Medan. Bahan baku kayu belakangan ini semakin sulit didapat, efeknya harganya pun semakin mahal. Namun, kini ada kayu dari kelapa sawit yang memungkinkan untuk menjadi solusi dan ditawarkan dengan harga yang lebih murah dan terjangkau.
Kayu kelapa sawit olahan PT Mulyakarya Jayaco, produsen flywood & block board, kini bisa dijadikan sebagai alternatif. Akan tetapi, produk kayu yang satu ini belum familiar di kalangan konsumen.
Hal ini diungkapkan Kepala Divisi Pembelian/Purchasing PT Mulyakarya Jayaco, Roland, kepada MedanBisnis di sela-sela pameran North Sumatera Investment Trade Tourist Expo 2013 di Tiara Convention Center, Rabu (5/6).
“PT Mulyakarya Jayaco mengembangkan kayu dengan bahan baku batang kelapa sawit. Kami elihat prospek dari bisnis kayu kelapa sawit ini akan terus berkembang dan semakin menjanjikan,” katanya.
Meski demikian, sebutnya, untuk sementara bisnis dari kayu kepala sawit ini masih terkendala pemasaran di samping persoalan promosi. Sehingga dalam proses produksi hingga saat ini belum maksimal dilakukan. “Ini awalnya orang tua.
Sebenarnya di tahun 1993-an, kami memulainya dari kayu hutan dan kayu tanaman. Namun, sejak tahun 1996 semuanya vakum. Sedangkan untuk kayu kelapa sawit kita sudah mulai pelajari di tahun 1995-an,” terangnya.
Dituturkannya, pada tahun pertama sempat memproduksi sejumlah contoh produk seperti Triplek, kayu lapis, dengan ukuran ketebalan 18mm dan 12 mm. Jumlahnya hingga mencapai 30 kubik kayu. Namun sayangnya, produksi ini tidak mampu diserap pasar.
Sehingga upaya mengolah limbah batang kelapa sawit, tersebut pun terhenti sementara. Meski demikian, mereka ini terus berupaya untuk mempromosikan dan mencari pasar terhadap kayu kelapa sawit ini.
Roland mengaku, lemahnya penerimaan pasar terhadap kayu kelapa sawit ini, karena konsumen masih kurang percaya dengan produk tersebut. Padahal sebenarnya, produk ini, kualitasnya juga tidak kalah dengan produk lainnya.
Ia menuturkan dalam penggunaan batang kayu kepala sawit ini, mereka tidak sembarangan. Karena batang yang dimanfaatkan, minimal berusia 20 tahun. “Bahan bakunya kita gunakan, kita pilih yang berkualitas,” katanya seraya menambahkan kayu-kayu tersebut akan tetap awet, sepanjang tidak terkena air. ( ledi munthe)MedanBisnis
Hal ini diungkapkan Kepala Divisi Pembelian/Purchasing PT Mulyakarya Jayaco, Roland, kepada MedanBisnis di sela-sela pameran North Sumatera Investment Trade Tourist Expo 2013 di Tiara Convention Center, Rabu (5/6).
“PT Mulyakarya Jayaco mengembangkan kayu dengan bahan baku batang kelapa sawit. Kami elihat prospek dari bisnis kayu kelapa sawit ini akan terus berkembang dan semakin menjanjikan,” katanya.
Meski demikian, sebutnya, untuk sementara bisnis dari kayu kepala sawit ini masih terkendala pemasaran di samping persoalan promosi. Sehingga dalam proses produksi hingga saat ini belum maksimal dilakukan. “Ini awalnya orang tua.
Sebenarnya di tahun 1993-an, kami memulainya dari kayu hutan dan kayu tanaman. Namun, sejak tahun 1996 semuanya vakum. Sedangkan untuk kayu kelapa sawit kita sudah mulai pelajari di tahun 1995-an,” terangnya.
Dituturkannya, pada tahun pertama sempat memproduksi sejumlah contoh produk seperti Triplek, kayu lapis, dengan ukuran ketebalan 18mm dan 12 mm. Jumlahnya hingga mencapai 30 kubik kayu. Namun sayangnya, produksi ini tidak mampu diserap pasar.
Sehingga upaya mengolah limbah batang kelapa sawit, tersebut pun terhenti sementara. Meski demikian, mereka ini terus berupaya untuk mempromosikan dan mencari pasar terhadap kayu kelapa sawit ini.
Roland mengaku, lemahnya penerimaan pasar terhadap kayu kelapa sawit ini, karena konsumen masih kurang percaya dengan produk tersebut. Padahal sebenarnya, produk ini, kualitasnya juga tidak kalah dengan produk lainnya.
Ia menuturkan dalam penggunaan batang kayu kepala sawit ini, mereka tidak sembarangan. Karena batang yang dimanfaatkan, minimal berusia 20 tahun. “Bahan bakunya kita gunakan, kita pilih yang berkualitas,” katanya seraya menambahkan kayu-kayu tersebut akan tetap awet, sepanjang tidak terkena air. ( ledi munthe)MedanBisnis