“Harapan kita ada pabrik karet minimal untuk pengolahan karet mentah sebelum dibawa keluar daerah ini,” kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan (DP3K) Kabupaten Mukomuko, Wahyu Hidayat, di Mukomuko, Senin (27/1/2014)
Ia mengatakan, tidak seperti sekarang ini, petani menjual hasil panen karet masih dalam bentuk kotak dan tempurung yang baru ditampung dari pohonnya.
Ia yakin, kalau di daerah ini ada pabrik karet, petani bisa menjual hasil panennya lebih tinggi dibandingkan mereka menjual kepada toke, karena lebih hemat biaya operasional.
Ia mengaku, tidak tahu kenapa investor belum ada yang berinvestasi mendirikan pabrik karet di daerah itu padahal sudah banyak petani setempat yang berkebun karet.
Bahkan, kata dia, proposal dari kelompok tani yang masuk ke instansi itu mayoritas minta bantuan bibit karet unggul dibandingkan permohonan permintaan bibit kelapa sawit.
Selain itu, pihaknya tahun ini akan membelikan sebanyak 33.000 bibit karet untuk kelompok tani setempat atau lebih banyak dibandingkan bantuan bibit sawit 5.000 bibit sawit.
“Mayoritas lahan kebun karet yang luas itu di Kecamatan Ipuh dan di wilayah itu merupakan kawasan industri yang dapat dibangun pabrik karet,” ujarnya. (ant/msi)
Oleh Bisnis-sumatra