Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Wednesday, January 22, 2014

Produksi Karet di Riau Diperkirakan Turun 10%

PEKANBARU—Produksi karet di Provinsi Riau diprediksi kembali mengalami penurunan sekitar 10% atau hannya mampu memproduksi sekitar 160.000 ton/tahun pada tahun ini.
Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Provinsi Riau Nur Hamlin mengatakan produksi karet di Riau memang selalu mengalami penurunan sejak lima tahun belakangan karena banyak yang tidak dilakukan peremajaan sehingga kurang produktif.

“Pada 2012 produksi karet Riau sekitar 200.000 ton/tahun, 2013 turun menjadi 190.000 ton/tahun, jadi rata-rata penurunan per tahunnya sekitar 5%-10%,” katanya, Selasa (21/1).

Hamlin mengatakan saat ini Riau memiliki luas perkebunan karet sekitar 450 hektare dan hampir sekitar 90% dimiliki oleh masyarakat. Menurutnya, jika masyarakat tidak diedukasi dan diperhatikan produksi karet Riau akan terus mengalami penurunan.

Hamlin menambahkan penurunan produksi tersebut terjadi karena pemda bahkan pemerintah pusat tidak serius melihat komoditas karet. Menurutnya, pemda terlalu serius memperhatikan komoditas sawit.
Hamlin mengatakan ada secamam deskriminasi yang diterima petani karet di Riau jika dibandingkan dengan petani sawit. Menurutnya, dari segi pembinaan petani karet kurang mendapat perhatian.

Selain itu, katanya, pemda belum mampu membantu petani karet untuk medapatkan bibit yang baik, pupuk yang baik, dan teknologi yang bagus untuk meningkatkan produksi karet masyarakat.
“Memang sawit sekarang jadi primadona, tapi karet adalah mata pencaharian kedua orang Riau, jadi peningkatan produksi tetap harus diperhatikan,” katanya.

Sementara itu, katanya, selain meningkatkan produksi karet Riau, Gapkindo juga menghimbau instansi terkait untuk segera mendorong dibangunnya pabrik hilirisasi produk karet menjadi barang jadi.

Menurutnya, saat ini Riau baru memiliki pabrik pengolahan karet setengah jadi. Hamlin mengatakan semua hasil produksi karet di Riau tersebut seluruhnya diekspor ke beberapa negara.

“Paling besar ke Cina sekitar 40%, setelah itu ke Jepang sekitar 30%, sisanya ada ke Amerika dan Uni Eropa,” katanya.

Hamlin menganalogikan jika 50% saja dari total produksi karet Riau bisa diolah di dalam negeri, minimal harga karet bisa bersaing dan tidak ketergantungan dengan harga pasar internasional.

“Ini akan sangat membantu petani karet dan menimbulkan gairah untuk meningkatkan produksi kebunnya,” katanya. (K18).

 Kontributor: Aang Ananda Suherman
 

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum