mereka. Untuk memenuhinya, produksi bibit sawit Topaz dalam kurun waktu 2004-2010 mencapai 59 juta bibit yang didistribusikan ke perusahaan sawit baik internal maupun perusahaan sawit lain, perorangan dan petani," kata dia.

Menurutnya, tahun 2011 ini saja, PT Tunggal Yunus Estate sudah menerima orderan bibit sawit sebanyak 20 juta bibit. Jumlah bibit yang sudah didistribusikan perMei 2011 mencapai 6,325 juta bibit. Dari jumlah tersebut, untuk keperluan intern perusahaan hanya sekitar 500.500 bibit saja. Sisanya adalah untuk ekdternal. Termasuk perusahaan sebanyak 5,297 juta bibit dan untuk petani sebanyak 563 ribu bibit.

Selain itu, PT TYE yang merupakan anak perusahaan Asian Agri Group ini juga sudah mendistribusikan 5000 bibit sawit untuk petani disekitar kawasan perusahaan. Menurut Ang Boon Beng, itu merupakan bentuk perhatian perusahaan kepada peningkatan kesejahteraan petani sawit yang memiliki kebun sawit di sekitar lahan kebun PT TYE.

Indukan Unggul

Untuk menghasilkan bibit sawit unggul, menurut Ang Boon Beng PT TYE melakukan berbagai riset dan kloning indukan unggul. Dalam melaksanakan proses seleksi benih, imbuh Ang Boon Beng, TYE menggunakan tetua dura dan pisifera yang sudah terseleksi.

Katanya, dura terseleksi dari Costarika sejumlah 228 keturunan Inbred Lines Dura Deli (DxD) yang berasal dari lembaga riset ternama seperti Mardi Serdang (Malaysia), OPRS Banting (Malaysia), OPRS Dami (Papua Nugini), Stasuin Riset Chemara (Malaysia), Socfin Johor Labis (Malaysia) dan San Alejo (Honduras) serta tetua pisifera terseleksi sejumlah 50 keturunan yang berasal dari AVROS (H&C Malaysia), AVROS Dami, Ekona, Ghana, Nigeria, La Me dan Yangambi.

"Tetua dura yang terpilih adalah Dami, Chemara, Harrison dan Crossfield, Coto, Socfin dan MARDI. Selanjutnya, tetua pisifera terpilih adalah Nigeria, Ekona, Ghana dan Yangambi," demikian penjelasan Ang Bong Beng.
(Mukhlis) (sumber :Potretnews)

PT Tunggal Yunus Targetkan Raih Sertifikat RSPO,2012

PEKANBARU-Manajer Pabrik Topaz PT Tunggal Yunus Estate, Sri Mulyono Herlambang pada peserta media visit ke pabrik kelapa sawit (PKS) PT Tunggal Yunus Estate Rabu (8/6/2011) mengatakan bahwa tahun 2012 mendatang, perusahaan akan menerima sertifikat Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) sebagai pengakuan pasar atas green product CPO (crude oil palm) yang dihasilkan.

Persyaratan yang wajib untuk mendapatkan sertifikat RSPO adalah perijinan, kepatuhan terhadap keselamatan kerja, kepatuhan pengelolaan lingkungan. Jadi semua persyaratan tersebut sudah dilaksanakan oleh PT Tunggal Yunus Estate dalam proses produksinya.

"Khusus pengelolaan lingkungan, Tunggal Yunus sudah melaksanakan pengolahan limbah dengan land aplikasi. Yaitu area yang dikhususkan untuk pengelolaan limbah untuk pupuk. Jadi limbah produksi yang dihasilkan dimanfaatkan seratus persen untuk dijadikan pupuk, juga mematuhi ketentuan dan peraturan dari Badan Lingkungan Hidup. Termasuk peraturan lingkungan dari pusat," kata dia.

Untuk kepatuhan keselamatan kerja, PT Tunggal Yunus sudah melengkapi pekerja dengan safety helm, sepatu dan pengaman sesuai dengan bidangnya. Kalau naik tangga menggunakan safety belt. Termasuk air plak untuk wilayah yang kebisingannya diatas 85 decible dan masker, kacamata las/gerenda.

Disinggung mengenai statistik PKS-nya di Petapahan Kampar, Herlambang mengatakan bahwa PKS PT Tunggal Yunus Estate Petapahan Kampar mampu beroperasi hingga 17 jam perhari dengan kemampuan produksi mencapai 45 ton perjam. Luas kebun sawitnya HGU seluas 4.124 hektar.
(Mukhlis)( sumber : Potretnews)

Produksi bibit sawit terhambat moratorium hutan

JAKARTA. Terbitnya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 tentang Penundaan (moratorium) Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut pada 19 Mei kemarin ternyata tidak hanya mengancam pertumbuhan produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) Indonesia. Inpres moratorium ini juga menghambat produksi bibit kelapa sawit nasional.

Razak Purba, Manajer Bahan Tanaman Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, mengatakan gonjang-ganjing inpres moratorium yang merebak dari awal tahun telah membuat produksi bibit sawit dari Januari hingga Mei ini stagnan.
Produksi bibit sawit PPKS misalnya, pada semester I-2011 sebanyak 15 juta butir bibit kelapa sawit. Jumlah ini tidak berubah dari produksi pada semester I-2010 lalu.

Razak bilang, mandeknya produksi bibit sawit tidak hanya terjadi pada PPKS saja. Hal ini terjadi juga terjadi pada produksi bibit sawit skala nasional. Hingga Mei kemarin, produksi bibit sawit nasional masih di level 70 juta butir.

Jumlah ini stagnan dari produksi bibit sawit semester I tahun lalu. Walhasil, produksi bibit sawit nasional tahun 2011 diprediksi akan sama dengan tahun 2010 yaitu di angka 150 juta butir.

Razak bilang, PPKS dan produsen bibit sawit lainnya sebenarnya bisa memproduksi bibit lebih banyak dari itu. Dalam setahun, kapasitas terpasang PPKS bisa mencapai 40 juta butir sawit. Sementara kapasitas terpasang nasional bisa mencapai 220 juta buitr. Namun, para produsen bibit sawit memang menahan peningkatan produksinya karena permintaannya stagnan.

Banyak konsumen PPKS misalnya yang menurunkan dan bahkan menghentikan permintaan bibit sawit, karena tidak bisa melakukan ekspansi lahan baru. "Melihat kondisi itu, kami tidak berani meningkatkan produksi bibit sawit," ujar Razak kepada KONTAN, Rabu (8/6).

Asmar Arsyad, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), mengatakan pembukaan lahan barunya dibatasi, otomatis permintaan bibit sawit dari petani akan berkurang. Informasi saja, jumlah lahan perkebunan rakyat pada tahun 2010 sebanyak 3,8 juta hektare.

Mandeknya permintaan ini diperparah dengan ketersediaan lahan induk (plasma nutfah) untuk pengembangan bibit sawit. Razak bilang, PPKS dan produsen bibit lainnya kesulitan mencari lahan baru yang cocok untuk pengembangan bibit sawit.

Yuli Susanto, salah seorang penyemai bibit sawit di Kalimantan Selatan (Kalsel), mengatakan mandeknya permintaan juga dirasakan oleh penyemai seperti dirinya. Ia mengaku permintaan bibit sawit hasil penyemaian stagnan di angka 16.000-17.000 pohon per bulan. Jumlah ini tidak berubah sejak tahun 2010 lalu. (sumber Kontan)

Wednesday, June 8, 2011

DAFTAR ANGGOTA RSPO dari INDONESIA

 berikut daftar anggota RSPO dari Negara Indonesia yang dihimpun hingga 01 Juni 2011
DATA/Judul Country Negara Member Since Anggota Sejak Status Status
Anglo Eastern Plantation PLC Anglo Timur Perkebunan PLC Indonesia Indonesia 18/05/2007 18/05/2007 Approved Disetujui
Bayer Cropscience Indonesia Bayer CropScience Indonesia Indonesia Indonesia 08/01/2008 08/01/2008 Approved Disetujui
Control Union Indonesia Control Union Indonesia Indonesia Indonesia 08/02/2007 08/02/2007 Approved Disetujui
Daemeter Consulting Daemeter Consulting Indonesia Indonesia 12/01/2011 12/01/2011 Approved Disetujui
David Leeks David Bawang daun Indonesia Indonesia 05/09/2005 05/09/2005 Approved Disetujui
Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Indonesia Indonesia 30/06/2009 30/06/2009 Approved Disetujui
Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI) Minyak Sawit Indonesia Research Institute (IOPRI) Indonesia Indonesia 14/12/2006 14/12/2006 Approved Disetujui
Indonesian Palm Oil Producers Association (GAPKI) * Produsen Minyak Sawit Indonesia Asosiasi (GAPKI) * Indonesia Indonesia 24/09/2004 24/09/2004 Approved Disetujui
Indonesian Sustainable Palm Oil Foundation (ISPO) Yayasan Berkelanjutan Kelapa Sawit Indonesia (ISPO) Indonesia Indonesia 12/11/2009 12/11/2009 Approved Disetujui
Permata Hijau Group Permata Hijau Grup Indonesia Indonesia 22/08/2006 22/08/2006 Approved Disetujui
PT Agro Bukit PT Agro Bukit Indonesia Indonesia 18/08/2006 18/08/2006 Approved Disetujui
PT Agro Indomas PT Agro Indomas Indonesia Indonesia 07/12/2006 07/12/2006 Approved Disetujui
PT Agro Jaya Perdana PT Agro Jaya Perdana Indonesia Indonesia 11/09/2006 11/09/2006 Approved Disetujui
PT Agrowiratama PT Agrowiratama Indonesia Indonesia 28/05/2008 28/05/2008 Approved Disetujui
PT Austindo Nusantara Jaya Agri PT Austindo Nusantara Jaya Agri Indonesia Indonesia 28/02/2007 28/02/2007 Approved Disetujui
PT Bakrie Sumatera Plantations TBK PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Indonesia Indonesia 23/05/2007 23/05/2007 Approved Disetujui
PT Berkat Sawit Sejati PT Berkat Sawit Sejati Indonesia Indonesia 10/06/2008 10/06/2008 Approved Disetujui
PT Bumitama Gunajaya Agro PT Bumitama Gunajaya Agro Indonesia Indonesia 08/10/2007 08/10/2007 Approved Disetujui
PT BW Plantation Tbk PT BW Plantation Tbk Indonesia Indonesia 21/03/2008 21/03/2008 Approved Disetujui
PT Cipta Usaha Sejati PT Cipta Usaha Sejati Indonesia Indonesia 16/06/2009 16/06/2009 Approved Disetujui
Lanjut..

Merek dagang RSPO diluncurkan

JAKARTA: Merek dagang RSPO (The Roundtable on Sustainable Palm Oil) baru-baru ini diluncurkan di Malaysia untuk digunakan oleh seluruh anggota RSPO dalam memasarkan hasil produksi minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya.
Sekretaris Jenderal RSPO Darrel Webber mengklaim terhitung mulai 1 Juni, para produsen produk konsumen CPO seperti margarin, biskuit, coklat, sabun dan kosmetik di seluruh dunia berkomitmen mendemonstrasikan penggunaan merek dagang RSPO untuk keberlangsungan minyak sawit (sustainable palm oil).
Anggota-anggota RSPO, ujarnya, akan dapat menggunakan logo merek dagang RSPO dalam kemasan sebagai pelengkap komunikasi produk-produk mereka yang mengandung minyak sawit yang dikelola secara berkelanjutan berdasarkan standar RSPO.
Dia yakin penggunaan merek dagang tersebut akan mendorong seluruh pihak di seluruh rantai pasok lebih meningkatkan kinerja mereka.
“Mereka dagang RSPO menjadi tonggak sejarah serta industri kelapa sawit pada umumnya,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis hari ini.
Selain itu, lanjutnya, merek dagang RSPO akan memungkinkan konsumen mengambil keputusan yang tepat terhadap pilihan produk yang menggunakan produk sawit berkelanjutan.
Kondisi tersebut dinilai dapat meningkatkan permintaan global mengingat pertumbuhan produksi minyak sawit berkelanjutan yang tersertifikasi (Certified Sustainable Palm Oil) sangat penting dalam menjaga kualitas produksi sejumlah produsen seperti Malaysia, Indonesia, Papua Nugini, kawasan Afrika Barat serta Amerika Latin.
Penetapan ini tak sekadar mendorong pertumbuhan produksi CSPO tapi juga untuk mempersiapkan pasar dari aspek permintaan,” jelas Webber.
Meski demikian, produksi minyak sawit dunia yang telah disertifikasi baru mencapai 9%. Estimasi data saat ini menunjukkan kapasitas produksi sawit berkelanjutan yang bersertifikasi RSPO baru mencapai 4,2 juta ton per tahun atau sekitar 9% dari total produksi minyak sawit global sekitar 46 juta ton per tahun.
Dari 4,2 juta ton sawit bersertifikasi RSPO, sekitar 54% berasal dari Malaysia, disusul Indonesia dengan persentase 35%. Sementara itu, Papua Nugini dan Kolombia berkontribusi masing-masing sekitar 10% dan 1%.
Presiden RSPO Jan Kees Vis, selaku penanggung jawab pengembangan sumber bahan baku berkelanjutan di Unilever—perusahaan pembeli minyak sawit terbesar di dunia—mengklaim adanya RSPO membuat perkembangan produk Unilever sangat pesat.
Saat ini, sekitar 9% dari total produksi minak sawit dunia telah disertifikasi. Harus diakui merek dagang RSPO merupakan terobosan dalam permintaan global terhadap CSPO sehingga merek dagang RSPO perannya sangat penting,” jelasnya.
Sebelumnya, desain merek dagang RSPO telah diluncurkan pada November 2010 pada Rountable Meeting RSPO Ke-8 di Jakarta. Saat ini, aturan mengenai penggunaan merek dagang ini telah dirampungkan dan prosedur untuk mendapatkan izin penggunaan merek dagang sedang disusun.
Hingga 2011, sebanyak 60 negara sedang mendaftarkan merek dagang RSPO termasuk di pasar-pasar minyak sawit terkemuka. RSPO sendiri merupakan organisasi multistakeholders yang didirikan pada 2004 untuk mempromosikan produksi dan penggunaan minyak sawit berkelanjutan melalui standar global yang kredibel. (sut) (sumber : bisnis)

SMART & IPB garap Proyek Sawit A

BOGOR-PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMART) melalui Eka Tjipta Foundation (ETF) meresmikan kerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB) dalam pemanfaatan provitamin A minyak sawit merah guna memenuhi kebutuhan vitamin masyarakat. Penandatanganan perjanjian kerjasama dilakukan di Ruang Sidang Fateta IPB, Kampus IPB Darmaga, Bogor dengan melibatkan Ketua Umum ETF, G. Sulistiyanto, Direktur Utama PT SMART Tbk., Daud Dharsono bersama Dekan Fateta IPB, Dr. Ir. Sam Herodian dan perwakilan civitas academica IPB lainnya.
 
“Upaya kami mendorong peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat, satu diantaranya ditempuh dengan memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan pada sektor dimana perusahaan kami beroperasi. Karena membutuhkan kepakaran khusus, tidak semuanya dapat kami lakukan sendiri. Itu sebabnya kami bekerjasama dengan para peneliti IPB yang dipimpin Prof. Fransiska R. Zakaria dalam pemanfaatan Provitamin A minyak sawit merah,“ ujar Sulistiyanto.

Minyak sawit merah memiliki kandungan provitamin A yang sangat tinggi namun selama ini belum dioptimalisasi.
Menurut penelitian Fateta IPB, sawit adalah penghasil karotenoid tertinggi di dunia. Karotenoid yang tercampur dalam minyak sawit menyebabkan provitamin A sangat mudah diserap tubuh dan diubah menjadi vitamin A dengan potensi konversi mencapai sebesar 98%. Potensi ini menjadikan minyak sawit merah sebagai sumber vitamin A yang jauh lebih murah dibandingkan sumber vitamin A lainnya.

Melalui proyek “Pemanfaatan Provitamin A Minyak Sawit untuk Mengatasi Kekurangan Vitamin A di Masyarakat Indonesia“ yang juga dikenal sebagai “Proyek SawitA“, para peneliti Fateta IPB menemukan metode pengolahan minyak sawit merah tanpa merusak kandungan provitamin A yang ada didalamnya, termasuk mengembangkannya menjadi beraneka produk turunan yang mudah dikonsumsi. Kajian yang ada menunjukkan pendekatan ini lebih efektif dan ekonomis dalam memenuhi kebutuhan vitamin A bagi masyarakat luas. Terlebih lagi Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar dunia.

“Masyarakat dengan gizi yang berkecukupan adalah aset bangsa dan ini sejalan dengan pencapaian target Millenium Development Goal bangsa kita. Kami berkepentingan untuk berkontribusi, termasuk melalui penelitian dan pengembangan pada sektor perkebunan sawit yang kami kelola,“ tambahnya.

Kerjasama ini juga meliputi kegiatan sosialisasi, ujicoba, pemantauan berikut analisis penggunaan produk berbasis minyak sawit merah – seperti minyak makan SawitA Gurih, minyak sawit murni dalam kemasan SawitA Tumis, emulsi manis (gula dengan olein merah) SawitA Manis (emulsi gula dengan olein merah) dan kapsul lunak – kepada 2.500 orang responden yang tersebar di Kabupaten Bogor dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. “Menjadikan kerjasama ini sebagai bagian dari program corporate social responsibility PT SMART Tbk., juga selaras dengan falsafah kami yang menyeimbangkan aspek sosial kemasyarakatan, kelestarian lingkungan serta aspek ekonomi,” tutupnya.( sumber :ekatjipta.foundation)

Sinar Mas Agro bagikan dividen ...

JAKARTA: PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, lini perkebunan Grup Sinarmas, pada tahun ini membagikan dividen Rp150 per saham atau total Rp430 miliar, yang sekitar 34% dari laba bersih 2010.

Nilai dividen itu disetujui dalam rapat umum pemegang saham perseroan yang berlangsung hari ini.

Investor Relations Sinar Mas Agro Pinta Sari Chandra mengatakan dividen itu akan dibagikan ke pemegang saham pada 26 Juli 2011.

"Dividen akan kami bagikan ke pemegang saham, sebesar Rp150 per lembar pada 26 Juli 2011," paparnya seusai RUPS, hari ini.

Pada RUPS Luar Biasa yang juga berlangsung hari ini, pemegang menyetujui bahwa direksi berwenang menjadikan 50% aset sebagai jaminan untuk mendapat fasilitas pinjaman perbankan.

Pada kuartal I/2011 perseroan membukukan penjualan bersih Rp7,7 triliun atau meroket 92% dibandingkan dengan realisasi periode yang saham tahun sebelumnya Rp4,03 triliun.

Adapun laba bersih tercatat sebesar Rp584 miliar, naik 33% dibandingkan dengan sebelumnya Rp439 miliar.(api)
(sumber : bisnisIndonesia)

SERBA-SERBI : SENAM KEBUGARAN (AEROBIK)



Kegiatan Routine Pegawai BKS-PPS setiap Sabtu pagi
Sebagai upaya untuk menjaga kesehatan para pegawai, bagian Sekretariat BKS-PPS mengadakan kegiatan Routine Senam kebugaran Aerobik...semoga bermanfaat.

Tuesday, June 7, 2011

Pelemahan ekonomi AS tekan harga sawit

JAKARTA: Harga minyak sawit mentah turun untuk pertama kali dalam 3 hari dipicu sinyal pelemahan ekonomi di AS. Spekulasi perlambatan di negara ekonomi terbesar dunia itu dikhawatirkan dapat mengganggu permintaan komoditas, padahal produksi Malaysia dapat naik lebih dari perkiraan perkiraan.

Harga kontrak berjangka minyak untuk pengiriman Agustus turun 1% menjadi 3.388 ringgit atau US$1.127 per metrik ton pada Malaysia Derivatives Exchange.

Indikator ekonomi AS berupa data manufaktur, pasar tenaga kerja dan indeks kepercayaan konsumen yang dirilis melemah pada pekan lalu, mendorong spekulasi Federal Reserves bakal menahan suku bunga di dekat nol untuk mengamankan ekonominya. Tingkat pengangguran tercatat naik dari 9% menjadi 9,1% pada bulan lalu.

Tren ini melanjutkan penurunan harga sebesar 0,5% pada pekan lalu setelah terjadi kenaikan pada 3 pekan sebelumnya.

Ker Chung Yang, analis pada Phillip Futures Pte, pada petang ini mengatakan ada laporan AS dapat menyebabkan sentimen di pasar komoditas melemah, terutama pada minyak kelapa sawit.

Dia menuturkan minyak sawit mentah memang berkorelasi erat terhadap pertumbuhan ekonomi karena digunakan untuk keperluan memasak juga sebagai biofuel.(mmh)

Sementara, Kepala perdagangan LT Futures International Sdn. Chandran Sinnasamy memperkirakan, produksi minyak sawit di Malaysia pada Mei lalu mungkin akan melebihi ekspektasi pasar, dan bisa menekan harga.

Dewan Minyak Sawit Malaysia dijadwalkan merilis data produksi, persediaan, dan ekspor untuk bulan Mei, pada 10 Juni mendatang. (sumber :bisnis.com & kontanonline).

Monday, June 6, 2011

Bappepti: harga CPO terus naik

JAKARTA. Harga CPO yang diperdagangkan di bursa terus mengalami kenaikan. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan, harga CPO di MDEX (Malaysia Deriavtives Exchange) pada penutupan perdagangan Jumat (3/6) berada di level RM 3478 per ton.

Harga itu mengalami kenaikan dibanding awal Juni yang berada pada level harga RM 3435 per ton. Tren kenaikan harga CPO juga terjadi di bursa dalam negeri.

