Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Tuesday, August 19, 2014

ANTISIPASI "M.E.A" tahun 2015 DI SEKTOR PERKEBUNAN

 ( iLustrasi "TRAIL dan kebun SAWIT tua" /foto:by Prabudi Gunawan )
" kepemilikan asing yang makin besar di RI justru memicu para pengusaha memilih ekspansi keluar negeri terutama ke Afrika Selatan" Timbas Prasad Ginting (SekretarisGAPKI SUMUT)

Kutipan berita Medanbisnis sbb :

   Waspadai Ekspansi Perkebunan Asing ke Sumut
Medan .Sumatera Utara (Sumut) perlu mewaspadai lonjakan investasi atau ekspansi besar-besaran perusahaan perkebunan asing, khususnya Malaysia menjelang era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun depan.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumut, Purnama Dewi mengungkapkan, memasuki era di mana perdagangan dan investasi yang terbuka antar-negara-negara ASEAN tersebut, potensi masuknya investasi asing ke daerah ini makin tinggi. "Tentu, ada sisi negarif dan positifnya," katanya kepada MedanBisnis di Medan, Senin (18/8).

Pada semester I tahun ini misalnya, investasi asing di sektor perkebunan yang masuk ke Sumut senilai Rp407 miliar, atau mencapai 30% dari total Rp2,92 triliun investasi asing yang masuk. Untuk mengendalikan dominasi asing, saat ini pemerintah telah mengeluarkan Daftar Negatif Investasi (DNI). "Hal ini dimaksudkan untuk mewaspadai mendominasinya asing di negara ini," katanya.

Begitupun, kata Purnama, soal perluasan lahan, dalam beberapa waktu ke depan lahan moratorium perluasan lahan perkebunan di Sumut masih tetap diberlakukan sehingga MEA tak memiliki dampak yang begitu berarti dalam hal ekspansi besar-besaran perusahaan perkebunan asing ke Sumut.

Sebelum diterapkan moratorium tersebut, tercatat luas lahan asing 115.202,57 hektare dengan produksi setahun mencapai 1.633.784,75 ton. Porsi lahan sawit asing itu lebih 55% dari 200 ribu hektare lahan perkebunan negara di daerah ini.

Di Sumut terdapat 1,2 juta hektare lahan perkebunan, di mana 200 ribu hektare milik perkebunan negara, 500 ribu hektare perkebunan rakyat, dan 500 ribu hektare lagi milik swasta.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Prasad Ginting mengatakan, kepemilikan asing yang makin besar di RI justru memicu para pengusaha memilih ekspansi keluar negeri terutama ke Afrika Selatan.

Menurut dia, tinggginya kepemilikan asing di Sumut bisa jadi akan sangat merugikan pengusaha lokal karena tak lagi mendapat "jatah" lahan. "Hal ini semakin berat jika MEA bergulir. Semua harus mempersiapkan diri, baik pemerintah, pengusaha maupun masyarakat," katanya.

Pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah yang mulai fokus untuk mendongkrak investasi dari investor lokal dengan mengeluarkan sejumlah peraturan. Ditambah lagi dengan adanya DNI, pihaknya yakin pengusaha lokal akan semakin berkembang. "Hanya saja, kebijakan-kebijakan tersebut harus dilaksanakan disertai dengan pengawasan yang jelas, sehingga pengusaha lokal bisa berjaya di tanah sendiri," ungkapnya.
(daniel pekuwali)

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum