MEDAN ): Harga ekspor karet Indonesia jenis SIR 20 di 
bursa Singapura pada tanggal 27 Januari 2014 sudah di bawah 2 dolar AS 
per kg.
"Benar-benar mengkhawatirkan, harga karet sudah di 
bawah 2 dolar AS atau 1,971 dolar AS per kg untuk pengapalan Februari," 
kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy
 Irwansyah di Medan, Selasa 28 Januari 2014.
Walau untuk 
pengapalan Maret naik lagi menjadi 2,026 dolar AS per kg, tetapi, 
menurut dia, harga itu dinilai sudah benar-benar mengkhawatirkan.
Penurunan
 harga ekspor itu langsung berdampak pada tertekannya harga bahan olah 
karet (Bokar) di tingkat pabrikan dalam negeri atau menjadi 
Rp20.090-Rp22.090 per kg.
Harga itu semakin anjlok dibandingkan bulan yang sama pada 2013 yang masih bisa 2,882 dolar AS per kg.
Penurunan
 harga itu disebabkan melemahnya permintaan khususnya dari negara 
konsumen utama karet alam ditengah terjadinya kelebihan pasokan atau " 
over supply".
Permintaan semakin melemah karena pembeli China 
juga mulai mengurangi pembelian karena mendekati liburan Imlek "Belum 
juga ada tanda-tanda kenaikan harga walau protes anti-pemerintah di 
Thailand yang merupakan salah satu produsen utama karet itu berpotensi 
menurunkan produksi pada Januari-Februari 2014 sebesar 10-20 persen 
,"katanya.
Petani karet Sumut, K Siregar, menyebutkan harga getah
 yang tinggal Rp6.000 per kg benar-benar membuat dia kesulitan dan malas
 menderes.
"Bayangkan, harga 1 kg getah tidak bisa untuk membeli beras 1 kg," katanya.(ant)(EKSPOSnews)

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
