Harga Sawit Riau Dihempas Bursa Malaysia
Zulher, Kepala Dinas Perkebunan Riau, mengatakan harga CPO menyentuh level terendahnya dalam lima tahun terakhir. Hal tersebut berdampak pada terus melorotnya harga TBS kelapa sawit Riau, karena minimnya permintaan.
“Perdagangan CPO untuk kontrak September 2014 di bursa Malaysia hari ini dibuka pada level RM1.930 per ton. Padahal, akhir pekan lalu harga CPO sempat naik menjadi RM1.937 per ton,” katanya di Pekanbaru, Selasa (2/9/2014).
Zulher menuturkan pada perdagangan 2 September 2014, harga CPO di bursa Malaysia hanya mampu bergerak tipis pada level RM1.930-RM1.947 per ton. Apalagi, stok kedelai yang dapat digunakan sebagai pengganti CPO mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini, sehingga membatasi permintaan global.
Menurutnya, tim penetapan harga pembelian TBS Riau tidak dapat berbuat banyak terhadap gejolak yang terjadi saat ini, karena dipengaruhi oleh perkembangan pasar. Dia pun berharap CPO tidak terus mengalami penurunan, agar harga TBS kelapa sawit dapat kembali bangkit.
“Kami berharap harga CPO tidak terus mengalami penurunan, kasihan petani yang hanya menggantungkan ekonomi keluarganya dari hasil perkebunan sawit,” ucapnya
Harga kelapa sawit dengan usia 10 tahun pada periode 3-9 September 2014 ditetapkan Rp1.486,23 per kilogram, dari yang sebelumnya Rp1.554,99 per kilogram. Kelapa sawit dengan usia tiga tahun menjadi Rp1.063,19 dari yang sebelumnya Rp1.112,58 per kilogram.
Kemudian kelapa sawit dengan usia lima tahun Rp1.272,08 per kilogram, delapan tahun Rp1.401,04 per kilogram, dan kelapa sawit dengan usia 21 tahun menjadi Rp1.448,35 per kilogram dari yang sebelumnya Rp1.515,89 per kilogram.
Namun, Gulat Manurung, Ketua Asosiasi Petani kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) wilayah Riau, punya analisa lain.
Dia menduga penurunan harga TBS kelapa sawit dalam tiga bulan terakhir terkait dengan pembebanan pajak pertambahan nilai (PPN) 10% terhadap komoditas kelapa sawit.
“Pajak yang dibebankan ke TBS itu dimasukkan perusahaan kelapa sawit ke dalam komponen biaya produksi, sehingga persaingan harga CPO dunia justru melemahkan penjualan dan menurunkan volume ekspor CPO Indonesia,” ucapnya.
Bisnis.com
Editor : Yoseph Pencawan
No comments:
Post a Comment