Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Monday, September 24, 2012

Hasil Perkebunan Pedalaman Aceh Selatan Sulit Dipasarkan

BANDA ACEH : Sedikitnya 750 hektare hasil perkebunan warga pedalaman di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, bakal sulit dipasarkan, karena tidak ada akses jalan dan sarana pendukung lainnya guna mengangkut berbagai jenis komoditas.
Rabaini Yakob, Imum Mukhim Blangkejeren yang membawahi lima desa di Tapaktuan (Ibukota Aceh Selatan), Minggu 23 September 2012 menyatakan, ratusan hektare perkebunan milik warga di pegunungan Pucok Pulokan, Kecamatan Labuhan Haji Barat, bakal tidak dipanen, karena tidak ada akses jalan dan sarana pendukung guna mengangkut hasil bumi dari tempat itu.

Jalan dari lokasi perkebunan ke jalan negara yang berjarak sekitar enam kilometer hanya jalan biasa yang disebut dengan "jalan tikus" dengan lebar kurang lebih 45-50 Cm.

"Jalan itulah satu-satunya yang kita andalkan dalam mengangkut hasil bumi dengan cara memikul di atas bahu dan membawa turun dari gunung dengan jarak enam kilometer ini," katanya.

Keucik (kepala desa) Pulokan Zahari Yusuf mengungkapkan, sebanyak 1.000 orang warga dari lima desa dalam Kemukhiman Blangkejeren, Kecamatan Labuhan Haji Barat, yakni Desa Pulokan, Desa Tutong, Desa Ie Buboh, Desa Ujong Padang dan Desa Kuta Iboh, bergantung hidup dari berkebun di pegunungan Pucok Pulokan.

Setiap hari, katanya, warga harus berjalan kaki enam kilometer untuk mencapai kebun, sementara sepeda motor sulit melewati, apalagi kenderaan roda empat, sama sekali tidak bisa melalui jalan itu. "Inipun jalan yang dibangun dengan swadaya masyarakat dengan bergotong royong," sebutnya.

"Kendala utama kita hanyalah tidak ada akses jalan ke tempat itu, padahal hasil bumi dari perkebunan warga bisa bersaing dengan daerah-daerah lain," kata Zahari Yusuf.

Zahari Yusuf yang mewakili emapt Keuchik desa lainnya mengatakan, kalau pihaknya sudah beberapa kali mengajukan permohonan kepada pemerintah setempat untuk membangun sarana jalan menuju perkebunan penduduk.

"Akan tetapi hingga saat ini permohonan kami itu belum juga direspon, sepertinya Pemkab Aceh Selatan masih tutup mata melihat penderitaan kami," sesalnya.

Sementara Pawang Hutan Pucok Pulokan M Khadam mengungkapkan, sebanyak seribuan warga yang bercocok tanam di daerah itu rata-rata menanam pala, coklat, kopi, durian dan juga karet.

Dalam satu hari, katanya, khusus untuk buah pala petani bisa membawa pulang hasil kebunnya kurang lebih dua ton.

"Hasil yang kami hitung dua ton/hari itu yang bisa diangkut dengan memikul saja, banyak yang tidak bisa dibawa pulang, karena kondisi jalan ini, makanya kami sangat berharap pada Pemkab Aceh Selatan agar bisa memperhatikan nasib petani dengan membangun sarana jalan," harapnya.

Harapan senada juga disampaikan Azmir, anggota DPRK Aceh Selatan, yang menyatakan, pihaknya berharap Pemkab melalui dinas terkait agar segera memprogramkan pembangunan jalan ke daerah itu.

"Jika usulan sudah diajukan Pemkab, maka kami akan memperjuangkan saat pembahasan di tim anggaran. Ini janji kita," katanya yang didampingi anggoita dewan lainnya Zulfan.

Dilain pihak, Kepala Bidang Perkebunan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh Selatan M Sanin mengungkapkan untuk permasalahan bibit bagi para warga di daerah itu tidak ada masalah lagi, demikian juga dengan pupuk dan obat pembasmi hama, semua sudah disalurkan.(antara)

"Tidak ada keluhan masalah bibit maupun lainnya, warga di sini hanya berharap pemerintah untuk segera membangun jalan, karena jalan itu memang sangat dibutuhkan," katanya.(Eksp)

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum