Medan. Luas lahan perkebunan kelapa 
sawit yang dikelola asing di Sumatera Utara (Sumut) hingga saat ini 
terus bertambah. Sementara perkebunan milik rakyat cenderung mengalami 
kesulitan dalam pengelolaan yang berakibat pada rendahnya produksi.
        Kepala Bidang Produksi Perkebunan 
Sumut, Herawaty, mengatakan, jika dilihat dari tahun 2009 hingga 2012, 
luasan perkebunan  kelapa sawit yang dikelola pihak swasta asing 
mengalami pertambahan.
Di tahun 2009 misalnya, luasan lahan 
kelapa sawit milik swasta asing tersebut mencapai 106.948,44 hektare. 
Kemudian meningkat di tahun 2010 menjadi 112.323,11 hektare. Kemudian di
 tahun 2011, perkebunan asing melakukan ekspansi lagi sehingga luasannya
 menjadi 115.168,02 hektare. 
Dan, di tahun 2012, tercatat luasan
 lahan perkebunan kelapa sawit bertambah menjadi 115.202,57 hektare 
dengan produksi setahun mencapai 1.633.784,75 ton.
Herawaty menjelaskan, perusahaan asing tersebut secara kepemilikan saham lebih dari 50%. 
Perusahaan
 tersebut misalnya Lonsum yang sebagian besar sahamnya  milik investror 
dari Inggris. Selain itu, Socfindo yang mana saham paling besar dimiliki
 investor dari Belgia. "Sesuai dengan peraturan yang ada memang 
kepemilikan saham tidak boleh murni, harus ada pencampuran, tapi memang 
paling besar dikuasai asing," katanya kepada MedanBisnis, Senin (4/3) di
 Medan.
Namun demikian, lanjut Herawaty, pertambahan luasan lahan
 perkebunan asing ke depan tidak akan bertambah secara drastis mengingat
 lahan yang ada tidak  tersedia lagi. “Jika ingin melakukan perluasan 
lahan lagi, yang paling memungkinkan, di wilayah timur seperti 
Kalimantan dan Papua. Sementara di Sumut sendiri itu sudah tidak 
memungkinkan lagi," katanya.
Sedangkan untuk perkebunan kelapa 
sawit milik petani saat ini mengalami kendala khususnya dalam produksi 
yang masih rendah. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan yang kurang 
maksimal. 
"Perawatan, pembersihan, pemupukan, pengendalian hama 
dan perlakuan yang dibutuhkan untuk tanaman juga kurang diperhatikan 
sehingga mempengaruhi produksinya," katanya.
Ia menambahkan, 
dibandingkan dengan luasan lahan kelapa sawit rakyat, memang masih lebih
 tinggi yakni 405.921,08 hektare dengan produksi berkisar 5.568.269,49 
ton. "Biarpun begitu, kalau perawatannya tidak dilakukan dengan baik, 
produksinya bisa saja terus rendah, karena produktivitasnya masih 
berkisar 4.692.710,63 kg per hektare per tahun tandan buah segar," 
tandas Herawaty. (dewantoro)MB

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
