Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Tuesday, June 11, 2013

Jangan Kena Oil Palm Trap

Pemerintah  tidak akan mendorong bisnis kelapa sawit  karena sudah bisa berjalan sendiri bahkan lebih cepat dari yang diduga pemerintah. Karena itu pemerintah akan konsentrasi mendorong pengembangan karet, kakao, teh, tebu.
”Sebab komoditas-komoditas perkebunan ini  kalau tidak didorong pemerintah akan segera jadi sunset industri. Bagi pemerintah lebih ringan membina  kelapa sawit ketimbang komoditas lain. Karena itu anggaran  untuk kelapa sawit kecil dan kita konsentrasi ke tebu dulu untuk swasembada gula,” kata Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, ketika menutup ICEPO.

Khusus kelapa sawit, pemerintah akan lebih banyak  mendorong ke arah hilirisasi industri kelapa sawit. ”Kenaikan  harga BBM harus jadi  momentum masuk ke  bisnis hilirisasi dengan membuat  biofuel yang dengan kenaikan harga BBM  secara ekonomi lebih menguntungkan. Pengurangan subsidi  BBM bisa dialihkan ke subsidi biofuel supaya biofuel semakin berkembang,” katanya.
Meskipun bisnis CPO sangat menguntungkan tetapi kondisi ini jangan mematikan pengembangan  produk hilir. ”Kita sudah kalah satu langkah dari Malaysia, saya minta supaya pengusaha mau maju selangkah. Jangan  kena oil plam trap, sudah merasa nyaman  dengan hanya menghasilkan CPO  saja. Sudah happy dengan situasi ini dan tidak mau berubah,” katanya.
Kalau berada dalam trap ini suatu saat ketika industri kelapa sawit masuk ke sunset akan kelabakan. Tetapi kalau sudah masuk ke hilir ketika sunset masih banyak produk yang bisa ditawarkan. Apalagi manfaatnya kelapa sawit belum dikembangkan lebih luas.
Mengenai ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil)  saat ini sudah ada 10 perusahaan yang sudah mendapatkan sertifikatnya. Bagi Rusman perusahaan ini patut diberi penghargaan. Selain itu saat ini ada  100 sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi ISPO.
Banyak pihak terutama perusahaan perkebunan kelapa sawit yang merasakan keberatan harus melakukan sertifikasi ISPO, selain itu ada juga sertifikasi RSPO. ISPO bersifat wajib sehingga harus dilaksanakan oleh semua perusahaan perkebunan di Indonesia sedang RSPO bersifat sukarela. ”Saya minta RSPO mempertimbangkan bahwa sebelum mendapatkan RSPO wajib bersertifikat ISPO dulu sehingga lebih banyak perusahaan yang mengikuti sertifikatasi ISPO,” katanya.

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum