Nilai ekspor minyak sawit mentah Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan I
2011 naik 39,53 persen dari periode sama tahun lalu atau mencapai 1,292
miliar dolar AS yang dipicu harga jual yang mahal.
Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Sumut, Laksamana Adiyaksa di Medan, Jumat, 10 Juni 2011, mengatakan, harga ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) 1.177 dolar AS/ton pada penutupan di bursa Rotterdam 8 Juni lalu dan bursa lokal sebesar Rp8.737/kg.
Mahalnya harga CPO itu akibat pasokan yang ketat dari negara produsen termasuk Indonesia, harga minyak bumi yang bertahan tinggi dan menguatnya permintaan.
Diperkirakan, harga CPO itu bertahan atau bahkan meningkat karena produksi masih akan ketat ditengah permintaan yang stabil.
Corporate Service Director PT.ANJ Agri Siais, Hari Witono, mengakui menurunnya hasil tandan buah segar (TBS) di perkebunan akibat kemarau.
Produksi yang turun itu membuat harga TBS tetap mahal atau Rp1.670/kg, katanya.
Produksi kemungkinan baru akan naik mulai Agustus atau September ,namun diduga tidak banyak karena faktor anomali cuaca.
Kabid Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Erwin Said, mengatakan, nilai ekspor golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati Sumut tiap bulannya tren naik.
Pada April lalu misalnya, devisa dari golongan barang itu naik signifikan, yakni 78,89 persen dari Maret atau mencapai 359,921 juta dolar AS.(EXp)
Ekspor CPO Sumut itu terbesar ke negara India, China dan Eropa. (ant)
Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Sumut, Laksamana Adiyaksa di Medan, Jumat, 10 Juni 2011, mengatakan, harga ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) 1.177 dolar AS/ton pada penutupan di bursa Rotterdam 8 Juni lalu dan bursa lokal sebesar Rp8.737/kg.
Mahalnya harga CPO itu akibat pasokan yang ketat dari negara produsen termasuk Indonesia, harga minyak bumi yang bertahan tinggi dan menguatnya permintaan.
Diperkirakan, harga CPO itu bertahan atau bahkan meningkat karena produksi masih akan ketat ditengah permintaan yang stabil.
Corporate Service Director PT.ANJ Agri Siais, Hari Witono, mengakui menurunnya hasil tandan buah segar (TBS) di perkebunan akibat kemarau.
Produksi yang turun itu membuat harga TBS tetap mahal atau Rp1.670/kg, katanya.
Produksi kemungkinan baru akan naik mulai Agustus atau September ,namun diduga tidak banyak karena faktor anomali cuaca.
Kabid Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Erwin Said, mengatakan, nilai ekspor golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati Sumut tiap bulannya tren naik.
Pada April lalu misalnya, devisa dari golongan barang itu naik signifikan, yakni 78,89 persen dari Maret atau mencapai 359,921 juta dolar AS.(EXp)
Ekspor CPO Sumut itu terbesar ke negara India, China dan Eropa. (ant)
No comments:
Post a Comment