BOGOR-Sebuah seminar yang mempertemukan LSM dengan pengusaha untuk
membahas pengembangan perkebunan sawit yang berkaitan dengan konservasi
kehidupan liar, digagas Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.
"Jadi, inilah untuk pertama
kalinya dipertemukan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan
sawit, untuk duduk bersama membahas tema pengembangan perkebunan kelapa
sawit versus konservasi hidupan liar, baik yang pro, kontra, termasuk
dari pemerintah, dan perguruan tinggi," kata ketua panitia seminar
nasional tersebut Dr Ir Yanto Santosa, DEA di Kampus IPB Baranangsiang,
Bogor, Jawa Barat, Senin petang (26/9).
Dalam penjelasan yang
disampaikan bersama Dekan Fahutan IPB Prof Bambang Hero Saharjo, M.Agr,
Kepala Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) IPB
Prof Sambas Basuni, MS, serta Direktur Riset dan Kajian Strategis IPB
Prof Iskandar Zulkarnaen Siregar, M.For.Sc, ia mengatakan bahwa seminar
yang akan diadakan pada 5-6 Oktober 2011 itu akan diselenggarakan di
IPB International Convention Center (IICC) Bogor.
Menurut dia,
dengan menghadirkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan
sawit, termasuk LSM asing seperti Greenpace Indonesia, Saiwtwatc, WWF,
wakil pemerintah, peneliti dan perguruan tinggi, kelompok pengusawa
sawit (GAPPKI, SMART, Astra Agro Lestari), perhimpunan ahli dan
pemerhati primata Indonesia (PERHAAPI), Indonesia Elelhant Spesies
Group, serta pemerintah, diharapkan seminar nasional itu dapat menjadi
wahana bagi semua pihak.
"Yakni untuk meletakkan 'plat form'
strategi pembangunan kelapa sawit berkelanjutan (sustainable palm oil
industry), yang terintegrasi dengan upaya konservasi keanekaragaman
hidupan liar, sehingga tercipta sinergi antara kepentingan ekonomi dan
ekologi," kata doktor lulusan Universite Paul Sabastier, Prancis, yang
menjabat Kepala Laboratorium Ekologi Satwaliar IPB itu.
Ia
menambahkan, sebagai pembicara kunci dalam seminar itu adalah Menteri
Kehutanan dan Menteri Pertanian dan Menteri Lingkungan Hidup, untuk
memberikan gambaran bagaimana kebijakan pemerintah mengenai sawit dan
permasalahannya.
Dikemukakannya bahwa selama bertahun-tahun sawit
memainkan peranan penting dalam perekonomian Indoensia dan merupakan
salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa negara, yakni
mencapai 8,87 miliar dolar AS pada tahun 2001, yang meningkat 12,39
miliar dolar AS tahun 2008.
"Saat ini Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit mentah 2006," katanya.
Selain
itu, kata dia, perkebunan dan industri kelapa sawit juga telah
memberikan kontribusi signifikan dalam perluasan lapangan kerja,
penyediaan bahan baku untuk industri hilir dan pengembangan wilayah.
Di
lain pihak, kata dia, sebagaimana tertuang dalam buku "Agenda 21
Indonesia" dan temuan beberapa LSM, pertumbuhan perkebunan dan industri
kelapa sawit diduga telah menjadi salah satu ancaman terhadap
kelestarian keanekaragaman hidupan liar hutan tropis Indonesia.
Hal
itu, katanya, terjadi karena pengembangan areal perkebunan kelapa
sawit dilakukan pada kawasan hutan konservasi yang seringkali masih
berhutan.
Pada tahun 2004, katanya, Kementerian Kehutanan telah
melakukan pelepasan kawasan hutan seluas 15,9 juta hekatre untuk
perkebunan kelapa sawit, di mana hanya 5,5 juta hektare yang ditanami.
Sedangkan
WALHI memperkirakan pada tahun 2006, seluas 16,8 juta hektare hutan
telah dilepaskan untuk perkebunan kelapa sawit, dan hanya 6,7 hektare
yang ditanami dan meninggalkan sisa kawasan hutan lainnya dalam kondisi
rusak setelah diambil kayunya.
Polemik Terbuka Menurut Yanto
Santosa, kondisi dilematis tersebut seringkali menjadi polemik terbuka
di media massa yang dikhawatirkan akan berdampak negatif.
"Tidak
saja (negatif) bagi masa depan perkebunan dan industri kelapa sawit,
tapi juga kelestarian keanekaregaman hidupan liar hutan tropika
Indonesia," katanya.
Merujuk pada kondisi itulah, kata dia,
mendorong DKSHE Fakultas Kehutanan IPB, selaku institusi dengan
kompetensi konservasi sumberdaya hutan, untuk mempertemukan semua
pemangku kepentingan dimaksud, melalui seminar nasional dengan tema
"Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit versus Konservasi Hidupan Liar:
Menciptakan Sinergi Kepentingan Ekonomi dan Ekologi Dalam Pengelolaan
Yang Berkelanjutan" itu.
Tujuannya, adalah mengidentifikasi dan
merumuskan penanggulangan dampak negatif pembukaan kelapa sawit
terhadap kelestarian hidupan liar Indonesia, dan menyusun
strategi/kebijakan pengembangan perkebunan kelapa sawit berwawasan
konservasi hidupan liar.
Sedangkan manfaat yang diharapkan, kata
dia, adalah dihasilkannya sebuah rumusan kebijakan konservasi hidupan
liar dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit.
Direktur Riset
dan Kajian Strategis IPB Prof Iskandar Zulkarnaen Siregar menambahkan,
melalui seminar itu IPB juga akan menyampaikan riset-riset yang
berkaitan dengan tema dimaksud.
Bahkan, kata dia, telah
dilakukan rencana kerja sama dengan Universitas Goettingen, Jerman
untuk skema riset, yang berkaitan dengan masalah tersebut.(ID)
1 comment:
Hello,
I'm categorically gleeful to enrol in you, and assumption I drive be masterful to learn a lot of things here.
Acknowledge gratitude,
Eugene
Post a Comment