Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Sunday, January 25, 2015

Kasihan! Nasib Petani Karet Makin Terpuruk

SIMALUNGUN – Harga karet di tingkat petani semakin terpuruk. Kondisi ini tidak lain dipengaruhi oleh anjloknya harga karet di pasar internasional. Di beberapa sentra produksi karet, harga jual dari petani hanya Rp6 ribu per kilogram (kg).


S Sinaga, petani karet di Huta Sihobon, Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, mengatakan, harga jual karet yang terbentuk saat ini sudah sangat tidak ideal bagi petani. “Ini sudah awal tahun 2015, harga karet terus merosot. Kondisi ini menyebabkan petani makin terpuruk. Kalau tahun 2013, harga karet masih berada di angka Rp15 ribu per kg,” kata pria berkulit sawo matang itu ditemui di kebun karet miliknya, Sabtu (24/1).

Merosotnya harga karet ini membuat buruh penyadap karet merubah haluan. Meski tidak merinci, menurut petani telah banyak penyadap karet yang meninggalkan matapencaharian menjadi buruh bangunan atau bekerja serabutan. Namun, bagi buruh sadap yang masih bertahan mereka akan lebih mempersering waktu sadap.

Sinaga bilang, bila saat harga normal petani karet melakukan sadap pohon sekali dalam sehari, namun dengan rendahnya harga tersebut mereka akan menyadap hingga dua kali dalam sehari. “Harga anjlok, secara kuantitas meningkat mengejar pendapatan,” katanya.

Melihat kondisi ini, Sinaga mengaku tidak dapat berbuat banyak. Pasalnya, selama ini pemerintah tidak memberikan insenti kepada para petani ketika harga karet terjerembab. Hal tersebut bertolak belakang dengan kondisi di negara produsen karet lain seperti Thailand. Komoditas karet yang ditanam di dalam negeri mayoritas atau lebih dari 80 persen dimiliki petani rakyat. Sudah sewajarnya, pemerintah berperan aktif menjaga kemakmurannya.

“Perlahan, tanaman karet akan hilang diganti dengan tanaman lain. Pasalnya, harga karet yang terus berada di angka Rp5-6 ribu per kg membuat petani tak sanggup memenuhi kebutuhan sehari-hari. ini yang harus disikapi pemerintah. Tolong bantu sejahterakan petani,” harap pria bertubuh tambun ini.

Menurut dia, harga yang pantas di tingkat petani setidaknya Rp10.000-Rp12.000 per kg. Pemerintah juga seharusnya bisa menarik investor untuk membangun pabrik ban maupun industri yang berbahan baku karet untuk melayani pembelian karet dalam negeri.

“Sebagai petani karet, kami berharap Indonesia jangan hanya menjual produk setengah jadi ke negara luar yang membutuhkan karet, tetapi bisa menjual industri jadi berbahan baku karet untuk menyelamatkan petani karet,” imbaunya.

Harapan serupa disampaikan Jones, petani lainnya. “Yang pasti turunnya harga karet di tingkat petani dan pengumpul, karena harga di pabrik juga turun,” ucapnya.

Ditambahkan Rikardo Simanjuntak, petani lainnya. Menurutnya, penurunan harga karet mentah yang cukup drastis membuat petani khawatir. Sebab, sebagian besar para petani sangat menggantungkan hidupnya pada tanaman ini. Selain itu, rendahnya harga karet mentah dinilai tidak sebanding dengan upaya kerja dari petani. (rah/des)METROSIANTAR.com

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum