Thousands of employees of PT Bridgestone Strike
SIMALUNGUN :'s
5,000 employees gardens PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate ,
Simelungun , North Sumatra strike demanding that President Director ,
Togar Simanjuntak removed from office .Assistants
, staff and employees of department 14 in Ulu Dolok Garden District and
Gardens Dolok Buts Dolok Merangir in District Dolok Nanggar Stone
stated restless and aggrieved over Presdir policy causing discomfort in
the works .
Employees
who initially survive at the gate of the office management to try to
destroy the fence because it can not wait for the results of a meeting
between representatives of employees with management which lasted about
five hours . This effort was blocked , causing police officers Simelungun pushing .The
pushing action ended after the employees' representatives met with
management to provide employees calming calls for this action is not
marred by violence ."
There has been no final decision because the management have to do with
the general meeting of shareholders to dismiss a president , " said
Siddik accompanied Mirza Ahmad Yusnar field assistant in a company that
was also stunt coordinator , Monday, October 21, 2013 .Siddik
explain Togar since appointed four months ago to improve efficiency by
reducing the number of staff or mutated , but on the other hand raised
the number of staff / assistant who still have family like his own son .Togar
also said Siddik , reducing overtime hours from two hours to 1.5 hours
which have an impact on the reduction of extra income employees , and
change the quality of patented drugs to generic so that employees have
to add the cost of the drug ."
There is no fresh - negotiable , Togar must be replaced . If rejected
we will continue to strike until the demands of the shareholders granted
in Japan , " said Siddik mentioning given permission to strike for
three days .Employees since the strike began at 07.30 am , 17.00 pm disband and will return again to the management office on the next day .Meanwhile,
President Director of PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate Togar
Simanjuntak recognize that efficiency policies are approved by the
Japanese .Related
to this action , Togar not agree with the strike because the term is
not in accordance with the regulations that would require a tripartite
meeting between the company , the government ( Manpower ) and employees ."
If the deal fails , new employees are entitled to strike. But if the
action is counted absent employees , and we will write to for work . If
rejected within five days according to the rules considered resigning , "
said Togar . ( Ant )
Other media related news:
Karyawan PT. Bridgestone Demo
Karyawan PT. BSRE Aek Tarum demonstrasi tuntut Mr. Togar Simanjuntak lengser.
Asahan
: 6000 karyawan PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate (BSRE) Dolok
Merangir Simalungun dan PT . BSRE Aek Tarum Kabupaten Asahan, Sumut
tergabung dalam Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) PT. BSRE berunjuk
rasa tuntut Presiden Direktur ( Presidir) PT. BSRE Dolok Merangir Mr.
Togar Simanjuntak agar turun dari jabatannya.
“4500 karyawan PT. BSRE Dolok Merangir Simalungun sebagai kebun Induk
dan 1500 karyawan PT. BSRE Aek Tarum serempak berunjuk rasa hari ini
meminta agar Mr. Togar Simanjuntak selaku Presidir turun dari jabatan
nya karena telah menodai hak-hak karyawan,”kata Dedi Haryadi selaku
Kordinator aksi SPBUN PT. BSRE Aek Tarum, Senin 21/10/2013
Ada 13 penyimpangan, sambung Dedi, yang di lakukan oleh Togar,
sehingga mengganggu tingkat kenyamanan karyawan dan ini sudah lama
berlanjut maka sudah saat nya Togar harus di gantikan oleh pihak
Managemen BSRE Jepang kalau tidak kami akan mogok massal sampai Togar
lengser.
PT. BSRE dahulu nya bernama Goodyear milik Amerika sekarang di beli
oleh Jepang mengeksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) bidang perkebunan
Karet dan kebijakan yang di lakukan oleh Mr. Togar Simanjuntak selaku
Presidir terkesan arogansi dan sepihak dan memaksakan kehendak sehingga
memancing kemarahan karyawan dan melakukan demonstrasi.
Ketua Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) PT. BSRE Aek Tarum Jamiadi
menuding Togar Sianipar telah bertindak semau nya dan arogansi sehingga
banyak pihak-pihak yang di rugikan.
“Dari ke 13 penyimpangan tersebut mutlak tindakan non prosedural
selaku Presidir sehingga banyak pihak-pihak yang di rugikan khusus nya
karyawan,” kata Jamiadi.
Kebijakan yang di lakukan Togar, lanjut Jamiadi, telah menyimpang,
seperti memecah belah antara staf, Assisten dan Manager, selalu
memaksakan kehendak secara sepihak, arogansi dan intimidasi serta track
record Mr. Togar yang perlu di pertanyakan dengan berpindah-pindah
perusahaan dan posisi jabatan dan masih banyak lagi.
