MEDAN : Produksi teh PT Perkebunan Nusantara IV tetap 
difokuskan untuk ekspor meski diprediksi tetap merugi karena harga pokok
 penjualan lebih besar dari pendapatan.
"Benar, produksi teh 
PTPN IV memang masih tetap untuk ekspor ketimbang dipasarkan di lokal," 
kata Humas PTPN IV Syahrul Siregar di Medan, Rabu 20 Februari 2013.
Dia
 tidak menyebutkan rencana volume ekspor teh hitam itu pada tahun ini, 
namun secara nilai penjualan di dalam rencana kerja anggaran perusahaan 
(RKAP) ditargetkan sekitar Rp94 miliar lebih.
Syahrul 
menyebutkan, nilai penjualan ekspor dalam RKAP 2013 itu naik sekitar 123
 persen dari prognosa pendapatan dari ekspor 2012 yang sekitar Rp59 
miliar lebih.
Tetapi meski pendapatan lebih besar tahun ini, 
namun diperkirakan kegiatan itu masih menimbulkan kerugian karena 
pendapatan dari ekspor dan penjualan lokal teh itu masih di bewah harga 
pokok penjualan.
"Tetapi mudah-mudahan saja perdagangan teh tahun ini bisa menguntungkan,"katanya.
Meski
 tetap masih merugi, kata dia, manajemen terus berupaya mempertahankan 
tanaman dan ekspor teh hitam itu yang sudah dikenal sejak dulu.
Komitmen
 mempertahankan tanaman teh itu sudah dibuktikan dengan sudah sejak 2012
 menanam kembali tanaman teh setelah memutuskan membatalkan rencana 
konversi sekitar 1.600 hektare tanaman itu ke sawit.
"Mudah-mudahan tanaman teh memberikan keuntungan lagi kepada PTPN IV," katanya.
Direktur
 Utama PTPN IV Erwin Nasution, pada kesempatan wawancara pada akhir 2012
 menyebutkan untuk satu hektare tanaman teh memerlukan sekitar 14.000 
pohon.
Manajemen memastikan areal di Kebun Sidamanik yang awalnya
 direncanakan dikonversi akan ditanami teh secara bertahap dengan bibit 
yang lebih unggul dari tanaman sebelumnya.
Dia menyebutkan, meski
 harga teh di tahun 2012 sudah membaik di sekitar 1,72 dolar AS per kg 
dari harga sebelumnya 1,66 dolar AS per kg, tetapi harga itu masih di 
bawah harga produksi.(antara)Eksp

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
