MEDAN : Manajemen PT Perkebunan Nusantara II terus
berupaya mempertahankan tanaman tembakau meski sangat berat karena tidak
ekonomis lagi.
"Tanaman tembakau tetap ada dan ekspor juga masih berjalan," kata Humas PTPN II Rahmuddin di Medan, Rabu 27 Februari 2013.
Menurut
dia, meski masih ada, produksinya tidak seperti pada 1990-an karena
banyak faktor seperti cuaca dan tidak ekonomisnya lagi tanaman itu di
mana harga jual tidak seimbang dengan biaya produksi.
Belum lagi semakin ketatnya persaingan bisnis itu di tengah permintaan yang melesu dampak krisis global.
Saat masa kejayaan Tembakau Deli, kata dia, produksi bisa mencapai puluhan ribu bal per tahun, tapi dewasa ini hanya ribuan bal.
Lelang
juga masih tetap dilaksanakan di dalam negeri setelah di Bremen
dihentikan beberapa tahun silam untuk penghematan anggaran.
Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno, menyebutkan, pada tahun
lalu, nilai ekspor tembakau Sumut naik 10,71 persen menjadi 255,556 juta
dolar AS dari 2011 yang masih sebesar 239,830 juta dolar AS.
Kenaikan
devisa tampak terjadi di beberapa bulan seperti di akhir tahun dimana
pada November devisa tembakau hanya 22,249 juta dolar AS menjad 25,198
juta dolar AS pada Desember 2012.
Suharno mengakui, kenaikan
nilai devisa tembakau itu menjadi salah satu golongan barang yang
menekan anjloknya secara total devisa Sumut di tahun lalu.
Pada 2012, nilai ekspor Sumut turun 11,17 persen dibandingkan 2011 atau tinggal 11,883 miliar dolar AS.(antara)
/EKsp