Tanjung Morawa, . Ratusan karyawan PT Lonsum Sei Merah menggelar doa bersama di lapangan Pasar IV Sei Merah, Tanjung Morawa, Sabtu pekan lalu. Mereka juga menolak adanya penggarapan liar yang dilakukan masyarakat menamakan diri kelompok petani.
Kita inginkan lingkungan kerja yang nyaman dan tidak terusik dengan adanya penggarap liar. Karena itu kita doakan agar orang-orang yang menamakan diri kelompok tani dan menanam sayuran di areal kebun kelapa sawit, segera menyadari yang dilakukan adalah keliru, ungkap Ketua SPSI PT Lonsum Sei Merah Jayusman saat berorasi.
Informasi dihimpun, sejak dua pekan terakhir ada beberapa warga dari sekitar lingkungan perkebunan itu, yang mendirikan posko kelompok petani. Mereka juga menggarap lahan dengan menanami berbagai komoditas seperti sayuran, pohon pisang, dan ketela pohon di sela pohon kelapa sawit yang produktif.
Di dekat posko itu, dibentang spanduk yang menuding PT Lonsum mengusahai areal melebihi HGU. Menurut mereka HGU Lonsum hanya 1.854 ha namun yang dikuasai Lonsum 2.204 ha. Selisih luas lahan itulah yang mereka anggap sebagai lahan milik petani.
Menurut Jayusman, klaim yang dilakukan kelompok tersebut sangat tidak beralasan. Lonsum sebagai perusahaan swasta tidak mungkin mengusahai lahan yang bukan HGU-nya. Lonsum juga tidak pernah menunggak pajak apa pun yang menjadi kewajiban. Karena itu, sangat mengherankan jika ada kelompok tertentu yang mengklaim memiliki lahan di areal perkebunan itu. Apalagi persoalan HGU Lonsum sudah rampung sejak 1998.
Pertemuan
Usai menggelar orasi dan membentang sejumlah spanduk, utusan karyawan menemui pimpinan kelompok tani. Dalam pertemuan itu, Jayusman dkk yang dimediasi Kades Sei Merah Hendri Kurniawan disambut Boiman dan beberapa anggotanya.
Dalam pertemuan itu, secara lisan disepakati kelompok petani tidak akan menghalang-halangi karyawan yang akan memanen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di areal tersebut. Mereka juga tidak akan beraksi jika pelepah kelapa sawit dan TBS yang dipanen menimpa tanaman petani, sepanjang hal itu tidak karena unsur kesengajaan.
Demikian halnya, antara kelompok petani dengan karyawan tidak akan bermusuhan. Kelompok petani hanya berkepentingan dengan PT Lonsum yang dinilai telah merebut lahan masyarakat.
Hasil pertemuan itu disampaikan Jayusman kepada segenap karyawan, istri karyawan dan anggota keluarga lainnya yang masih bertahan di lapangan. Untuk selanjutnya, dipimpin Ustadz Saiman mereka menggelar doa bersama dan segera membubarkan diri. (rio)/Ana