Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman
penting yang bernilai ekonomi tinggi, dipakai sebagai bahan baku utama
penghasil gula pasir. Pemerintah telah mencanangkan swasembada gula pada
tahun 2014. Untuk mencapai sasaran swasembada, salah satu faktor
penting adalah perluasan areal baik milik Perusahaan Perkebunan Nasional
(PTPN) maupun perkebunan rakyat dan penggunaan varietas tebu unggul
yang dianjurkan.
Peningkatan produksi tanaman tebu dipengaruhi oleh penyediaan bibit unggul yang bermutu antara lain memiliki rendemen gula yang tinggi, kualitas gilingan yang tinggi, tipe kemasakan, tahan terhadap penyakit, serta dapat beradaptasi pada perubahan iklim global (antara lain drainase yang buruk). Kebutuhan gula nasional tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,7 juta ton.
Dengan demikian untuk mempercepat pencapaian hasil melalui perluasan areal pertanaman tebu memerlukan bibit dalam jumlah yang banyak. Pengadaan bibit tebu dalam skala besar, cepat dan murah merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Penyediaan bibit unggul yang berkualitas baik merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa mendatang khususnya tanaman tebu.
Pengadaan bibit pada tanaman tebu khususnya yang akan dieksploitasi secara besar-besaran dalam waktu yang cepat akan sulit dicapai melalui teknik konvensional. Salah satu teknologi harapan yang banyak dilaporkan dan telah terbukti memberikan keberhasilan adalah melalui teknik kultur jaringan. Melalui kultur jaringan tanaman tebu dapat diperbanyak setiap waktu sesuai kebutuhan karena faktor perbanyakannya yang tinggi.
Varietas baru yang telah dihasilkan para pemulia dapat segera dikembangkan melalui kultur jaringan sehingga dapat digunakan oleh para petani, PTPN maupun pengguna lainnya. Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan khususnya tanaman tebu telah banyak diterapkan di negara lainnya seperti Australia.
Keberhasilan perbanyakan tebu secara cepat, massal, seragam dan tidak merubah sifat dari pohon induknya sangat tergantung pada penguasaan protokol perbanyakan terutama masalah regenerasi yang sangat menentukan kecepatan pengadaan bibit per satuan waktu, per satuan luas. Untuk mendukung program swasembada gula yang memerlukan bibit dalam jumlah yang banyak maka Badan Litbang Pertanian telah memulai memperbanyak tanaman tebu pada berbagai varietas unggul yang direkomendasikan.(ST)
Peningkatan produksi tanaman tebu dipengaruhi oleh penyediaan bibit unggul yang bermutu antara lain memiliki rendemen gula yang tinggi, kualitas gilingan yang tinggi, tipe kemasakan, tahan terhadap penyakit, serta dapat beradaptasi pada perubahan iklim global (antara lain drainase yang buruk). Kebutuhan gula nasional tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,7 juta ton.
Dengan demikian untuk mempercepat pencapaian hasil melalui perluasan areal pertanaman tebu memerlukan bibit dalam jumlah yang banyak. Pengadaan bibit tebu dalam skala besar, cepat dan murah merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Penyediaan bibit unggul yang berkualitas baik merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa mendatang khususnya tanaman tebu.
Pengadaan bibit pada tanaman tebu khususnya yang akan dieksploitasi secara besar-besaran dalam waktu yang cepat akan sulit dicapai melalui teknik konvensional. Salah satu teknologi harapan yang banyak dilaporkan dan telah terbukti memberikan keberhasilan adalah melalui teknik kultur jaringan. Melalui kultur jaringan tanaman tebu dapat diperbanyak setiap waktu sesuai kebutuhan karena faktor perbanyakannya yang tinggi.
Varietas baru yang telah dihasilkan para pemulia dapat segera dikembangkan melalui kultur jaringan sehingga dapat digunakan oleh para petani, PTPN maupun pengguna lainnya. Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan khususnya tanaman tebu telah banyak diterapkan di negara lainnya seperti Australia.
Keberhasilan perbanyakan tebu secara cepat, massal, seragam dan tidak merubah sifat dari pohon induknya sangat tergantung pada penguasaan protokol perbanyakan terutama masalah regenerasi yang sangat menentukan kecepatan pengadaan bibit per satuan waktu, per satuan luas. Untuk mendukung program swasembada gula yang memerlukan bibit dalam jumlah yang banyak maka Badan Litbang Pertanian telah memulai memperbanyak tanaman tebu pada berbagai varietas unggul yang direkomendasikan.(ST)
No comments:
Post a Comment