Palembang. Harga karet kualitas ekspor kadar kering 90% di Sumatera Selatan, Jumat tercatat Rp22.238 per kg. Harga ini turun dibandingkan sebelumnya mencapai Rp22.459 per kg.
Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel H Awie Aman, di Palembang, Jumat (12/4), mengatakan harga bahan olah karet (bokar) kualitas ekspor kadar kering 90% dalam sebulan terakhir belum stabil. Namun demikian, kata dia, harga bokar kualitas tersebut masih berkisar antara Rp21.000- Rp23.500 per kg. “Selama April 2013 harga bokar kualitas 90 persen tertinggi pada 1 April mencapai Rp23.500 per kilogram, setelah itu selalu terjadi naik dan kemudian turun, namun terendah 21 April hanya Rp21.575 per kilogram, katanya.
Menurut dia, berdasarkan data Gapkindo setempat, selama periode April ini harga jual karet memang terjadi naik dan turun atau berfluktuasi, namun cenderung bergerak turun dibandingkan bulan sebelumnya.
Mengenai kegiatan ekspor, di Sumsel hingga saat ini terdapat puluhan perusahaan pengolahan karet anggota Gapkindo yang rutin melakukan kegiatan ekspor jenis komoditas tersebut. Ekspor karet Sumsel hingga saat ini rata-rata per bulan mencapai 60.000-70.000 ton.
Sementara data rinci mengenai kegiatan ekspor karet, Badan Pusat Statistik setempat mencatat, karet sejak beberapa tahun terakhir masih tetap menjadi komoditas andalan penyumbang devisa terbesar ekspor nonmigas Sumatera Selatan, disusul komoditas lainnya seperti batu bara, minyak sawit mentah, produk kayu, udang, kopi dan teh.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Baehdi Ruswana, di Palembang, sebelumnya mengatakan bahwa dari total ekspor nonmigas provinsi tersebut periode (Januari-Desember 2012 hingga Januari 2013) menghasilkan devisa total US$ 3,98 miliar, karet menyumbang devisa terbesar mencapai US$ 3,13 miliar. (ant)/MB
Menurut dia, berdasarkan data Gapkindo setempat, selama periode April ini harga jual karet memang terjadi naik dan turun atau berfluktuasi, namun cenderung bergerak turun dibandingkan bulan sebelumnya.
Mengenai kegiatan ekspor, di Sumsel hingga saat ini terdapat puluhan perusahaan pengolahan karet anggota Gapkindo yang rutin melakukan kegiatan ekspor jenis komoditas tersebut. Ekspor karet Sumsel hingga saat ini rata-rata per bulan mencapai 60.000-70.000 ton.
Sementara data rinci mengenai kegiatan ekspor karet, Badan Pusat Statistik setempat mencatat, karet sejak beberapa tahun terakhir masih tetap menjadi komoditas andalan penyumbang devisa terbesar ekspor nonmigas Sumatera Selatan, disusul komoditas lainnya seperti batu bara, minyak sawit mentah, produk kayu, udang, kopi dan teh.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Baehdi Ruswana, di Palembang, sebelumnya mengatakan bahwa dari total ekspor nonmigas provinsi tersebut periode (Januari-Desember 2012 hingga Januari 2013) menghasilkan devisa total US$ 3,98 miliar, karet menyumbang devisa terbesar mencapai US$ 3,13 miliar. (ant)/MB