“Kita akan tunggu keputusan dari Dolok Merangir dan apabila Togar
tidak di ganti maka demo ini akan berlanjut secara massal,”tegas
Jamiadi. Belum Ada Titik Terang Demo Berlanjut.
|
Demonstrasi Susulan ke SPBUN PT. BSRE Aek Tarum ke Simalungun. |
Belum ada keputusan dari pihak managemen
BSRE Kebun Induk Dolok Merangir Simalungn agar Presidir Mr. Togar
Simanjuntak turun takhta sebab Mr. Togar masih bersikukuh tidak mengakui
tudingan para demonstran dan membuat para demonstran kian berang dan
membuat demo susulan.
“Belum ada keputusan, Togar masih ngotot dan 3 Dumptruck demonstran
atas nama SPBUN BSRE Aek Tarum menyusul ke Siantar bersama Demonstran
SPBUN BSRE Dolok merangir sesuai janji kita jika Togar tidak lengser
maka karyawan melakukan mogok massal,”kata Jamiadi Ketua SPBUN Aek
Tarum, Selasa 22/10/2013
Menurut Jamiadi pihak BSRE akan menderita kerugian sebesar Rp 180 M perhari nya jika mogok massal yang di lakukan karyawan.
“Produksi hasil getah BSRE Simalungun dan Asahan jika di rupiahkan
sebesar 180 M dan akibat nya BSRE mengalami kerugian ini selama mogok
massal dan apabila Mr. Togar masih ngotot demo akan berlanjut secara
besar-besaran dan menduduki kantor BSRE Simalungun,”tegas Jamiadi. (dol)
Short URL: http://jurnalpatrolinews.com/?p=50921
|
|
|
|
| | | | | | | | |
Ribuan karyawan perusahaan yang memproduksi ban itu
terpaksa mogok kerja. Awalnya, kerumunan massa mencoba memasuki area PT
BRSE, namun dihadang puluhan petugas Polres Simalungun. Akhirnya,
perwakilan massa seperti para asisten dari 14 Afdeling dan staf
melakukan pertemuan dengan pihak manajemen perusahaan Jepang tersebut.
Dalam aksi tersebut, nyaris terjadi kericuhan antara karyawan dengan aparat kepolisian.
Pasalnya,
setelah ditunggu beberapa jam tak kunjung ada kepastian terkait
pertemuan dimaksud. Karyawan dengan petugas terlibat aksi
dorong-dorongan, hingga membuat suasana memanas. Namun, hal ini dapat
diantisipasi, sehingga tak memperburuk keadaan.
Salah seorang
karyawan mengaku bernama Anto menuturkan, selama empat bulan menjabat,
Togar dinilai telah bertindak sewenang-wenang, dan kebijakannya terkesan
sepihak.
Massa menilai, Togar sering bersikap arogan dalam
mengambil kebijakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan
melimpahkannya kepada staf. Kebijakan lainnya, terkait layanan kesehatan
karyawan. Resep obat yang digunakan sebelumnya, menggunakan obat paten
menjadi obat generik.
Selain itu, adanya pemangkasan upah lembur
para karyawan khususnya panderes (penyadap karet), dimana biasanya dalam
situasi normal dua jam, dikurangi menjadi 1,5 jam, dengan alasan
menekan penghematan operasional perusahaan (efisiensi anggaran).
Salah
seorang perwakilan massa, Husnijar Hardiansayah menuturkan, ada empat
tuntutan yang disampaikan terkait aksi tersebut. Yakni, mendesak Togar
mundur dari jabatannya sebagai Presdir PT BSRE. Mendesak agar
mengeluarkan anak Togar yakni Willi P Simanjutak dan keluarganya bernama
Namhui yang diangkat menjadi asisten, termasuk Banuara Sirait sebagai
pengacara PT BSRE.
"Kami juga mendesak pihak managemen agar minta
maaf kepada karyawan atas adanya statment melecehkan bangsa Indonesia.
Dimana menyatakan jika ingin kembali dengan kondusi perusahaan seperti
dulu bebas mencuri dan korupsi," katanya.
Husnijar yang juga staf
di PT BSRE ini mengatakan, tundingan itu tak benar, dan Togar dinilai
telah berlagak sebagai "raja" di perusahaan tersebut, dan melakukan
kolusi.
"Aksi ini akan berlanjut, hingga tuntutan kami dipenuhi.
Bila perlu istri dan anak kami akan ikut dalam aksi ini. Bahkan jumlah
karyawan yang turun akan mencari 10.000," katanya.
Secara
terpisah, Togar membantah tundingan kepada dirinya. Dia menjelaskan,
efisiensi anggaran yang sedang dilakukannya seturut arahan dari kantor
pusat perusahaan di Jepang.
Mengenai kebijakan itu dinilai
kesalahan, menurutnya tak benar. Seperti jam lembur dikurangi atas
usulan Asdiansyah dari bagian perkebunan, begitu juga di pabrik tak ada
masalah.
Terkait perubahan obat, menurutnya itu hanya sebagian, dan
tak ada menyalahi. Togar mengatakan, yang penting pengobatannya dan bisa
sembuh.
Soal nepotisme, dirinya membenarkan ada mengangkat staf
yakni anaknya sendiri untuk mengawasi pembelian getah sebagai departemen
baru.
"Saya menilai, itu sah- sah saja, dan pengangkatannya
melalui prosedur yang standard diwawancarai pihak Jepang, dimana ada
bukti di Human Resources Development (HRD). Hampir 80% para pejabat di
perusahaan perkebunan ini mempunyai hubungan famili," katanya.
Dia
bersikukuh tidak akan mundur dari jabatannya, terkecuali ada putusan
dari pemegang saham. Sebab, proses mundur dari jabatan perusahaan ini
prosesnya panjang.
"Soal mundur atau tidak, bukan urusan saya. Itu keputusan dari atasan saya," katanya. (samsudin harahap)/MB | | |
http://mdn.biz.id/n/57642/
Karyawan PT Bridgestone Demo
Penulis: Sofyan Akbar
Editor: Raden Armand Firdaus
(Akb/tribun-medan.com)
Senin, 21 Oktober 2013
SIMALUNGUN - Aksi yang dilakukan ribuan karyawan PT
Bridgestone yang menuntut pimpinan mereka Togar sudah berjalan dua jam.
Aksi yang dimulai, Senin (21/10/2013) sekitar pukul 07.30 WIB ini sedang
menunggu perwakilan dari ribuan karyawan yang sudah masuk dan melakukan
percakapan dengan pihak pimpinan PT Bridgstone.
Pantauan
www.tribun-medan.com, Senin sembari menunggu, ribuan karyawan masih
terlihat menunggu, ada yang duduk dan ada yang berdiri sambil
mendengarkan lagu yang diputar dengan pengeras suara (toa).
Menurut
satu karyawan Yanto (33) mengatakan aksi ini mereka lakukan karena,
semenjak kepemimpinan Tagor di PT Bridgestone membuat sistem yang selama
ini sudah berjalan dengan baik menjadi goyang. Hal itu, kata Yanto yang
sudah 6 tahun bekerja di PT Bridgestone ini selama kepemimpinan Tagor,
gaji karyawan mendapat potongan.
"Dia sudah setahun memimpin di
perusahaan ini. Selama ia memimpin, gaji kami langsung dipotong,"katanya
seraya menyatakan yang biasanya Rp1,8juta menjadi Rp1,3juta.
Ia
mengaku, pemotongan itu dilakukan semenjak Februari 2013. Selain itu,
kata Yanto, semenjak kepemimpinan Tagor, karyawan juga sulit untuk
berobat kerumah sakit yang bermitra dengan PT Bridgestone. "Banyak biaya
perawatan karyawan yang sakit belum dibayar kepada pihak rumah sakit
yang bekerjasama dengan perusahaan ini,"ujarnya seraya menyatakan mereka
melakukan aksi agar Togar turun dari jabatannya.
Demo Lanjutan, Karyawan Bridgestone Joget Caisar
SIMALUNGUN -
Ribuan karyawan yang menuntut Presiden Direktur Tagor Simanjuntak turun
dari jabatannya kembali melakukan aksi demo. Dan kali ini, ribuan
karyawan yang tergabung dalam SPSI melakukan joget caisar.
Pantauan
www.tribun-medan.com,
Selasa (22/10/2013) joget caisar yang dilakukan ribuan karyawan
menandakan kalau aksi yang mereka lakukan masih kondusif. Para pendemo
terlihat riang dengan berjoget ala caisar.
Sampai berita ini
diturunkan, ribuan pendemo masih berjoget caisar dan terus menerus tanpa
ada berhenti. Sementara itu, pihak kepolisian terlihat berjaga-jaga.
(akb/tribun-medan.com)
Penulis: Sofyan Akbar
Editor: Raden Armand Firdaus