Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Tuesday, July 1, 2014

Keputusan petani untuk MENGGANTI tanaman kelapa sawit....

Harga Lebih Menggiurkan /(medanbisnis)
Keputusan petani untuk memusnahkan tanaman kelapa sawit dan kakao yang masih berproduksi tak lain untuk mengubah kehidupan yang lebih baik lagi dengan menanam jeruk manis. "Yah harus relalah berkorban demi sukses di masa depan.

Setelah tanaman jeruk sirna kami sempat menanami lahan bekas tanaman jeruk dengan kelapa sawit dan kakao. Tetapi empat tahun lalu tanaman ini kami musnahkan walau masih berproduksi," kata kata Mariono, petani jeruk di Sijambu.
Didampingi Ketua Karang Taruna Sijambu Bambang Sugiantoro (34) yang juga penyedia bibit jeruk manis asal Bangkinang sekaligus petani jeruk, Muliono mengatakan, kelapa sawit dalam satu hektare hanya bisa ditanami sebanyak 125-130 pohon. Dan, berproduksi setelah tanaman berusia 3,5,4 dan 5 tahun.

Meski perawatan cukup, rotase panen kelapa sawit dilakukan 2 kali dalam sebulan, dengan besar produksi normal 2,5-3 ton per bulan per hektare dengan harga jual tandan buah segar (TBS) di tingkat petani saat ini Rp 1.200 per kg.

Itu berarti, dalam sebulan petani sawit hanya bisa berpenghasilan antara Rp 2,5 juta-Rp 3,2 juta per hektare. Sementara jeruk manis dengan umur tanaman dua tahun setelah ditanam sudah bisa berproduksi.

"Jika perawatannya cukup, umur dua tahun sudah menunjukkan putik dan bunga buah. Moltus ini selama 6 bulan ke depan sudah menjadi buah jeruk yang matang dan siap panen," jelas Mariono.

Dengan jarak tanam jeruk antara 5x5 atau 5x6 meter per segi maka dalam sehektare bisa ditanami sebanyak 375 pohon jeruk manis. Sementara harga bibit mulai Rp 10.000-Rp 16.000 per pohon.

Menurut petani jeruk sukses ini, meski tanaman jeruk petani hanya seperempat hektare atau 7,5 rantai, bisa meningkatkan perekonomian petani.

"Dari satu pohon jeruk bisa menghasilkan buah 50-60 kg per satu kali panen, tergantung perawatan tanaman hingga mencapai produksi buah yang maksimal. Nah, dengan jumlah tanaman 375 pohon dalam satu hektare, produksi buah yang dicapai berkisar 18.000-18.750 kg per tahun atau 1.562 kg per bulan," jelasnya.

Jika harga jualnya untuk jeruk peras saat ini Rp 6.000 per kg, maka petani jeruk bisa berpenghasilan Rp 9.750.000 dengan asumsi 1.562 kg x Rp 6.000 = Rp 9.750.000.

"Jika harganya mencapai Rp 7.000 per kg seperti bulan lalu, penghasilan petani bisa lebih tinggi lagi," sebut Mariono.

Harga itu berbeda lagi dengan harga jual jeruk manis yang matang atau jeruk konsumsi yang harganya berkisar Rp 8.000 per kg. "Jadi penghasilan petani jeruk manis dibanding kelapa sawit sangat jauh berbeda. Kalau sawit hanya bisa menghasilkan sekitar Rp 3 juta per bulan dari lahan satu hektare maka petani jeruk manis paling minim Rp 9,5 juta per bulan dari lahan satu hektare," kata Bambang menambahi.

Terhadap budidaya tanaman jeruk, Bambang dan Mariono mengatakan, ada dua cara penanaman bibit jeruk yang dilakukan para petani jeruk di Pantai Buaya.

Pada kultur tanah lereng bukit dan dataran tinggi, tanah ini cukup digemburkan ukuran 1x1 meter per segi atau berbentuk melingkar berdiameter 1 meter. Dengan jarak tanam pada pusat busur penggemburan tanah 5x5 meter per segi. Jika tanah pada kultur lereng bukit maka harus dibuat tapak atau penggemburan bertangga.

Sedangkan pada kultur tanah dataran rendah yang kerap kelembabamnya tinggi atau rawan genangan air hujan dan banjir, untuk penanaman jeruk dilakukan penggulutan atau membuat penumpukan tanah berdiameter 1,5-2 meter dengan ketinggian melihat ketinggian tanah gundukan dengan genangan air yang mungkin terjadi.

Sebelum penanaman dilakukan, permukaan tapak yang akan ditanami bibit jeruk lebih dulu ditaburi dolomite untuk menyesuaian pH tanah yang dibutuhkan tanaman jeruk, meski jenis jeruk manis Bangkinang tahan terhadap cuaca kering dan panas.

Namun, jika cuaca panas yang berlangsung lama, sebaiknya dilakukan penyiraman air yang tidak berkadar garam dan payau. Dan, jika menginginkan tanaman cepat tumbuh dan berkembang, sebaiknya dilakukan penanaman pada musim penghujan.

"Pupuk kandang lebih diutamakan seperti kotoran sapi, kambing, dan ayam. Pupuk kompos diberi secukupnya tergantung tingkat kesuburan tanaman. Sedangkan pupuk kimia juga diberikan seperti KCl, TSP, NPK dan dan lainnya sesuai kebutuhan tanaman. Pupuk ini sebagai perangsang pertumbuhan buah, batang dan akar serta daun dengan vitamin yang dibutuhkan daun," jelas Bambang.

Yang paling diperhatikan perkembangan batang pohon bagian bawah dan akar. Akar pohon yang muncul ke permukaan tanah lebih sensitif terserang virus, karena bisa terluka saat penyiangan rumput pengganggu. Akar ini lebih baik tertutup tanah, dan batang pohon pada bagian bawah hingga ketinggian 1-1,5 meter lebih dirawat dan bersih untuk menghindari jamur batang.

"Jika terjadi serangan jamur batang dan virus segera dilakukan pembersihan dengan kuas cat yang telah dicelup dengan bahan kimia supaya kulit batang tak membusuk," ungkap Mariono. ( misno)

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum