Sebagai
pakar dunia perkebunan yang selalu sibuk dengan berbagai tugasnya mengelola
beberapa perusahaan perkebunan, dimana ia berpengalaman lebih dari 60 tahun
dibidang usaha agro itu,mulai dari eksekutif perkebunan Mira-Mare(Tiedeman
& van Kerchem) di jawa barat (1950-1955), kemudian menjabat Direktur Utama
dan Komisaris utama di berbagai perusahaan perkebunan milik Negara hingga
perusahaan perkebunan Swasta seperti menjabat sebagai Komisaris Utama PT.Bakrie
Sumatera Plantation(BSP) sejak Desember 2001, juga Komisaris PT. Surya Sawait
Sejati di Kalimantan tengahmilik perusahaan Denmark United Plantation Bhd.
Sejak 2006 hingga sekarang.
SoedjaiKartasasmita lahir di cipari,cilacap,26
November 1926. berbagai pendidikan ditempuhnya didalam dan luar negeri, termasuk
program-progaramAdvanced Management INSEAD (Institut Managemen Eropa) di Fontainebleau
(Perancis, 1977,1984, 1991,1995)di Avignon 1997, tokyo dan Kyoto(1984)
Seoul(1989.1997), Shanghai(2002), Hongkong(1996,1999), Pebble Beach Palo Alto
(California,USA,1995), dan Singapura (1994,1997,2001,2002,2004, 2005).
Menempuh Studi Profesi tentang gula di Brasil, USA,
Cuba, Canada, Australia,
AfrikaSelatan, Thailand,
dan India.
Studi Kelapa Sawit di Malaysia, Pantai Gading(Afrika), Costa Rica, Papua New
Guinea, Brazil, dan Paris.
Studi Karet di Malaysia,
Cambodia,dan Thailang.Studi
Kedelai di Brazil,University Illinois,Urbana,USA.
Studi Kakao di Brazil, Pantai Gading, Malaysia, serta studi Kelapa di Pantai Gading
dan Malaysia.
Studi tentang Teh di didapat dari Srilangka dan India.
Pengalaman Perkebunan dan Organisasi.
-
Pionir konsep Plasma (Ophir di SUMBAR 1980)
-
Merehabilitasi 42 Pabrik gula dijawa dan
membangun 9 pabrik baru di jawa, Sumatera,Kalsel dan Sulawesi.
-
Ketua Umum Badan Kerja SamaPerusahaan
Perkebuna Sumatra (BKS-PPS).
-
Ketua UmumGPPI (Gabungan Perusahaan
Perkebunan Indonesia).
-
Ketua APINDO bidang Pendidikan dan
Pelatihan.
-
Ketua UmumInternasional Society for
Sugarcane Technologists(ISSCT).
-
Life-Long Honorary Member ISSCT.
Penghargaan.
-
Bintang Gerilya dar PEmerinta R.I
-
Penghargaan dari Pemerintah Prancis.
-
Penghargaan Masyarakat Gula Internasional.
-
Life-time Archivement Award
ISIYogyakarta.(2011)
Penghargaan Bidang Fotografi.
-
Ketua Jakarta
Photograhers Society (JPS)
-
Mantan Ketua Leica Club Indonesia
-
Mantan Direktur Galeri Fotografi Cahya Jakarta
To be
continue……..
1 comment:
QS 41 FUSHSHILAT ayat 53,54.
Riwayat hidup Bapak H. Soedjai Kartasasmita layak dan juga “reasonable” untuk dijadikan bahan rujukan bagi cendekiawan lintas agama, yang sungguh-sungguh berhasrat akan mengkaji agama secara “kaffah” (comprehensive), dimana “religions, arts, science” atau “agama, budaya, dan karya” tidak terpisah-pisahkan, akan tetapi diperlakukan sebagai satu kesatuan rangkaian “integrated systems” yang terpadu. Beliau bukanlah agamawan, budayawan, atupun ilmuwan, namun sebagai praktisi justru telah berhasil mengamalkan “holistic approach” dan “integrated efforts”, berdasarkan paduan agama, budaya, dan karya, seperti yang diajarkan melalui agama manapun.
Tato Sugiarto.
“He is close to nature,” dan pepatah Minang mengungkapkan bahwasanya “Alam terkembang sebagai guru!” Sehubungan dengan itu, beliau sebagai Pakar Perkebunan papan atas, baik untuk peringkat nasional ataupun internasional, layak diketengahkan sebagai “representative sample” dalam proses keberagamaan (religiosity) pada tataran “praxis”. Ini “shahih” (valid), karena agama manapun menempatkan masalah “pelestarian lingkungan dan pangan” sebagai kajian utama (Q.S. 2 Al Baqarah 29-39, Q.S. 14 Ibrahim 24-27). Pendekatan semacam inilah yang diperlukan untuk mengatasi “global crisis” dewasa ini, dan bermanfaat sebagai pedoman untuk menyongsong globalisasi dan membangun pondasi MILLENNIUM CIVILIZATION.
PROPHETIC INTELLIGENCE (Transcendental Information).
“GOD does not play dice!” (Einstein). “The Universe is teleological programmed!” (Q.S. 45 Al Jaatsiyah 22-26). Daripada kedua ungkapan ini dapatlah kita menangkap pesan yang telah diisyaratkan melalui “prophecy” (nubuat) sebagai “Kebangkitan Isa al-Masih” (Jesus Christ Resurrection), yang analog dengan “Kreshno Gugah” (Hindu/Wayang Purwo). Keduanya sama sebagai perlambang “Kebangkitan Agama-agama dan Spiritualisme” yang parallel dengan “Globalization” serta seiring dengan “Global Crisis” dan “The Clash of Civilization” (Samuel P. Hutington). Ini bisa ditanggapi sebagai “natural survival instincts” homo sapiens yang muncul ke permukaan untuk mengantisipasi “apocalypse threat” mendatang. Namun, sebaiknya dipahami sebagai “intervensi” ALLAH Rabbul ‘Alamin. Manusia manapun sudah sampai pada “level of incompetence”, sehingga gagap untuk menanggulangi krisis multi-dimensi yang tengah melanda segenap penjuru bumi.
Post a Comment