Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Sunday, August 17, 2014

PERMAKULTUR : Mengenal "PERMAKULTUR"

http://permakultur.net

Salah satu lahan yang menerapkan permakultur di Jerman.
ProloG : Pada suatu pagi dimana ketika itu aktifitas rutinitas pekerjaan saya lepaskan untuk beberapa hari dirumah (sedang menjalani cuti), oleh karena bisa santai-santai dirumah saya melihat remote TV terletak dimeja, lalu spontan saya ambil dan langsung saya pencet tombol agar TV menyala...setelah nyala langsung pula terdengar perdebatan seru di televisi...wah rupanya ada orang "HEBAT-HEBAT" sedang membahas dan berdebat hasil PILRES 2014 yang lalu,...sangkin HEBATNYA ber-KOMENTAR seperti layaknya dia HAKIMnya, waduh!! ngeriii, padahal belum lagi ada hasil (putusannya) yang semestinya menjadi kewenangan, dan hak serta tugas hakim yang berkompeten di Gedung Mahkamah Konstitusi sana...wah-wah..wah!! hebat betul orang indonesia ni para kaum "terpelajar/pakar" nya sepertinya sudah mulai berprofesi seperti tukang "dikTE" atau malah "TUKANG NUJUM"....ya???
 
Kalaupun pihak satunya (yang kurang beruntung) itu mengunakan hak konstitusinya,..yah kan tidak apa-apa...pihak yang satunya lagi pun kalo diposisi begitu dan bertindak sama yah terserah saja...yahhh sudahlah dari pada siang-malam ke pagi lagi lihat yang itu lagi-itu lagi...bisa-bisa masyarakat yang mestinya pagi-pagi gini FRESS, malah bisa "STRESS"..bosen ahhh.......lebih baik cari siaran laen ajalah...

Ada siaran pada pagi itu di salah satu siaran TV menayangkan tentang "Permakultur".
Lalu terinspirasi dari tayangan tersebut ada baik saya coba cari tahu dengan pertanyaan standar dalam benak saya yaitu : APA dan BAGAIMANA  sih "Permakultur" tersebut ...
Dari Wikipedia bahasa Indonesia : 

Permakultur adalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam.
Inti dari permakultur adalah:
  • Peduli bumi karena tanpa bumi yang sehat, manusia tidak bisa sejahtera
  • Peduli manusia agar seluruh manusia mendapatkan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup
  • Mengembalikan surplus input dan hasil pertanian ke sistem, termasuk mengembalikan limbah pertanian dengan didaur ulangnya
Selanjutnya :

Bersumber dari artikel  Intisari-Online.com yang diberi judul

Permakultur, Lebih dari Sekadar Bertani Organik

diceritakan bahwa : 
Setengah abad silam, jagat Amerika Serikat digegerkan kemunculan sebuah buku berjudul The Silent Spring. Buku karya ilmuwan Rachel Carson itu berhasil mengungkap dampak penggunaan insektisida dichloro-diphenyl-trichloro-ethane (DDT) yang memberangus keanekaragaman hayati dan merusak tanah. Kelahiran buku ini kemudian dikenal sebagai tonggak awal kebangkitan gerakan lingkungan.

Insektisida sendiri akhirnya dilarang pada 1972, meski efek kimianya masih berlangsung hingga sekarang.

Menyadari efek penggunaan asupan kimiawi yang merusak, sebagian petani lalu beralih pada  pertanian organik.

Cara ini dinilai lebih ramah lingkungan. Dalam kenyataannya, cara bercocok tanam seperti ini pun masih tergolong pinggiran. Revolusi hijau membuat petani mengalami ketergantungan terhadap pestisida.

Cara-cara bertani tradisional, betapa pun secara ekologis lebih bisa dipertanggungjawabkan, sudah lama terkubur dalam ingatan.

Adapun yang menempuh jalur organik memang berhasil lolos dari ketergantungan tersebut. Mereka tidak menggunakan obat-obatan kimiawi atau nitrat untuk mengolah lahan pertanian mereka. Singkatnya, cara organik ini bisa dikatakan berhasil melestarikan tanah.

Adalah Bill Mollison, ekolog asal Australia, yang secara jeli menunjukkan keterbatasan pertanian organik. Menurut dia, pertanian organik tidak perlu menghubungkan berbagai komponen yang sesungguhnya saling bertaut. Selain mengikis lahan, mereka yang menekuninya juga sama sekali tidak memperhitungkan energi yang digunakannya. Mollison mencontohkan, sebagian petani bisa saja mendirikan rumah demplot (idiotic houses) yang boros energi demi meningkatkan hasil panen tanaman pangannya. Petani organik yang sangat fanatik bahkan bisa saja memindahkan ganggang laut yang didatangkan dari tempat yang berjarak hingga ribuan mil jauhnya.

Petani lebih sejahtera
Sebagaimana dikisahkan John Madeley dalam Hungry for Trade: How the Poor Pay for Free Trade, Mollison kemudian menggagas cara bercocok tanam baru yang disebut “metode permakultur” (permakultur = permanent agriculture). Terbukti, cara ini tidak hanya bisa menjaga kelestarian tanah dan mengurangi pemborosan energi. Lebih dari itu, metode permakultur bahkan memacu peningkatan hasil tanaman pangan.

Segala yang terkait dengan metode permakultur dapat diringkas ke dalam beberapa pokok berikut.
  • Berpijak pada etika pelestarian Bumi, dan menekankan kepedulian terhadap manusia.
  • Tidak menggunakan berbagai asupan dari luar (terutama pestisida kimia).
  • Hasil panen meningkat empat kali lipat bahkan lebih.
  • Membutuhkan lahan lebih sedikit untuk memperoleh hasil yang lebih optimal.
  • Memungkinkan petani merancang berbagai sistem penghijauan yang kandungan nutrisinya sangat kaya bagi lahan.
Jelas, metode permakultur bakal mendorong peningkatan kesejahteraan material petani. Keuntungan bersih dari hasil panen yang diterima lebih besar. Sebagian anggaran yang semula dialokasikan untuk belanja pupuk kimia, misalnya, kini bisa masuk ke kantong mereka.

Selain itu, metode permakultur juga menentang pembabatan hutan untuk pertanian monokultur (kedelai, sawit, atau tanaman lainnya). Model monokultur tidak sejalan dengan etika pelestarian Bumi yang menjadi sandaran nilai cara bertani permakultur. Model monokultur berandil besar terhadap kepunahan aneka ragam spesies dan mengundang malapetaka besar bagi planet ini.

Demikianlah, kemunculan permakultur merupakan alternatif baru untuk meretas berbagai kebuntuan dalam bertani.

author : Rusman Nurjaman

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum