http://permakultur.net
Salah satu lahan yang menerapkan permakultur di Jerman. |
Kalaupun pihak satunya (yang kurang beruntung) itu mengunakan hak
konstitusinya,..yah kan tidak apa-apa...pihak yang satunya lagi pun kalo
diposisi begitu dan bertindak sama yah terserah saja...yahhh sudahlah dari pada siang-malam ke pagi lagi lihat yang itu lagi-itu lagi...bisa-bisa masyarakat yang mestinya pagi-pagi gini FRESS, malah bisa "STRESS"..bosen ahhh.......lebih baik cari siaran laen ajalah...
Ada siaran pada pagi itu di salah satu siaran TV menayangkan tentang "Permakultur".
Lalu terinspirasi dari tayangan tersebut ada baik saya coba cari tahu dengan pertanyaan standar dalam benak saya yaitu : APA dan BAGAIMANA sih "Permakultur" tersebut ...
Dari Wikipedia bahasa Indonesia :
Permakultur adalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam.
Inti dari permakultur adalah:
Bersumber dari artikel Intisari-Online.com yang diberi judul
Permakultur adalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam.
Inti dari permakultur adalah:
- Peduli bumi karena tanpa bumi yang sehat, manusia tidak bisa sejahtera
- Peduli manusia agar seluruh manusia mendapatkan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup
- Mengembalikan surplus input dan hasil pertanian ke sistem, termasuk mengembalikan limbah pertanian dengan didaur ulangnya
Bersumber dari artikel Intisari-Online.com yang diberi judul
Permakultur, Lebih dari Sekadar Bertani Organik
diceritakan bahwa :
Setengah abad silam, jagat Amerika Serikat digegerkan kemunculan sebuah buku berjudul The Silent Spring. Buku karya ilmuwan Rachel Carson itu berhasil mengungkap dampak penggunaan insektisida dichloro-diphenyl-trichloro-ethane (DDT)
yang memberangus keanekaragaman hayati dan merusak tanah. Kelahiran
buku ini kemudian dikenal sebagai tonggak awal kebangkitan gerakan
lingkungan.
Insektisida sendiri akhirnya dilarang pada 1972, meski efek
kimianya masih berlangsung hingga sekarang.
Cara ini dinilai lebih ramah lingkungan. Dalam kenyataannya, cara bercocok tanam seperti ini pun masih tergolong pinggiran. Revolusi hijau membuat petani mengalami ketergantungan terhadap pestisida.
Cara-cara bertani tradisional, betapa pun secara ekologis lebih bisa dipertanggungjawabkan, sudah lama terkubur dalam ingatan.
Adapun yang menempuh jalur organik memang berhasil lolos dari ketergantungan tersebut. Mereka tidak menggunakan obat-obatan kimiawi atau nitrat untuk mengolah lahan pertanian mereka. Singkatnya, cara organik ini bisa dikatakan berhasil melestarikan tanah.
Adalah Bill Mollison, ekolog asal Australia, yang secara jeli
menunjukkan keterbatasan pertanian organik. Menurut dia, pertanian
organik tidak perlu menghubungkan berbagai komponen yang sesungguhnya
saling bertaut. Selain mengikis lahan, mereka yang menekuninya juga sama
sekali tidak memperhitungkan energi yang digunakannya. Mollison
mencontohkan, sebagian petani bisa saja mendirikan rumah demplot (idiotic houses)
yang boros energi demi meningkatkan hasil panen tanaman pangannya.
Petani organik yang sangat fanatik bahkan bisa saja memindahkan ganggang
laut yang didatangkan dari tempat yang berjarak hingga ribuan mil
jauhnya.
Petani lebih sejahtera
Sebagaimana dikisahkan John Madeley dalam Hungry for Trade: How the Poor Pay for Free Trade, Mollison kemudian menggagas cara bercocok tanam baru yang disebut “metode permakultur” (permakultur = permanent agriculture).
Terbukti, cara ini tidak hanya bisa menjaga kelestarian tanah dan
mengurangi pemborosan energi. Lebih dari itu, metode permakultur bahkan
memacu peningkatan hasil tanaman pangan.
Segala yang terkait dengan metode permakultur dapat diringkas ke dalam beberapa pokok berikut.
- Berpijak pada etika pelestarian Bumi, dan menekankan kepedulian terhadap manusia.
- Tidak menggunakan berbagai asupan dari luar (terutama pestisida kimia).
- Hasil panen meningkat empat kali lipat bahkan lebih.
- Membutuhkan lahan lebih sedikit untuk memperoleh hasil yang lebih optimal.
- Memungkinkan petani merancang berbagai sistem penghijauan yang kandungan nutrisinya sangat kaya bagi lahan.
Jelas, metode permakultur bakal mendorong peningkatan kesejahteraan
material petani. Keuntungan bersih dari hasil panen yang diterima lebih
besar. Sebagian anggaran yang semula dialokasikan untuk belanja pupuk
kimia, misalnya, kini bisa masuk ke kantong mereka.
Selain itu, metode permakultur juga menentang pembabatan hutan untuk
pertanian monokultur (kedelai, sawit, atau tanaman lainnya). Model
monokultur tidak sejalan dengan etika pelestarian Bumi yang menjadi
sandaran nilai cara bertani permakultur. Model monokultur berandil besar
terhadap kepunahan aneka ragam spesies dan mengundang malapetaka besar
bagi planet ini.
Demikianlah, kemunculan permakultur merupakan alternatif baru untuk meretas berbagai kebuntuan dalam bertani.
No comments:
Post a Comment