Medan.
 Diakibatkan pengaruh iklim mikro yang tidak sesuai dan mendukung untuk 
dikembangkannya perkebunan tebu, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hanya 
mampu menghasilkan rendemen gula di bawah tujuh. 
Padahal, sebagaimana diketahui, Dirjen Perkebunan 
Kementerian Pertanian (Kementan) pernah menyatakan, dalam taksasi 
produksi gula nasional pada tahun ini yang diperkirakan mencapai 2,9 juta ton, rendemen rata-ratanya paling tidak harus mencapai delapan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan
 Sumut, Herawati menyatakan, sebagai provinsi yang tidak memiliki areal 
perkebunan tebu yang tinggi, Sumut sampai saat ini hanya mampu 
menghasilkan rendamen tebu rata-rata 6,4 saja. 
Angka tersebut 
terlampau jauh dari yang dikatakan Dirjen Perkebunan. "Untuk tebu, iklim
 kita memang tidak mendukung. Sehingga rendemen yang dihasilkan tidak tinggi seperti yang ada pada perkebunan tebu di Pulau Jawa," ungkapnya kepada MedanBisnis, Jumat (4/4) di Medan.
Angka
 tersebut, sambung Herawati juga tidak dapat tercapai, meskipun pada 
pertengahan minggu kedua bulan Mei mendatang di Sei Semayang, serta 
minggu kedua bulan Juni mendatang di Kuala Madu juga melakukan panen 
dalam skala yang cukup besar.
"Paling-paling jika ditotalkan 
keseluruhan, rendemen gula yang dapat dihasilkan dari tebu Sumut hanya 
berkisar 6,5 sampai 6,7 saja," sebutnya.
Untuk itu, kata 
Herawati, jika rendamen gula pada tebu skala nasional diharuskan 
mencapai delapan, Sumut dengan jelas tidak akan mampu memenuhinya.
"Kita
 tidak mampu. Paling-paling Sumut hanya dapat terlibat dalam membantu 
memberikan dukungan, tetapi jika dibebankan tidak akan bisa," jelasnya.
Di
 samping itu, sambung Herawati, Sumut memiliki kelebihan berupa pabrik 
pengolahan yang dekat. Sehingga dalam masa pengiriman tidak akan sampai 
menurunkan kadar rendamen dalam tebu.
"Sebelum diolah yang 
mengulur waktu ialah pada saat antri sebelum dilakukan pengolahan. 
Tetapi hal itu tidak akan sampai menurunkan kadar rendemen yang 
signifikan. Lagipula tebu kita kan memang tidak banyak," pungkasnya.
Sebelumnya
 diberitakan Dirjen Perkebunan Kementan Gamal Nasir mengatakan, produksi
 gula nasional pada tahun ini diperkirakan mencapai 2,9 juta ton, dan 
rendemen rata-rata mencapai delapan karena didukung iklim yang baik. 
Selain itu, pemerintah juga akan melibatkan tim independen guna memantau
 rendemen gula pada tebu petani yang akan digiling pabrik gula.
Sebab,
 menurutnya petani selalu mengaku rendemen tebu mereka tinggi sehingga 
berharap harga jualnya tinggi, dan sebaliknya pabrik gula menyatakan 
tingkat rendemen tebu (rozie winata)
bacaan terkait :
  http://cintaperkebunan.blogspot.com/2014/04/pemerintah-libatkan-tim-independen.html

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment