"Jika Tidak Holding, BUMN Perkebunan Kalah dari Astra Agro"
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), terus melakukan upaya mempercepat penyelesaian proses holding
BUMN perkebunan. Salah satunya adalah mengagendakan program holding
perkebunan sebagai agenda yang dapat diteruskan pada pemerintahan yang
baru.Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan, jika pemerintah baru tidak dapat menyelesaikan holding BUMN perkebunan, maka laba BUMN perkebunan akan kalah terus dengan laba yang dicetak perusahaan swasta.
"Net profit margin atau kemampuan membuat laba perusahaan-perusahaan perkebunan kita (BUMN) hanya 3,4 persen. Jauh dibanding Astra Agro bisa 14 persen, meskipun ada juga yang lebih jelek dari BUMN 2,5 persen yakni perusahaan swasta besar," kata Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (30/6/2014) malam.
Dahlan mengungkapkan, jika holding perkebunan dapat terealisasi, maka dalam kurun waktu lima tahun ke depan kemampuan mencetak laba BUMN perkebunan dapat menyamai torehan laba perusahaan swasta.
"Karena efisinesi akan bisa dilakukan dengan pengadaan-pengadaan pupuk, pengadaan apa saja sangat besar sekali. Kalau di holdingkan sangat efisien," tambahnya.
Tidak hanya laba, sambung Dahlan, mengenai utang yang ditanggung BUMN perkebunan pun dapat terbayarkan dengan mudah. Adapun, manfaat dari pembentukan holding ini juga mampu memberikan kemampuan yang lebih baik.
"Kemudian utang-utang yang bunga tinggi lebih baik dibayar oleh holding, sehingga kemampuan laba akan lebih tinggi. Dan kecepatan perleuasan penanaman bisa sangat signifikan," tutupnya. (wdi)
http://economy.okezone.com/read/2014/07/01/320/1006421/jika-tidak-holding-bumn-perkebunan-kalah-dari-astra-agro
Berita lain :
Dahlan: PP Holding Perkebunan & Perhutanan Rampung Akhir Juli
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku, dirinya memperkirakan pada akhir Juli 2014, PP tersebut sudah berjalan efektif. Pasalnya, persiapan holding ini sudah terencana sejak 2012 dan persiapan yang dibutuhkan sudah dilakukan seluruhnya.
"Pembentukan holding ini saya kira sama dengan perkebunan. Akhir Juli sudah bisa jalan. Saya kira efektif terbentuk di mana seskab tidak ada masalah dan semua mengatakan itu baik. Akan bentuk PP," kata Dahlan di Kementerian BUMN, Senin (30/6/2014) malam.
Persiapan yang telah dituntaskan, kata Dahlan, seperti tujuan dan manfaatan dari holding tersebut, hingga melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kemenkeu sendiri telah telah mengajukannya ke Presiden SBY. "Sehingga kelihatannya ini akan segera terwujud," tambahnya.
Mantan Dirut PLN ini juga mengatakan, dirinya telah meminta kepada Presiden SBY untuk menyampaikan kepada pemerintahan yang baru agar dapat menjalankan program holding perkebunan dan perhutanan BUMN.
"Bapak SBY akan menyambut presiden terpilih siapaun dengan sambutan terhormat dan bapak SBY akan membicarakan agenda-agenda yang masih akan dilakukan pemerintah sekarang dari pada menunggu tiga bulan lagi. Karena pembangunan harus terus berjalan tetapi akan dibicarakan dengan presiden yang terpilih," ujar dia.
Dengan adanya agenda-agenda khusus yang harus tetap dilaksanakan oleh pemerintah baru, maka realisasi holding BUMN perkebunan dan perhutanan akan segera terwujud.
"Saya kira tidak ada alasan siapapun presiden yang terpilih untuk tidak menyetujui holding karena tujunnya baik, rasional, dan untuk memajukan bangsa ini. Dari pada kehilangan waktu 3-4 bulan, atau bahkan lebih bisa satu tahun dan dilakukan seperti ini," tutupnya. (wdi)
No comments:
Post a Comment