Penurunan itu karena volume ekspornya juga turun, khusunya dari wilayah produksi Sumatera Utara.
“Januari-Februari 2011, nilai ekspor sudah mencapai US$ 580,829 juta. Penurunan disebabkan volume dan harga ekspor turun,” ungkap Kepala BPS Sumut, Hajizi, di Medan, kemarin.
Kinerja eksport karet di wilayah ini primadona penymbang devisa negara terbesar kedua non migas setelah minyak hewan/Nabati yang Februari 2012 sebesar US$ 672,618 juta.
Tren penurunan itu diakui Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah.
“Periode Januari-Februari hanya sebesar 79.838.750 kilogram dari periode sama 2011 yang sudah 89.860.886 kilogram,” ungkapnya.
Ini kata dia sebagai dampak melemahnya pergerakan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa akibat krisis.
Kini harga karet berada di bawah US$ 3/kg, sebelumnya US$ 4 lebih per kilogram. Harga ini 5 Maret lalu US$ 3,796/ kg, bokar Rp29.400 -Rp31.400/kg. (henry)/CInd
No comments:
Post a Comment