Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Friday, January 23, 2015

Alif Profesi petani karet

Nombok Terus, Petani Karet Solok Selatan Banyak Alih Profesi

PADANG - Banyak petani karet di Solok Selatan, Sumatera Barat, beralih pekerjaan karena penghasilannya tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Muklisun, petani karet di Lubuak Malako, Kecamatan Sangir Jujuan, Solok Selatan, saat dihubungi dari Padang, menyebutkan, sejak setahun lalu harga bahan olahan karet (Bokar) di tingkat pengumpul daerah itu berkisar Rp5.000 hingga Rp5.500 per kg.


"Penurunan harga getah karet mulai terasa sejak 2010. Saat itu harga karet berkisar Rp10.000 per kilogram, kemudian terus mengalami penurunan hingga sekarang menjadi Rp5.000 per kilogram," jelasnya, Rabu (21/1/2015).

Rendahnya harga karet membuat para petani enggan menyadap karena biaya perawatan tidak sebanding dengan harga jual tidak.

Satu hektare lahan karet unggul membutuhkan tiga karung pupuk urea dan satu karung pupuk KCL. Harga pupuk urea bersubsidi saat ini Rp165.000 per karung, sementara KCL Rp130.000.

"Untuk pupuk hanyak sudah menghabiskan biaya sekitar Rp600.000 lebih, belum lagi biaya pemeliharaannya," kata Muklisun.

Untuk karet unggul, sebutnya, 15 batang pohon karet baru mampu menghasilkan 1 kg getah karet, sementara untuk karet kampung mencapai 20 batang pohon karet.

Jika dalam satu hektare terdapat 500 batang pohon karet, maka hasil yang diperoleh sekitar 33 kilogram sekali menyadap.

"Rata-rata petani yang memiliki lahan karet yang agak luas, dia akan mengupah orang untuk menyadap dengan sistem bagi hasil. Sementara banyak petani yang memiliki lahan karet tidak sampai satu hektare," ujarnya.

Ia menambahkan saat pohon karet sedang banyak-banyaknya getah, biasanya seusai gugur daun, dalam satu hektare lahan karet mampu menghasilkan 40 kg.

Kondisi ini hanya terjadi dua kali dalam setahun, sementara saat ini hanya seberat 20 kg.

Endri Eman, pengumpul getah karet di Sungai Aro, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, menyebutkan, saat ini harga bokar berkisar Rp4.500 sampai Rp5.500 per kg.

Namun jika karet dalam kondisi bagus dengan sedikit campuran dan kadar air rendah mencapai Rp6.000 per kg.

Anjloknya harga bokar ini mempengaruhi pasokannya dari petani. "Saat ini untuk mendapatkan bokar satu ton harus menunggu hampir sebulan," katanya.

Harga bokar dasar dalam kondisi kering di Padang sebesar Rp13.000 per kg, sementara mayoritas getah karet di Solok Selatan banyak campurannya.

Tendahnya harga bokar membuat banyak petani karet di kabupaten yang berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Padang itu beralih profesi.


Source : Antara
Editor : Yoseph Pencawan

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum