Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel tak ingin berpangku tangan menghadapi turunnya harga dua komoditas ekspor unggulan Indonesia, yakni minyak sawit mentah (Crude Palm Oil / CPO).
Rachmat ingin menggenjot program mandatori atau pencampuran minyak sawit ke solar untuk membuat bio diesel di dalam negeri. "Sawit kenapa tidak dipakai untuk energi kita," ujarnya pada wartawan di kantor Kementerian Perdagangan, Selasa 6 Januari 2015.
Bila program mandatori itu berhasil dan permintaan di dalam negeri bertambah, Rachmat yakin dampak fluktuasi harga internasional menjadi minim. Saat ini, harga CPO di pasar internasional ada di kisaran US$ 625-650 per metrik ton. Harga itu bahkan ada di bawah ambang batas pengenaan bea keluar yakni US$ 750 per metrik ton.
Sementara untuk karet, Rachmat menyatakan telah menghubungi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membahas kemungkinan penyerapan karet untuk proyek infrastruktur.
"Seperti aspal bisa dicampur karet agar kualitas bisa naik," ujarnya. Saat ini, harga karet sekitar Yen 177-180 per kilogram atau setara Rp 18.585-18.900 per kilogram.
Sayangnya, gagasan Rachmat tersebut ditanggapi dingin oleh para pengusaha. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan menyatakan, "Harga minyak dunia saja turun, makin malas lah orang pakai sawit buat bio diesel."
PINGIT ARIA
http://www.tempo.co/read/news/2015/01/07/090633258/Ini-Ide-Menteri-Gobel-untuk-Sawit-dan-Karet
No comments:
Post a Comment