MEDAN : Harga ekspor karet SIR20 Indonesia bertahan rendah atau hanya 2,628 dolar AS per kg sehingga harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan dalam negeri juga ikut tertekan di kisaran Rp20.000 per kg.
"Harga memang tren melemah karena beberapa faktor seperti dampak fluktuasi harga minyak bumi. Pada tanggal 3 April, harga ditutup sebesar 2,628 dolar AS per kg untuk pengapalan Mei dan bahkan turun untuk Juni senilai 2,620 dolar AS per ton," kata Sekretaris Eksekutf Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edyy Irwansyah, di Medan, Kamis 4 April 2013.
Penurunan harga ekspor itu langsung menekan harga bokar di pabrikan Sumut atau tinggal Rp20.418,00 - Rp22.418,00 per kg.
Sebelumnya, harga ekspor masih bisa 2,634 dolar AS per kg dengan harga bokar Rp20.582,00 - Rp22.582,00 per kg.
Dia mengakui, menyikapi tren melemahnya harga, pemerintah tiga negara produsen yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand akan membicarakan permasalahan itu dan mencari solusi.
"Kemungkinan, kebijakan pengurangan ekspor yang sudah habis Maret lalu akan diperpanjang," katanya.
Petani karet Sumut, K Siregar menyebutkan, harga getah karet di petani semakin rendah atau Rp8.000an per kg.
"Harga karet semakin murah, padahal produksi juga sedang ketat," katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suharno, menyebutkan, devisa dari ekspor karet dan barang dari karet Sumut pada dua bulan pertama 2013 turun 2,41 persen atau menjad 95,900 juta dolar AS dari periode sama sebelumnya yang 103,002 juta dolar AS.(ant)