MEDAN- Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengungkapkan posisi
strategis Kawasan Industri Kluster Kelapa Sawit merupakan andalan dalam
Master Plan Pengembangan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia
(MP3I). Karena itu, Kementerian Perindustrian akan memperjuangkan secara
penuh (all out) agar kawasan ini segera dioperasionalkan dan menjadi
sektor prioritas dalam Kawasan Ekonomi Khusus wilayah Sumatera. Di sisi
lain, Pemprovsu menyatakan akan melakukan upaya maksimal untuk
pengembangan industri hilir kelapa sawit tersebut.
Hal ini terungkap saat pertemuan sejumlah pihak terkait pengembangan
kluster industri hilir CPO pertama di Indonesia tersebut, saat kunjungan
MS Hidayat beserta Ketua Komisi VI DPR RI Erlangga Hatta serta
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo
Nugroho, di Kawasan Industri Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas,
Kabupaten Simalungun, Jumat (23/9).
“Saya siap ‘pasang badan’ untuk mewujudkan kluster industri ini.
Sebab, potensi yang dimiliki untuk produksi industry kelapa sawit di
Sumut ini sudah seperti bayi yang harus dilahirkan. Karena itu, saya
siap memperjuangkannya. Paling lambat tahun 2014 kluster ini sudah
seratus persen operasional,” kata MS Hidayat.
Disebutkannya, kehadiran Kawasan Industri Sei Mangkei akan menjadikan
nilai tambah dari komoditas unggulan Sumut ini semakin besar. Hal ini
mengingat, selama ini secara nasional ekspor kelapa sawit didominasi
bahan mentah, yakni sekitar 60 persen. Industri ini, sebutnya,
diharapkan mampu mengubah kecenderungan tersebut, sehingga ke depan 70
persen komoditas yang diekspor merupakan produk turunan dari CPO. Produk
tersebut antaralain, minyak goreng, beta carotene, acid, alcohol dan
produk turunann lainnya.
“Perjuangan yang akan kami lakukan di tingkat pusat antaralain
menjadikan kawasan industry ini mendapat perlakuan khusus, sehingga
tidak semua ketentuan nasional harus diterapkan, tapi dibuat ketentuan
khusus untuk memudahkan investor, namun dalam koridor untuk peningkatan
perekonomian,” lanjutnya.
Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho mengatakan, Pemprovsu terus
memaksimalkan peranannya dengan berkoordinasi dengan kabupaten/kota
sekitar, khususnya produsen kelapasawit di Indonesia untuk percepatan.
“Untuk infrastruktur, kami juga sudah menyiapkan sejumlah program
pengembangan infrastruktur, baik itu yang bersumber dari pembiayaan APBN
maupun APBD. Bahkan untuk sejumlah ruas jalan, sudah diusulkan untuk
pendampingan dari APBD Sumut berupa Bantuan Daerah Bawahan (BDB),”
jelasnya.
Direktur Utama PTPN3 Amri Siregar mengungkapkan sudah banyak investor
yang menyatakan minatnya untuk masuk dalam pengembangan berbagai produk
hilir CPO di kluster Sei Mangkei. Karena itu, katanya, perlu dukungan
semua pihak untuk percepatan pengembangannya. “Jika sudah seratus
persen, maka diperkirakan sedikitnya 1,5 juta ton transaksi produk hilir
CPO di kawasan industry Sei Mangkei,” paparnya.
Sementara itu Ketua Komisi VI DPR RI Erlangga Hatta mengingatkan,
agar segera disiapkan pengelola kluster industry tersbut. Alasannya,
jika dikelola oleh PTPN3 yang notabenenya adalah BUMN, maka
dikhawatirkan birokrasi menjadi lebih sulit saat akan mengikat kerjasama
dengan investor. “Misalnya dibentuk PT yang penguasaan sahmanya
seratus persen oleh PTPN3 atau formula lainnya. Selain itu, perlu
digagas one stop service, sehingga semua urusan bisa dilaksanakan di
sini, tidak perlu lagi ke Jakarta,” sarannya.(ari)
No comments:
Post a Comment