HARGA KARET: Nilai Tertinggi Lelang KUD Di Sumsel Capai Rp8.825 Per Kilo

PALEMBANG - Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan mencatat nilai tertinggi harga karet melalui lelang antarkoperasi unit desa mencapai Rp8.825 per kilogram.

Nilai itu lebih tinggi dibandingkan dengan penawaran pedagang pengumpul lainnya di daerah tersebut.
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumatera Selatan Benyamin di Palembang, Sabtu (5/7/2014), mengatakan harga bahan olah karet (Bokar) giling tersebut dipantau melalui lelang antarkoperasi unit Desa Regan Agung Kabupaten Banyuasin.

Menurut dia, harga bokar tersebut khusus yang satu mingguan, sedangkan bokar giling dua mingguan dan satu bulan lebih tinggi.

Ia menjelaskan, dari hasil lelang antarkoperasi unit Desa Regan Agung tersebut penawaran bagi pedagang pengumpul Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) Lavender Rp8.355 per kilogram, melalui UPPB Usaha Bersama Rp8.200/kg, UPPB Harapan Kita Rp8.200, UPPB Bina Tani Rp7.600 per kg dan tertinggi penawaran pedagang pengumpul Usman Rp8.825 per kg serta di tingkat pabrik Rp8.500 hingga Rp9.000 per kg.

Para pedagang pengumpul dan bahkan petani yang ingin mengikuti lelang dan juga menitip jual melalui pasar lelang tersebut bisa melalui perantara Ketua Koperasi di masing-masing pasar lelang.
Pasar lelang di Sumsel ada beberapa di antaranya di Desa Regan Agung (Banyuasin) dan KUD Serasan Jaya (Kabupaten Muaraenim).

Sementara, harga karet kualitas ekspor kadar kering 90 persen yang dipantau melalui Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi akhir pekan lalu.

Sekretaris Gapkindo Sumsel H Awie Aman, secara terpisah di Palembang menjelaskan, harga bokar kualitas ekspor kadar kering 90% tercatat Rp18.858 per kg.

Sedangkan akhir pekan lalu harga bokar kualitas ekspor kadar kering 90% masih kisaran Rp19.307 per kg, atau terjadi penurunan dibandingkan dengan harga sekarang ini hanya Rp18.858 per kg.

Menurut dia, harga bokar kualitas ekspor di Sumsel disesuaikan dengan perkembangan pasaran di luar negeri, karena sebagian besar hasil komoditas tersebut diekspor ke sejumlah negara konsumen.

Source : Antara

Editor : Yoseph Pencawan