"Sudah
memasuki lima bulan saya memupuk dengan kencing sapi terlihat buah
tampak berisi dan padat sehingga bobotnya juga menjadi berat atau
bertambah," kata Edi, Senin (1/9/2014).
Temuan itu ia lakukan secara tak sengaja dengan melihat beberapa batang kelapa sawit miliknya yang kerap terkena kencing air sapi mengalami perubahan baik dengan buah padat dan licin. Pohon sawit menjadi lebih segar dibanding kelapa sawit yang tidak terkena kencing sapi.
Berdasar pengamatan itulah ia mulai melakukan eksperimen selama hampir lima bulan dan ternyata berhasil. "Tanaman yang sudah disiram kencing sapi sekitar 50 batang, sisanya belum kebagian. Sapi kami baru dua ekor. Tapi tanaman sawit yang disiram tiga bulan lalu tampak perbedaannya dengan yang belum kena siram. Pastinya yang disiram tampak lebih baik," imbuhnya.
Selama lima bulan, dia memberikan lima liter air kencing sapi di bawah batang kelapa sawit berjarak 1,5 meter per satu minggu. "Sawit yang diberi pupuk kencing sapi dengan batang yang tidak dipupuk ukuran buahnya sama, hanya saja bobotnya bertambah, karena buah yang dipupuk ini jadi lebih padat, berisi, mengkilat. Pastinya buah jadi lebih berat," kata dia.
Edi juga mengatakan, kencing air sapi tersebut dia kumpulkan ke suatu bak penampungan lalu dimasukkan ke dalam jeriken. Kencing sapi tersebut tidak langsung ia siramkan ke tanaman kelapa sawit, tetapi harus difermentasikan terlebih dahulu selama beberapa hari.
Temuan itu ia lakukan secara tak sengaja dengan melihat beberapa batang kelapa sawit miliknya yang kerap terkena kencing air sapi mengalami perubahan baik dengan buah padat dan licin. Pohon sawit menjadi lebih segar dibanding kelapa sawit yang tidak terkena kencing sapi.
Berdasar pengamatan itulah ia mulai melakukan eksperimen selama hampir lima bulan dan ternyata berhasil. "Tanaman yang sudah disiram kencing sapi sekitar 50 batang, sisanya belum kebagian. Sapi kami baru dua ekor. Tapi tanaman sawit yang disiram tiga bulan lalu tampak perbedaannya dengan yang belum kena siram. Pastinya yang disiram tampak lebih baik," imbuhnya.
Selama lima bulan, dia memberikan lima liter air kencing sapi di bawah batang kelapa sawit berjarak 1,5 meter per satu minggu. "Sawit yang diberi pupuk kencing sapi dengan batang yang tidak dipupuk ukuran buahnya sama, hanya saja bobotnya bertambah, karena buah yang dipupuk ini jadi lebih padat, berisi, mengkilat. Pastinya buah jadi lebih berat," kata dia.
Edi juga mengatakan, kencing air sapi tersebut dia kumpulkan ke suatu bak penampungan lalu dimasukkan ke dalam jeriken. Kencing sapi tersebut tidak langsung ia siramkan ke tanaman kelapa sawit, tetapi harus difermentasikan terlebih dahulu selama beberapa hari.
Penulis : Kontributor Bengkulu, Firmansyah
Editor : Glori K. Wadrianto
http://regional.kompas.com/read/2014/09/01/15214451/Edi.Temukan.Pupuk.Sawit.dari.Kencing.Sapi
No comments:
Post a Comment