Sekretaris
Jenderal RSPO Darrel Webber mengklaim terhitung mulai 1 Juni, para
produsen produk konsumen CPO seperti margarin, biskuit, coklat, sabun
dan kosmetik di seluruh dunia berkomitmen mendemonstrasikan penggunaan
merek dagang RSPO untuk keberlangsungan minyak sawit (sustainable palm oil).
Anggota-anggota
RSPO, ujarnya, akan dapat menggunakan logo merek dagang RSPO dalam
kemasan sebagai pelengkap komunikasi produk-produk mereka yang
mengandung minyak sawit yang dikelola secara berkelanjutan berdasarkan
standar RSPO.
Dia
yakin penggunaan merek dagang tersebut akan mendorong seluruh pihak di
seluruh rantai pasok lebih meningkatkan kinerja mereka.
“Mereka dagang RSPO menjadi tonggak sejarah serta industri kelapa sawit pada umumnya,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis hari ini.
Selain
itu, lanjutnya, merek dagang RSPO akan memungkinkan konsumen mengambil
keputusan yang tepat terhadap pilihan produk yang menggunakan produk
sawit berkelanjutan.
Kondisi
tersebut dinilai dapat meningkatkan permintaan global mengingat
pertumbuhan produksi minyak sawit berkelanjutan yang tersertifikasi
(Certified Sustainable Palm Oil) sangat penting dalam menjaga kualitas
produksi sejumlah produsen seperti Malaysia, Indonesia, Papua Nugini,
kawasan Afrika Barat serta Amerika Latin.
“Penetapan
ini tak sekadar mendorong pertumbuhan produksi CSPO tapi juga untuk
mempersiapkan pasar dari aspek permintaan,” jelas Webber.
Meski
demikian, produksi minyak sawit dunia yang telah disertifikasi baru
mencapai 9%. Estimasi data saat ini menunjukkan kapasitas produksi sawit
berkelanjutan yang bersertifikasi RSPO baru mencapai 4,2 juta ton per
tahun atau sekitar 9% dari total produksi minyak sawit global sekitar 46
juta ton per tahun.
Dari
4,2 juta ton sawit bersertifikasi RSPO, sekitar 54% berasal dari
Malaysia, disusul Indonesia dengan persentase 35%. Sementara itu, Papua
Nugini dan Kolombia berkontribusi masing-masing sekitar 10% dan 1%.
Presiden
RSPO Jan Kees Vis, selaku penanggung jawab pengembangan sumber bahan
baku berkelanjutan di Unilever—perusahaan pembeli minyak sawit terbesar
di dunia—mengklaim adanya RSPO membuat perkembangan produk Unilever
sangat pesat.
“Saat
ini, sekitar 9% dari total produksi minak sawit dunia telah
disertifikasi. Harus diakui merek dagang RSPO merupakan terobosan dalam
permintaan global terhadap CSPO sehingga merek dagang RSPO perannya
sangat penting,” jelasnya.
Sebelumnya,
desain merek dagang RSPO telah diluncurkan pada November 2010 pada
Rountable Meeting RSPO Ke-8 di Jakarta. Saat ini, aturan mengenai
penggunaan merek dagang ini telah dirampungkan dan prosedur untuk
mendapatkan izin penggunaan merek dagang sedang disusun.
Hingga
2011, sebanyak 60 negara sedang mendaftarkan merek dagang RSPO termasuk
di pasar-pasar minyak sawit terkemuka. RSPO sendiri merupakan
organisasi multistakeholders yang
didirikan pada 2004 untuk mempromosikan produksi dan penggunaan minyak
sawit berkelanjutan melalui standar global yang kredibel. (sut) (sumber : bisnis)
No comments:
Post a Comment