"Devisa golongan barang itu pada Januari-Februari 2012 naik 4,86 persen dari periode sama tahun lalu yang masih 641,443 juta dolar AS,"kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Hajizi, di Medan, Kamis (5/4/12).
Dia mengakui, berdasarkan data, memang terjadi penurunan nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati pada Februari dibandingkan Januari.
Pada Februari nilai devisa hanya 273,578 juta dolar AS dari Januari yang sudah mencapai 399,039 juta dolar.
Bendahara Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengatakan harga crude palm oil atau CPO berfluktuasi tetapi dengan tren menguat.
Harga perdagangan CPO di pasar internasional pada 2 April misalnya, sudah mencapai 1.190 dolar AS per ton untuk pengapalan April sehingga harga di dalam negeri mencapai Rp9.627 per kilogram (kg).
Naiknya harga ekspor itu memicu banyaknya permintaan di pasar lokal.
"Lelang CPO di KPB (Kantor Permasaran Bersama) PTPN (Perkebunan Nusantara) terus habis terjual,"katanya.
Wakil Ketua I Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, menyebutkan, harga CPO berada di kisaran 1.000-an dolar AS per ton.
Naik turunnya harga CPO lokal dan ekspor dipengaruhi banyak faktor seperti harga minyak mentah dan permintaan di pasar.
Berfluktuasinya harga jual dengan tren menguat sudah diperrhitungkan mengacu pada harga minyak mentah dan permintaan yang menguat.
Harga CPO yang mencapai 1.190 dolar AS per ton dinilai cukup mahal karena prakiraan harga rata-rata komoditas itu tahun 2012 hanya sebesar 1.050 dolar AS dari 2011 yang di kisaran 1.100 dolar AS per ton.
(wsh/WSH/bd - ant)
No comments:
Post a Comment