Zulher, Kepala Dinas Perkebunan Riau, mengatakan penurunan bea keluar untuk CPO membuat ekspor kembali menggeliat dan berhasil mengangkat harga tandan buah segar (TBS).
Saat ini harga TBS kelapa sawit Riau lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain.
“Saat ini, harga TBS Riau untuk usia 10 tahun ke atas mencapai Rp1.553,34 per kg, sedangkan TBS Sumatra Selatan Rp1.496 per kg, dan TBS Jambi Rp1.459 per kg,” katanya di Pekanbaru, Selasa (16/9/2914).
Zulher menuturkan, harga TBS kelapa sawit Riau berhasil kembali menguat dalam dua pekan terakhir, setelah terus melorot hingga titik terendah.
Pelaku industri CPO di Riau saat ini kembali bersemangat mengekspor produknya, karena bea keluar telah diturunkan menjadi 9% dari yang sebelumnya 10,5%.
Berdasarkan keputusan tim penetapan harga pembelian TBS Riau, harga kelapa sawit usia tiga tahun menjadi Rp1.111,17 per kg dari yang sebelumnya Rp1.068,25, kelapa sawit usia lima tahun Rp1.329,54 per kg, usia delapan tahun Rp1.464,30 per kg.
Kenaikan juga terjadi pada harga TBS kelapa sawit dengan usia 23 tahun menjadi Rp1.433,72 per kg dari yang sebelumnya Rp1.378,53.
Kemudian kelapa sawit usia 25 tahun menjadi Rp1.353,77 per kg dari sebelumnya Rp1.301,81 per kg.
Sebelumnya harga TBS kelapa sawit Riau untuk usia 10 tahun sempat menyentuh Rp1.486,23 per kg. Hal tersebut disebabkan menurunnya permintaan dan harga CPO di pasar global.
Penurunan tersebut diperparah dengan melimpahnya stok kedelai dari beberapa negara penghasil, sehingga konsumen lebih memilih komoditas yang dapat menggantikan minyak sawit dengan harga yang lebih murah.
Melemahnya harga TBS juga dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan untuk membeli kelapa sawit dari petani lokal di bawah harga yang telah ditetapkan.
Bahkan, Dinas Perkebunan Riau meminta semua pihak melaporkan perusahaan kelapa sawit yang membeli TBS di bawah harga yang telah ditetapkan.
Saat ini, Dinas Perkebunan Riau berupaya meningkatkan harga TBS dengan memperbaiki kualitasnya.
Petani kelapa sawit pun diminta untuk menggunakan bibit bersertifikat, sehingga dapat menjual hasil kebunnya dengan harga tinggi.
Selama ini, penggunaan bibit kelapa sawit yang tidak bersertifikat pun menjadi salah satu faktor penyebab petani tidak dapat menjual hasil kebunnya dengan harga yang sesuai.
Perusahaan kelapa sawit sendiri selalu mengacu kepada sertifikat bibit kelapa sawit yang dimiliki petani dalam membeli TBS.
- 16 September 2014
Editor : Yoseph Pencawan
No comments:
Post a Comment