Tuesday, September 25, 2012
PPKS Medan Kelapa Sawit Nasional
Dan, sejauh ini PPKS sudah memiliki lebih 50 jenis penelitian yang dihasilkan mulai dari makanan hingga kebutuhan industri. “Indonesia baru memiliki pusat unggulan Iptek, yakni di Sumut.
Ditargetkan akan dibuka lagi sekitar 8-9 di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Prof Gusti Muhammad Hatta dalam kunjungan kerjanya ke Pusat Unggulan Iptek Kelapa Sawit, Jalan Brigjen Katamso Medan, Senin (24/9).
Dikatakan Menristek, PPKS ditunjuk sebagai satu-satunya pusat unggulan Iptek dari Kemenristek karena Sumut memiliki potensi alam yang luar biasa. "Sektor perkebunan sudah lama dikenal, seperti karet dari zaman Belanda. Jadi, itu yang perlu ditingkatkan," ujarnya.
Menristek mengharapkan pusat unggulan tersebut mampu melakukan kegiatan yang mendukung penguatan sistem inovasi nasional dan sistem inovasi daerah berbasis potensi lokal di Sumatera.
Menurut Menteri, banyaknya para peneliti andal Indonesia yang berada di luar negeri diharapkan mau bersumbangsih terhadap tanah air. Soal insentif telah dipikirkan untuk diberikan yang layak.
"Untuk peneliti kita yang ada di luar negeri sudah kita panggil. Dan, ternyata mereka masih komit dengan kita. Namun belum berani suruh mereka balik kampung karena kami harus sediakan sarana dan prasarana dahulu," katanya.
Tahun lalu Kemenristek telah mengembangkan dan membina empat lembaga litbang menjadi pusat unggulan iptek yaitu PPKS Medan, Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB Bogor, Lembaga Penyakit Tropis Unair Surabaya, dan Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal Unsri Palembang.
"Dari semua itu, baru PPKS yang resmi dijadikan pusat unggulan iptek. Munculnya pusat unggulan iptek ini juga sejalan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang salah satu strateginya berupa meningkatkan kemampuan SDM dan iptek nasional berbasis koridor ekonomi di Indonesia," kata Menristek.
Selain itu, lanjut Menristek, pusat unggulan iptek sejalan dengan pelaksanaan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2010-2014 bidang pembangunan iptek.
Direktur PPKS Medan, Witjaksana menuturkan, saat ini PPKS didukung oleh 59 peneliti dengan kualifikasi S3 sebanyak 15 peneliti, S2 (17 peneliti) dan S1 sebanyak 27 peneliti dengan beberapa peneliti yang akan memasuki usia pensiun dalam 5 tahun ke depan.
Kegiatan penelitian dan pengembangan PPKS sebagai pusat unggulan Ilmu di titikberatkan pada penelitian terapan (applied research) dan pengembangan tetap dilakukan untuk menopang penelitian terapan.
Kegiatan penelitian tersebut diharapkan dapat menghasilkan produk dan paket teknologi yang dapat dimanfaatkan langsung oleh rakyat, praktisi perkebunan, pengambilan kebijakan, industri dan dapat mendukung pengembangan industri kelapa sawit Indonesia sebagai komoditas strategis yang berdaya saing di dunia internasional.
Diakuinya, penelitian sudah dilakukan dari berbagai hal, mulai dari hulu ke hilir. Kemudian penelitian juga dilakukan untuk industri, ada bio tekstil, kompos. "Pokoknya macam-macam sudah kita teliti dan jumlah yang dihasilnya banyak sekali. Lebih dari 50 jenis," pungkasnya.
(yuni naibaho)/MB