MEDAN - Dinas 
Perkebunan Sumut melalui Herawati selaku Kabid Produksi, menyebutkan 
Dibra (jeda tanam delapan tahun) ia sebut menjadi puncak pula 
berkurangnya lahan tembakau. Padahal Medan dan Sumut sempat menjadi 
sentral tembakau di Indonesia. Hal itu pula yang sempat mengatakan Medan
 dijuluki kawasan penghasil tembakau (Tembakau Deli) berkualitas. Hal 
itu diutarakannya saat disambangi www.tribun-medan.com di kantornya di 
Medan, Selasa (24/4).Disinggung selain Tembakau yang produksinya
 belum bisa maksimal, Herawati menyebutkan tanaman kelapa juga mengalami
 hal serupa. Apalagi kelapa ia sebut sama seperti tembakau yang belum 
dilirik investor untuk menanamkan modal di Sumut sehingga 
pengembangannya masih di tingkat petani saja.
Dari data yang ia berikan, Sumut sampai saat ini masih memiliki luas areal kelapa sebanyak 116.655 hektar dan produksi mencapai 98.229 ton (data tahun 2010), yang masih dikomandoi oleh kawasan-kawasan pesisir seperti Nias, Tanjung Balai, dan Serdang Bedagai. (Irf/tribun-medan.com)
Dari data yang ia berikan, Sumut sampai saat ini masih memiliki luas areal kelapa sebanyak 116.655 hektar dan produksi mencapai 98.229 ton (data tahun 2010), yang masih dikomandoi oleh kawasan-kawasan pesisir seperti Nias, Tanjung Balai, dan Serdang Bedagai. (Irf/tribun-medan.com)
Penulis : Irfan Azmi Silalahi
Editor : Sofyan Akbar
Sumber : Tribun Medan

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 

 
 
 
