Bisnis.com, |
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Apkasindo Provinsi Riau Gulat Manurung mengatakan selama ini Tim Penetapan Harga TBS hanya menghitung dari berat dan kualitas TBS. Padahal, 80% TBS petani berasal dari kelapa sawit jenis dura ...
“Jika sebagian besar kualitasnya jelek, harganya tentu akan lebih rendah untuk mengompensasi kerugian perusahaan. Mereka seharusnya bisa memasukkan penghitungan dari bagian serat, cangkang, dan tandan kosong yang juga bernilai jual,” kata Gulat kepada Bisnis, (17/4/2014).
Pihaknya akan memberikan masukan kepada Tim Penetapan Harga TBS bahwa ketiga bagian tanaman tersebut bisa dimanfaatkan kembali. Cangkang sudah menjadi komoditas ekspor ke kasawan Asia Timur untuk sumber energi alternatif, sedangkan tandan kosong bisa menjadi pupuk.
Dia menjelaskan terdapat dua jenis kelapa sawit yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat yakni dura dan tenera. Dura mempunyai rendemen di bawah 18%, sedangkan tenera mempunyai rendemen antara 26%-28%.
Tenera mampu menghasilkan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) lebih banyak dibandingkan dengan jensi dura. Produktivitas jenis ini juga lebih tinggi yakni mencapai 18 ton per hektare, sedangkan dura hanya 8 ton.
Adapun, harga TBS sawit yang ditentukan oleh tim yang terdiri dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) Riau dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Riau berpatokan pada sawit jenis tenera.
Walaupun harga TBS untuk umur 10 tahun pada periode 16-22 April 2014 adalah Rp1.898,19 per kilogram, tetapi harga yang dipatok perusahaan hanya Rp1.870 per kilogram. Terlebih, jika petani menjual melalui pengumpul, maka rantai distribusi yang panjang akan memangkas pendapatan.
Perusahaan kelapa sawit, lanjutnya, juga harus jujur dalam menentukan harga untuk petani. Adanya penaikan bea keluar (BK) CPO saat ini dijadikan sebagai alasan mereka untuk mengurangi pembelian TBS petani karena permintaan ekspor menurun.
“Akibatnya TBS petani menumpuk selama berhari-hari, dampaknya harga akan diturunkan ketika dijual kembali. Ini yang membuat harga TBS anjlok beberapa pekan ini dan bisa menjadi strategi mereka untuk mengurangi biaya bahan baku,” ujarnya.
Apkasindo menilai belum ada pengawasan dari pemerintah terkait dengan praktik tersebut. Menurutnya, keikutsertaan Apkasindo dalam penentuan harga TBS sawit bisa menjadi pengawas untuk membantu tugas Dinas Perkebunan.
Hingga 2014, organisasi tersebut telah memiliki 1,42 juta anggota di seluruh Indonesia. adapun, rata-rata luas lahan yang dimiliki antara 2-4 hektare.
Bisnis.com,
No comments:
Post a Comment