Foto : Prabudi Gunawan Wah!! Naluri Hewan kecil ini mempersiapkan rumah keturunannya |
| ||
Foto : Prabudi Gunawan |
ada catatan saya tentang itu yaitu :
Kebanyakan ulama mengatakan hukum lebah sama dengan semut dengan landasan hadist yaitu intinya larangan membunuhnya dan larangan memakannya. Namun para ulama menerangkan bahwa larangan membunuh lebah karena menghasilkan madu yang berguna bagi manusia. Meskipun demikian ada beberapa pendapat lemah yang mengatakan boleh memakan lebah karena disamakan dengan belalang dan begitu juga boleh membunuh lebah karena bisa menyengat, apalagi lebah yang membahayakan dan tidak memproduksi madu.
Ada 5 jenis hewan yang haram untuk dibunuh. Kelima jenis hewan itu adalah:
1. Ash-shurad
Shurad adalah burung berkepala besar dan berparuh besar, perutnya putih, punggungnya hijau, memangsa serangga dan burung kecil. Burung ini lebih besar dari burung pipit dan terkadang memangsa burung pipit.
2. Kodok/katak.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, dari Nabi saw beliau bersabda, "Janganlah kalian membunuh katak!" (Shahih, dalam kitab Shahih al-Jami' ash-Shaghir [7390]).
Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Utsman r.a, "Dilarang membunuh katak dengan alasan untuk obat-obatan," (Shahih, dalam kitab Shahih al-Jami' ash-Shaghir [6971]).
3. Semut.
Khatabi dan Baghawi menegaskan bahwa semut di sini bukan semua jenis semut, tapi semut Sulaimaniyah, yaitu semut besar yang tidak membahayakan dan tidak menyerang manusia. Adapun semut-semut kecil yang kadang termasuk wabah dan mengganggu serta menyerang manusia, maka boleh dibunuh. Imam Malik mengatakan makruh hukumnya membunuh semut yang tidak membahayakan. Namun meskipun boleh membunuh semut, tapi sebaiknya mebunuh semut dengan cara tidak membakarnya, karena ada hadist yang menegaskan bahwa yang berhak menyiksa dengan api adalah Tuhan api. (HR Abu Dawud dari Ibnu Mas’ud).
Larangan membunuh semut
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa seekor seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan untuk mendatangi sarang semut dan membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih. (Shahih Muslim No.4157)
4. Burung Hud-hud (sejenis burung pelatuk).
Burung Hud-hud adalah burung yang pernah berdialog dengan Nabi Sulaiman. Dan merupakan utusan Nabi Sulaiman yang menyampaikan surat kepada Ratu Bilqis.
Kelima hewan ini haram dimakan, berdasarkan hadits Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-, beliau berkata:
نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنْ قَتْلِ الصُّرَدِ وَالضِّفْدَعِ وَالنَّمْلَةِ وَالْهُدْهُدِ
“Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wasallam- melarang membunuh shurad, kodok, semut, dan hud-hud. (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang shohih).
Adapun larangan membunuh lebah, warid dalam hadits Ibnu 'Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud.
Dan semua hewan yang haram dibunuh maka memakannyapun haram. Karena tidak mungkin seekor binatang bisa dimakan kecuali setelah dibunuh.............. "ya sudahlah biarkan saja "PIKIR"-ku.
dengan penasaran saya mencoba lagi mencari bacaan yang berhubungan dengan makhluk itu ternyata didapat sbb :(lumayan tambah wawasan untuk diriku dan anak-anakku)"
Menurut si :.. Mimin Pomalingo (http://smktekmuhlimboto.blogspot.com/2013/01/perbedaan-tawon-dan-lebah.html)
Foto Prabudi Gunawan Ilmu Pengetahuan yg diajarkan Allah Swt. |
Sengatan Tawon
Tawon memiliki sengat yang terdapat di ujung abdomennya. Hanya tawon betina yang memiliki sengat, sementara pejantannya tidak memiliki sengat. Sengat tawon sebenarnya adalah semacam saluran yang terhubung ke kelenjar bisa. Tawon menggunakan sengatnya untuk melumpuhkan korbannya dan mempertahankan diri. Sengat tawon tidak bergerigi sehingga tawon bisa menggunakan sengatnya untuk menyengat berulang kali tanpa khawatir sengatnya akan menancap dan tidak bisa dicabut. Sengatan tawon sendiri walaupun menimbulkan rasa sakit biasanya tidak berbahaya bagi manusia, namun pada beberapa orang yang memiliki alergi pada racun tawon, sengatan yang disebabkan oleh tawon bisa berakibat fatal.
LEBAH
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.
Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.
Sengatan Lebah
Lebah sering menggunakan sengatan ekornya saat merasa terganggu (terusik). Lebah menusukkan sengatan ekornya berkali-kali ke epidermis musuhnya sehingga merasa sakit. Namun, apa yang dilakukan lebah ini ternyata malah membuat sengatnya lepas (tertinggal) di kulit seseorang dan menarik alat sengat dan kantung sengat (yang memang menempel pada sengatnya), dan dalam beberapa menit kemudian lebah pun mati.
Perbedaan tawon dan lebah
Tawon Lebah
Bertubuh relatif ramping Bertubuh gemuk
Mulutnya memiliki rahang (mandibula) untuk menggigit Mulutnya tidak memiliki mandibula
Berambut tipis atau nyaris tidak berambut Berambut tebal
Larvanya (umumnya) memakan daging Larvanya memakan madu
Semua kakinya berukuran sama Kaki belakangnya lebih besar lebih pipih
KELEBIHAN LAIN TAWON ATAU LEBAH
Lebah Dapat Membantu Pengendalian Hama Ulat
Apa yang akan terjadi jika di dunia ini tidak ada lebah?menurut si Ahmad Najib(www.terbaca.com). Lebah menghasilkan madu dan membantu penyerbukan berbagai jenis tanaman termasuk tanaman pangan di dunia. Pernahkah terlintas dalam pikiran anda bahwa lebah bisa membantu membasmi hama ulat?
Hama ulat merupakan musuh bagi para petani karena sekumpulan ulat bisa dengan cepat memakan daun, bunga dan buah dari tanaman yang dibudidayakan. Tak heran jika para petani harus menggunakan berbagai macam pestisida kimia sintesis untuk membasmi hama ulat agar tanaman mereka tetap terlindung dan hasil panen tidak menurun. Namun, penggunaan pestisida kimia sintetis dalam jangka waktu yang lama dapat merusak lingkungan sekitar yang justru akan membahayakan bagi tanaman, petani maupun konsumen hasil pertanian. Sebetulnya hal semacam ini dapat dikurangi dengan cara memanfaatkan predator alami ulat yaitu tawon.
Ternyata dengungan tawon bisa melindungi tanaman pangan dan tanaman lainnya dari serangan hama ulat. Untuk mempertahankan dirinya, ulat memiliki bulu-bulu yang berfungsi sebagai sensor untuk merasakan getaran-gataran udara disekitarnya yang disebabkan oleh getaran sayap tawon. Jika lebah mendekati ulat, maka ulat akan diam tidak bergerak atau menjatuhkan dirinya ke tanah untuk menyelamatkan diri.
Jurgen Tautz, seorang ahli biologi dari Universitas Wurzburg di Jerman tertarik dengan kemampuan tawon mengusir ulat. Ia berpikir, apakah lebah yang memiliki sayap dengan frekuensi yang sama dengan tawon dapat melakukan hal yang sama (mengusir ulat)? Kemudian ia mencoba membuktikannya dengan melakukan eksperimen kecil.
Tautz dan koleganya Michael Rostas membuat dua tenda berbentuk tabung di taman universitas mereka. Stiap tenda diberi 10 tanaman merica. Kemudian mereka memasukkan kira-kira 10 ulat kecil, dan satu hama tanaman lain pada setiap satu tanaman. Salah satu tenda memiliki sebuah jendela yang didekatkan dengan sarang lebah yang lubang-lubangnya diberi gula agar lebah tidak terbang kemana-mana. Tenda kedua diisolasi dengan lingkungan luar. Setelah kira-kira 2 minggu, Tautz dan Rostaz mengumpulkan daun-daun dari tanaman dalam tenda tersebut. Dan ternyata lebah dapat melakukan hal yang sama dengan tawon. Hanya terdapat 1-3 daun yang rusak di dalam sebuah tenda yang didekatkan dengan sarang tawon.
Telah terbukti bahwa ternyata hama ulat dapat dikendalikan oleh lebah. Dibutuhkan lebih banyak lebah untuk mengendalikan hama ulat pada areal pertanian yang luas. Untuk itu Tautz mengatakan "menanam bunga disekitar lahan pertanian dapat mengundang lebih banyak lebah sehingga ulat akan berkurang".
Hama ulat merupakan musuh bagi para petani karena sekumpulan ulat bisa dengan cepat memakan daun, bunga dan buah dari tanaman yang dibudidayakan. Tak heran jika para petani harus menggunakan berbagai macam pestisida kimia sintesis untuk membasmi hama ulat agar tanaman mereka tetap terlindung dan hasil panen tidak menurun. Namun, penggunaan pestisida kimia sintetis dalam jangka waktu yang lama dapat merusak lingkungan sekitar yang justru akan membahayakan bagi tanaman, petani maupun konsumen hasil pertanian. Sebetulnya hal semacam ini dapat dikurangi dengan cara memanfaatkan predator alami ulat yaitu tawon.
Ternyata dengungan tawon bisa melindungi tanaman pangan dan tanaman lainnya dari serangan hama ulat. Untuk mempertahankan dirinya, ulat memiliki bulu-bulu yang berfungsi sebagai sensor untuk merasakan getaran-gataran udara disekitarnya yang disebabkan oleh getaran sayap tawon. Jika lebah mendekati ulat, maka ulat akan diam tidak bergerak atau menjatuhkan dirinya ke tanah untuk menyelamatkan diri.
Jurgen Tautz, seorang ahli biologi dari Universitas Wurzburg di Jerman tertarik dengan kemampuan tawon mengusir ulat. Ia berpikir, apakah lebah yang memiliki sayap dengan frekuensi yang sama dengan tawon dapat melakukan hal yang sama (mengusir ulat)? Kemudian ia mencoba membuktikannya dengan melakukan eksperimen kecil.
Tautz dan koleganya Michael Rostas membuat dua tenda berbentuk tabung di taman universitas mereka. Stiap tenda diberi 10 tanaman merica. Kemudian mereka memasukkan kira-kira 10 ulat kecil, dan satu hama tanaman lain pada setiap satu tanaman. Salah satu tenda memiliki sebuah jendela yang didekatkan dengan sarang lebah yang lubang-lubangnya diberi gula agar lebah tidak terbang kemana-mana. Tenda kedua diisolasi dengan lingkungan luar. Setelah kira-kira 2 minggu, Tautz dan Rostaz mengumpulkan daun-daun dari tanaman dalam tenda tersebut. Dan ternyata lebah dapat melakukan hal yang sama dengan tawon. Hanya terdapat 1-3 daun yang rusak di dalam sebuah tenda yang didekatkan dengan sarang tawon.
Telah terbukti bahwa ternyata hama ulat dapat dikendalikan oleh lebah. Dibutuhkan lebih banyak lebah untuk mengendalikan hama ulat pada areal pertanian yang luas. Untuk itu Tautz mengatakan "menanam bunga disekitar lahan pertanian dapat mengundang lebih banyak lebah sehingga ulat akan berkurang".
"WAH DARI BACAAN DIATAS UNTUNG NGAK ANE BUNUH TU LEBAH".... KEBETULAN die memang nagkring di daun pohon mangga saya.,,, mudah-mudahan buahnya betulan tidak berulat....AMIN.
makanya cari dulu informasi jangan maen hakim sendiri!!!!! He...he....he...Wassalam.