"Di BKDI (Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia) harga CPO ditutup pada level harga Rp 9.880 per kg atau menguat Rp 100 per kg,” demikian rilis Bappepti mengenai Analisis Perkembangan Harga, di Jakarta, Senin (6/6).

Naiknya harga CPO itu dipicu tingginya permintaan CPO dari kawasan Timur Tengah. Selain itu, kenaikan harga Kedelai juga berpengaruh terhadap harga CPO. Harga kedelai naik akibat adanya kekhawatiran berkurangnya areal panen kedelai karena pengaruh cuaca di Amerika Serikat. Adapun, harga kedelai untuk pengiriman Juli naik 0,3% ke level US$ 14,11 per bushel di Chicago, sebelum diperdagangkan di US$ 14,075. (sumber:kontan)

Ekspor karet periode Januari-April 2011 melesat 83,98 %

JAKARTA. Nilai ekspor karet dan barang dari karet pada periode Januari-April 2011 menunjukkan peningkatan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor karet pada periode itu sebesar US$ 5,06 miliar. Nilai ini naik 83,98% dibandingkan periode Januari-April tahun lalu yang senilai US$ 2,75 miliar.

Azis Pane, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia, mengatakan peningkatan nilai ekspor karet itu disebabkan oleh kenaikan harga karet internasional pada empat bulan pertama tahun ini. Harga karet internasional memang sedang tinggi-tingginya akibat ketimpangan pasokan dengan permintaan.

Pasokan karet dari Thailand sebagai produsen terbesar karet dunia sempat terhambat akibat konflik politik dengan Kamboja. Banyak persediaan karet di sana yang seharusnya dikirim ke luar negeri terpaksa disimpan terlebih dahulu. Ini membuat pasokan karet dunia menipis.

Di sisi lain, permintaan karet dari beberapa negara seperti China dan India terus meningkat. "Ketimpangan antara pasokan dan permintaan ini membuat harga karet melambung, secara otomatis nilai ekspor Indonesia melesat," jelas Azis kepada KONTAN, Senin (6/6).

Namun, dari segi volume, ekspor karet empat bulan pertama di 2011 ini tidak terlalu signifikan. Masih berdasarkan data BPS, volume ekspor karet Indonesia pada empat bulan pertama tahun ini sebanyak 1,06 miliar kilogram (kg). Volume ini hanya naik 17,34 % dari Januari-April 2010 yang sebanyak 907,44 juta kg.

Terang saja volume ekspor tidak begitu signifikan, sebab kondisi cuaca yang ekstrem membuat panen karet tidak maksimal. "Namun akibat harga karet dunia meningkat, sehingga nilai eskspor kita tertolong," ujar Deddy Saleh, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Selain peningkatan permintaan datang dari China dan India, peningkatan ekspor karet ini juga didorong oleh kenaikan permintaan karet dari Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Permintaan karet dari Jepang berangsur pulih sejak awal April kemarin.

Pada bulan Maret permintaan karet dari Jepang memang menurun drastis akibat terjangan bencana tsunami. Namun, sejak awal April kemarin, permintaan karet dari Jepang sudah berangsur normal.

"Itu yang menopang peningkatan ekspor kita," kata Deddy. Informasi saja, Jepang merupakan negara importir karet terbesar ketiga di dunia dengan volume impor sekitar 248.000 ton per tahun.

Bakal turun di akhir tahun

Azis bilang, kinerja ekspor karet yang menggembirakan ini bakal berlanjut pada kuartal berikutnya. Penyebabnya, permintaan karet dari Jepang akan terus meningkat seiring kian pulihnya sektor otomotif di sana. "Membaiknya Jepang bakal berimbas positif kepada kinerja ekspor Jepang di bulan-bulan selanjutnya," ujar Azis.

Berdasarkan data Kemendag, nilai ekspor karet dan produk karet selama kuartal I 2011 mencapai US$ 3,6 juta. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 58,4% dari periode sama tahun 2010 yang hanya sekitar US$ 1,9 juta.

Meski begitu, Azis memprediksi ekspor karet bakal menukik pada kuartal akhir tahun ini. Dugaan itu didasarkan pada kebijakan pemerintah China yang hendak membatasi kepemilikan mobil masyarakatnya.

Kebijakan itu jelas berimbas pada permintaan karet dari China. "Potensi negatif ini yang harus kita waspadai," tandas Azis.

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum