Medan.
Gencarnya kampanye hitam yang dilakukan Uni Eropa (UE) dalam menyerang
dua komoditas perkebunan asal Indonesia termasuk di dalamnya hasil
perkebunan Sumatera Utara (Sumut) seperti kelapa sawit dan kopi luwak memaksa pemerintahan RI harus bertindak dengan cepat untuk mengatasinya.
Kepala Dinas Perkebunan
Sumut, Aspan Sofian mengungkapkan, untuk mengatasi hal tersebut,
Direktorat Jendral (Dirjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan)
RI tengah mempersiapkan standarisasi produksi kopi luwak.
Ini bekerja sama dengan Balai Penelitian Kopi dan Kakao Jember guna merumuskan kopi luwak seperti apa yang layak untuk dipasarkan.
"Kampanye
hitam yang dilancarkan Uni Eropa itu kan karena memprotes pemanfaatan
hewan dalam memproduksi kopi luwak yang dianggap mereka (UE) sebagai
eksploitasi hewan. Jadi, dengan melahirkan standarisasi produksi kopi
luwak, dapat dipastikan bahwa kopi luwak asal Indonesia hanya akan
berasal dari luwak liar saja," ungkapnya kepada MedanBisnis, Senin
(21/4) di Medan.
Apabila nantinya standarisasi tersebut telah
keluar dan diterbitkan, sambung Aspan, pemerintah akan langsung
mensosialisasikannya ke negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa.
Sehingga, hambatan-hambatan pada produk kopi luwak asal Indonesia tidak
akan terjadi lagi seperti sekarang.
"Jadi dengan standarisasi
tersebut, kopi luwak asal Indonesia jelas diproduksi tanpa adanya
eksploitasi kepada hewan, bukannya seperti yang dituduhkan oleh Uni
Eropa belakangan ini," sebutnya.
Dijelaskan Aspan, selama ini, walaupun bukan sebagai pemasok satu-satunya kopi luwak ke Eropa di samping Amerika Latin, namun kontribusi kopi luwak asal Indonesia cukup tinggi meskipun Indonesia belum memasok dalam jumlah besar.
"Kopi
luwak ini memang belum besar pasokannya ke Eropa. Tetapi karena kopi
itu merupakan kopi yang spesial, permintaannya menjadi cukup tinggi,
karena tidak semua negara bisa menghasilkannya," jelasnya.
Di
samping itu, lanjut Aspan, selama ini kopi luwak asal Indonesia
khususnya yang berasal dari Sumut tidaklah berasal dari luwak yang
ditangkarkan produsen kopi luwak dalam memproduksi kopi luwak tersebut.
Melainkan hanya dihasilkan oleh luwak-luwak liar, yang hidup di
sekitaran kebun kopi.
"Jadi kopi luwak yang ada selama ini
dihasilkan secara alami, tanpa adanya eksploitasi hewan. Tetapi yang
pastinya, kampanye hitam itu merupakan strategi perang dagang untuk menghambat produk Indonesia masuk ke Eropa," pungkas Aspan. (rozie winata)MedanBisnis
No comments:
Post a Comment